Berjalan jalan mengelilingi desa yang di perintah elvish adalah satu satunya hal yang sangat chenle inginkan.
Dengan cuaca yang tak terlalu cerah, ia meminta jisung untuk memperkenalkan elvish kepadanya, tak ada penolakan tentunya jisung dengan senang hati menemani chenle berkeliling
Mereka memasuki pasar elvish yang masi ramai karena waktu masi bisa terbilang pagi.
Chenle menatap kesana dan kemari, banyak sekali hal yang di perjual belikan disini baik itu makanan, pakaian, ataupun benda benda kerajinan yang mereka ukir dengan simbol elvish di dalamnya"Kau senang?" Tanya jisung, chenle mengangguk dengan semangat sembari menerima segelas air berasa yang baru saja mereka beli
Jisung tersenyum tipis disaat senyum merekah itu masi saja terhias di wajah chenle " Pangeran mana yang beruntung memilikimu?" Gumam jisung disaat ia mengingat bahwa beberapa hari lagi adalah hari pernikahan sosok yang ia cintai ini
Chenle melunturkan senyuman itu, dan meletakkan kembali gelas itu sembari melihat kearah jisung "ada apa?" Tanyanya khawatir, bahkan ia melupakan hari itu jika saja jisung tak mengucapkannya
"Huh?tidak ada, ingin ku belikan sesuatu?" Tanya jisung, chenle menggeleng Ia sudah tidak bersemangat
Jisung menghela nafas, mau bagaimana lagi, toh ini sudah terhitung jari menuju hari -H
"Ingin pulang?" Tanya jisung kembali, lagi lagi chenle menggeleng
Jisung terkekeh pelan, ia merangkul chenle dan membawanya pada toko makanan manis terdekat "ambil ini" jisung menyodorkan puding yang ditusuk tusuk oleh lidi kepada chenle
Dengan terpaksa chenle menerimanya namun enggan untuk dimakan
"Makan dulu" kali ini jisung menggerakkan tangan chenle untuk menyuapkan puding tersebut ke mulutnyaDirasa puding tersebut sudah masuk ke mulut chenle, jisung berbalik dan membayarnya "Kau tau?itu keputusan yang tepat, jadi jangan berkecil hati tentang bagaimana perasaanku"
Chenle mengikuti langkah jisung dengan mulut yang masi mengunyah "Aku tau, hanya saja aku tak yakin bisa menempatkan hati dengan baik setelah hari pernikahan " jawabnnya
Jisung terkekeh, ia mengusak rambut chenle " Aku akan sering berkunjung sebelum harinya tiba, pulang lah. Raja royaley pasti menunggu"
.
.
.Haechan menatap mark yang masi terbaring dikasurnya
Ia menghela nafas mengingat bagaimana masalah besar yang mereka perbuat kini sudah berangsur membaik namun hubungannya dengan mark belum bisa membaik.
Haechan mendekati diri kepada mark, ia mengusap pipi yang semakin tirus itu dengan lembut, sembari tersenyum tipis "cepatlah pulih mark"
Jujur saja haechan bingung bukan kepalang, ia tak bisa mengharapkan cinta mark kembali, dan ia tak bisa menerima cinta itu lagi.
Ia akan segera menikah, dengan sosok dari elvish namun bukan mark tentunya.
Mungkin memperbaiki keadaan sudah ia lakukan, namun memperbaiki hatinya haechan masi bingung harus mulai dari mana.Ia slalu berharap, pernikahan itu tak pernah ada, dan mark tak menjadi seperti ini.
Ia hanya ingin mengabdi pada royaley sebagai rasa permintaan maafnya, namun sepertinya menikahi putra mahkota elvish adalah jalan satu satunya sebagai penebus rasa bersalah
Haechan Mengusap wajahnya dengan kasar, ia tersenyum miris melihat dirinya yang begitu kebingungan atas kekacauan yang di sebabkan oleh dirinya sendiri
Ia tatap kembali mark yang masi betah sekali menutup matanya, ada rasa kesal serta kerinduan yang tertahan namun tak bisa tersampaikan
Akhirnya haechan memilih bangkit, kembali pulang dan mendinginkan pikiran adalah satu satunya jalan terbaik saat ini
Ia akan kembali malam nanti, ataupun esok hari, semoga pada saat itu mark sudah sedikit pulih.
Ada beberapa hal yang harus ia bicarkan
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕽𝖔𝖞𝖆𝖑 𝕹𝖎𝖌𝖍𝖙𝖒𝖆𝖗𝖊
Hororini kisah tentang 2 kerajaan yang saling bermusuhan. tak pernah ada kedamaian,ataupun keminatan untuk berbaikan. raja dri 2 kerajaan saling membenci.ntah apa permasalahannya hingga terjadilah sebuah peperangan yang hasil akhirnya adalah seri. namun...