Bab 37. A & E

5.1K 360 79
                                    

Takdir Tuhan

———————————
***A Y A N N A & E T H A N***
—————

E N J O Y
*********************

Ethan mengetuk ujung jarinya ke meja dengan tubuh bersandar ke kursi kerja. Meski tubuhnya menghadap dinding, telinganya masih bisa mendengar dengan jelas perdebatan yang terjadi. Kedua matanya terpejam, membiarkan orang yang berada di dalam layar tersebut saling menjawab satu sama lain.

Saat ini Ethan sedang berada di ruang rapat seorang diri. Meja panjang dan kursi kosong di gantikan dengan orang-orang yang ada di layar monitor dari berbagai belahan dunia. Sudah dua jam berlalu namun tidak ada jalan keluar, Ethan sendiri sudah memikirkannya selama satu bulan lebih.

Perusahaan minyak milik keluarganya nyaris di tutup di karenakan segelintir orang yang melanggar peraturan negara. Membuang limbah ke laut yang merugikan banyak pihak. Desakan dari para pejabat dan keputusan yang harus Ethan ambil tidak bisa asal karena jika salah sedikit saja bisa mengakibatkan goncangan ekonomi dunia. Banyak investor yang menarik saham dan kecewa.

Ethan yang tidak tahu apa-apa diharuskan bertanggung jawab. Orang tuanya yang menangani perusahaan ini lebih mementingkan keluarga masing-masing melarikan diri. Begitulah mereka. Di saat perusahaan jaya, mereka akan datang dengan jabatan tinggi. Namun ketika masalah di depan mata, melarikan diri adalah jalan utama.

Sekali pukulan di meja membuat semua orang terdiam. Ethan membuka mata lalu memutar kursi ke depan. Ethan menemukan jalan keluarnya, ia mengutarakan apa yang ada di pikirannya yang di dengarkan oleh semua orang. Rapat itu terjadi sekitar empat jam dengan keputusan final.

Ethan memeriksa kembali tumpukkan berkas di meja yang menemaninya satu bulan ini.

"Pak," panggil Chelsea mendekat. Menggeser sedikit kamera agar orang tidak melihat. "Pak," Panggilanya sekali lagi karena Ethan masih fokus membuka lembaran kertas dan mencatatnya.

"Apa. Lo sudah selesaikan apa yang gue minta?" tanya Ethan tanpa menatap Chelsea.

Chelsea meletakkan tumpukkan berkas ke meja. "Ada yang ingin saya katakan."

"Katakan jika itu urusan pekerjaan. Gue lagi rapat."

Chelsea bingung harus bagaimana. Bertahun-tahun bekerja bersama Ethan, Chelsea paham jika bos nya itu tidak ingin ada pembicaraan luar terlebih itu sedang rapat. Chelsea mundur satu langkah. Ia berpikir lagi, namun jika ia tidak bicara sekarang. Chelsea yakin bosnya akan menghancurkan semuanya.

Chelsea mengeluarkan handphone, mengetik sesuatu lalu ia dengan rasa takut mengambil satu langkah ke depan. Mungkin ia lancang, tapi ini sangat penting. Chelsea meletakkan handphonenya di atas tumpukkan kertas yang sedang Ethan baca.

Ethan menghentikan pergerakkan tangannya. Ia menatap satu berita yang membuat napasnya berat seketika. Tubuhnya membeku.

Chelsea mematikan mikrofon agar tidak terdengar dalam rapat. "Artikelnya keluar sekitar tiga puluh menit yang lalu. Ini harus cepat di tangani karena akan memperburuk keadaan. Para dewan direksi baru saja mengetahuinya, mereka ingin klarifikasi secepatnya. Jika tidak, Madison akan benar-benar kacau."

Kericuhan terjadi di ruang rapat dikarenakan beritanya sudah sampai ke telinga mereka.

"Anjing." kata Ethan pelan meninggalkan ruang rapat. Ia kecewa karena artikel ini membuat rapatnya sia-sia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Queen Bubblegum Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang