Bab 9. A & E

3.1K 315 65
                                    

——————————
***A Y A N N A & E T H A N***
——————

Ayanna menghentikan langkah kakinya ketika ia sudah berada di basement. Berbalik menatap Ethan yang berdiri kurang lebih lima meter darinya.

"Lo serius mau ambil tugasnya?"

"Nggak." Ethan memasukkan kedua tangan ke saku celana. "Nggak gratis. Lo harus bayar gue."

Ayanna sudah menduga. Tidak mungkin pria itu bersikap baik tanpa ada yang diinginkan. Ethan pasti menggunakan kesempatan sebaik mungkin untuk mengambil keuntungan. Menghembuskan napasnya Ayanna bertanya. "Lo mau gue bayar apa?"

"Akan gue pikirkan. Sekarang lo punya hutang sama gue." Ethan tersenyum kecil menunjuk Ayanna lalu berbalik pergi mengangkat tangan menggoyangkan ke kanan-kiri.

Tentu saja semua tidak gratis.

Ethan menghentikan langkah kakinya. Berbalik melihat mobil Ayanna melaju meninggalkan tempat. Ethan menarik napas lalu menghembuskannya dengan satu kali hentakkan. Setelah mobil tersebut tidak ada lagi dalam pandangannya, Ethan kembali ke apartemen miliknya.

Berganti baju dengan gerakan cepat lalu mengambil kunci mobil yang tergeletak di meja. Ethan berjalan cepat menuju basement, mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi karena jalanan mulai renggang.

Hanya butuh waktu lima belas menit Ethan tiba di lokasi. Menghidupkan rokok memasuki club malam. Beberapa orang menyapanya ketika Ethan lewat. Lampu sorot, suara kencang, tarian seksi para perempuan menyambut. Ethan menuju tempat biasa, sudah ada Davin di sana.

"Kenapa lagi? Muka lo nggak pernah bagus beberapa bulan ini." Davin meletakkan dua botol minuman, menghempaskan pantatnya di sofa.

Ethan menyandarkan punggungnya, mengangkat kedua kaki ke atas meja.

"Berantem lagi?"

"Em." Ethan mengeluarkan kepulan asap dari mulutnya. "Kartu kredit gue di sita, Greta pakai sampai batas limit."

"Anjing." Kata Davin datar. "Terus, miskin lo?" Kekeh Davin, mengedipkan matanya pada perempuan yang melewati keduanya. "Rencana lo gimana? Jadi lo sewa tuh cewek?"

"Em." Ethan menghisap rokoknya. "Nggak berjalan lancar." Ethan menceritakan kronologi kejadian.

Davin menekan ujung rokok ke meja usai mendengar cerita Ethan. "Apa yang buat lo nggak bisa lepas dari Greta? Cewek yang kejar lo banyak, njing. Lo tinggal duduk terus tunjuk."

"Apa, ya," Ethan saja bingung. "Karena dia tahu apa yang gue mau. Dia bisa buat gue nyaman."

"Tai." Kata Davin jijik mendengarnya.

"Dia cantik."

Davin meneguk satu gelas kecil minuman beralkohol. "Tapi lo nggak mau nikahin dia?"

"Nggak sekarang. Gue masih mau seperti ini."

"Terus masalahnya?"

"Berat. Lo tau keluarga gue gimana."

"Lo yang harus berusaha meyakinkan keluarga lo. Kalau lo cinta sama dia apapun lo lakukan. Kalau sekarang gue lihat lo itu hanget-hanget tai ayam. Ngerti?"

Ethan tidak menanggapi. Ia berdiri menghampiri seorang perempuan yang sejak tadi memberi kode agar dirinya mendekat. Melihat itu Davin menggeleng pelan.

Show time.

Di tempat ini semua orang mencari uang, hiburan, dan kepuasan. Tidak semua perempuan bisa menarik perhatian Ethan. Tapi, Jika Ethan sudah berdiri dari kursi singgahsananya, artinya perempuan itu punya daya pikat sendiri dengan standar tinggi yang Ethan miliki.

Queen Bubblegum Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang