Bab 11. A & E

2.9K 311 42
                                    

Keras kepalaku sama denganmu
Caraku marah, caraku tersenyum
Seperti detak jantung yang bertaut
Nyawaku nyala karena denganmu

——————————
***A Y A N N A & E T H A N***
——————

Setelah kepergian semua orang suasana kamar mendadak sunyi. Ayanna diam membisu begitupun Ethan yang duduk di sampingnya. Ayanna mengatur kontrol dalam dirinya sejenak lalu ia berdiri bersamaan dengan Ethan. keduanya menoleh bersamaan. Terdiam beberapa detik kemudian Ethan melepas jaketnya.

Ayanna menatap uluran tangan Ethan, tanpa berfikir lama Ayanna menerimanya. Menggunakan jaket Ethan di tubuhnya. Aroma parfum pria itu menyelimuti Ayanna. Baru saja Ayanna ingin berbicara, suara bel kamar berbunyi.

Ethan berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang.

"Babe!" Greta menjatuhkan dirinya ke pelukkan Ethan.

Ethan segera menutup pintu karena takut jika ada yang melihat.

"Jadi gimana? Aman?" Greta melepaskan pelukkan.

Ethan mengangguk, menarik tangan Greta menghampiri Ayanna.

"Hai," Greta mengulurkan tangan terlebih dahulu pada Ayanna, senyum manis di bibirnya dengan sikap terbuka membuat Ayanna ikut membalas jabatan tangan tersebut. "Greta, pacarnya Ethan. Terima kasih banyak atas bantuan lo," Kata Greta tulus.

Ayanna mengangguk tersenyum. Ethan memang jenius dalam memilih perempuan dari segi fisik. Perempuan cantik yang membuat pria itu gila sampai rela melakukan apapun.

"Kalau nggak ada lo, gue sama Ethan mungkin akan ketahuan."

Ayanna hanya membalas dengan senyuman. "Silahkan duduk, sory mengacaukan kencan kalian berdua," itu hanya basa-basi. Ayanna harus bersikap baik pada klien. Mungkin jika kliennya bukan Ethan, Ayanna bisa bersikap lebih baik.

"Masalah tidak bisa di prediksi datangnya kapan," Greta menoleh pada Ethan yang mengelus kepalanya dengan tatapan penuh kasih. "Aku bisa minta tolong, tas aku ketinggalan di kamar. Kayaknya kita istirahat dulu malam ini. Suasananya nggak enak,"

"Oke," Ethan berdiri meninggalkan keduanya.

Suasana tampak canggung. Namun sepertinya hanya Greta yang merasakan sementara Ayanna terlihat lebih tenang dan menguasai dirinya.

"Gue nggak tau kalau kalian sudah sampai sedekat itu." Ujar Greta tersenyum menatap jaket yang Ayanna pakai. "Karena Ethan paling tidak suka barangnya di sentuh apalagi di gunakan oleh orang yang tidak dekat."

"Baju gue basah," kata Ayanna membuka sedikit jaket agar Greta melihatnya.

"Ohh," Greta mengangguk. "Apa lo sudah lama menjalankan bisnis ini?"

"Gue nggak membagikan informasi pribadi kepada siapapun." Ayanna menolak dengan sopan. "Kita cukup kenal sebagai rekan kerja,"

"Setuju." Greta mengangguk tersenyum. "Apapun yang Ethan lakukan, jangan bawa perasaan. Meski banyak perempuan cantik di luar sana, dia akan kembali sama gue." Senyum Greta menghilang. Wajah manisnya hilang dalam sekejap.

Ayanna tetap tenang menatap Greta. Kecurigaan Ayanna benar, melihat perempuan itu cukup aneh. Ternyata sikapnya menjengkelkan seperti ini.

"Setelah kontrak kalian selesai, gue akan minta Ethan untuk menemui keluarganya. Kami akan menikah."

"Ide yang bagus," Ayanna tersenyum. "Bisa lo bujuk dia buat percepat kontraknya? Buang-buang waktu gue,"

"Lo sudah di bayar. Selesaikan tugas lo. Jangan pernah mengharapkan apapun apalagi menggodanya."

Queen Bubblegum Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang