Bab 27

14 2 5
                                    

"Apa maksudmu, Kai?"

"Aku mohon, Granny. Untuk kali ini biarkan aku memilih pilihanku sendiri."

Cassandra membanting dua benda ditangannya hingga suara denting itu terdengar nyaring. Iris hijau itu memberi pandangan tajam ke arah Kai. Ia tak terima melihat cucunya ini melawan sekarang. Tangan keriput Cassandra mengepal hingga urat-uratnya tercetak jelas.

Kai memberikan pandangan memohon kepada Cassandra. Berharap wanita tua luluh dan mengerti bagaimana perasaannya. Kai sudah terlanjur jatuh hati kepada Kia dan ia yakin akan hal itu.

Ia menyesal tak langsung mengatakan perasaannya kepada Kia. Resah akan kembali kehilangan menggelayuti hati Kai. Ia yakin jika sekarang dirinya benar-benar mencintai wanita itu. Hatinya kini penuh oleh sosok wanita berhati lembut seperti Kia.

Kai menanti jawaban dari neneknya ini. Pandangannya tak beralih sedikitpun dari wanita tua itu.

"Kau benar-benar berani mendebat Granny sekarang?" Kai mengembuskan napas pelan mendengar respon dari Cassandra.

"Aku menuruti semua perintah Granny sejak dulu. Aku bahkan kehilangan orang yang kucintai karena mengikuti rencana Granny. Sekarang biarkan aku memilih," ucap Kai dengan nada sendu. Pandangannya berubah sendu karena tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan.

"Kau menyalahkan Granny? Itu karena kau jatuh cinta kepada wanita itu. Jika saja kau tidak menggunakan perasaan dalam rencana itu, pasti tidak akan ada masalah tentang percintaan yang membuatmu hancur seperti kemarin," ucap Cassandra berapi-api. Mimiknya menunjukkan ketidaksukaan akan ucapan cucunya ini. Bisa-bisanya Kai melemparkan kesalahan kepadanya.

Kai sadar tidak bisa mendebat saat ini. Cassandra terlalu larut dalam emosinya hingga tak lagi menggunakan hati untuk berucap. Namun, masalah ini harus selesai dengan cepat. Ia tak ingin membuat hati Kia terombang-ambing karena dirinya yang terus terpaku dengan segala keputusan neneknya.

"Andaikan Granny mengenal Seza dulu, aku yakin Granny juga akan jatuh hati pada wanita itu. Semua yang ada pada diri Seza dapat membuat siapa pun mencintainya. Bagaimana aku tidak jatuh cinta pada dirinya yang bahkan tidak memaki atau memukul saat tahu aku berbohong, aku menipu, bahkan aku merenggut segalanya dari wanita itu." Ucapan Kai yang panjang lebar sedikit membuat Cassandra tertegun. Rasa bersalah kepada wanita itu perlahan merayap di hatinya. Ia akui memang ia membuat kesalahan tetapi berbeda dengan kasus Kia.

Cassandra tidak memiliki urusan dengan wanita itu. Ia hanya tak suka dengan perawat itu. Orang asing yang berhasil membuat cucunya berubah seperti ini. Kai bahkan tidak lagi mendengarkannya.

"Aku mohon, Granny. Aku tidak bisa menikah dengan Olivia. Dia itu seperti adikku sendiri," mohon Kai. Kali ini ia bangkit dari posisinya, berlutut di depan Cassandra dan meraih jemari tua itu.

"Tidak. Kau tetap harus menuruti ucapan Granny," putus Cassandra. Kai hanya bisa tertunduk membuang pandangan. Kai bangkit dengan pelan menatap Cassandra yang terduduk angkuh di hadapan.

"Jika begitu Granny akan kehilanganku," ucap Kai yang sontak membuat Cassandra menoleh.

"Kau mengancam sekarang?"

"Tidak, aku bersungguh-sungguh. Aku tidak bisa mengikuti keputusan Granny sekarang. Aku tidak akan merelakan cintaku lagi."

***
Kai memasuki ruang rawat Olivia. Pria itu langsung menuju ranjang di mana Olivia sedang terlelap saat ini. Kai terduduk di kursi samping ranjang mengamati gadis yang kini berada di alam mimpi. Kedua orang tua Olivia tidak terlihat batang hidungnya. Mungkin saja mereka sedang pulang atau keluar makan malam.

Gadis cantik yang mampu menarik siapa pun yang dia inginkan ini mengapa Olivia justru memilihnya yang sudah menganggap gadis itu seperti adik sendiri? Olivia bisa mendapatkan pria yang lebih baik darinya.

My Auntumn (End)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang