Bab 17. A & E

2.7K 309 31
                                    

———————————***A Y A N N A & E T H A N***—————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———————————
***A Y A N N A & E T H A N***
—————

E N J O Y
*********************

Setelah setengah jam kepergian Ayanna dari restoran. Ethan memutuskan untuk pulang ke apartemen. Mengendarai mobilnya di jalanan yang mulai renggang. Sepertinya Jeremy sudah mengetahui kenapa Ethan menghubunginya, maka dari itu sepupunya tidak menjawab ataupun membalas pesan darinya. Ethan tidak tahu jika Jeremy berada di Indonesia.

Tiba di apartemen, melempar kunci mobilnya ke meja. Melepas jaket kemudian menghempaskan tubuhnya ke sofa menghadap jendela. Ethan menghubungi Oma. Ethan harus melakukan aksinya sehingga ia bisa bebas.

"Oma masih di Indonesia?" tanya Ethan tanpa sapaan.

"Iya."

"Ada yang ingin aku bicarakan. Ini penting. Besok pagi aku akan menemui Oma di rumah."

Ethan yakin ini keputusan yang tepat. Ia dan Ayanna akan menjadi partner yang saling menguntungkan. Membuka dua kancing kemejanya. Ethan memejamkan mata.

Sang malam berubah menjadi sinar matahari pagi membuat Ethan yang masih tertidur pulas akhirnya mengulet kecil memasukkan kepalanya ke bantal. Handphone miliknya terus berbunyi. Ethan mengangkat panggilan tanpa melihat siapa yang menelpon.

"Em."

"Gue di depan."

"Siapa?" tanya Ethan dengan suara berat yang serak khas bangun tidur. Ethan merubah posisinya duduk membelakangi jendela.

"Calon istri lo."

Ethan menjauhkan ponselnya untuk melihat siapa yang menelpon. Kemudian mendekatkan ponselnya kembali ke telinga. "On time lo."

"Gue profesional."

Masih dalam keadaan linglung Ethan berdiri membukakan pintu. "Senang kerjasama sama lo." Melihat Ayanna berdiri di hadapannya dengan penampilan rapih. Ethan mematikan sambungan telpon. "Gue mandi dulu. Masih jam delapan, kita nggak akan sarapan pagi disana. Yang ada lo bisa mulas seharian."

Ayanna masuk membiarkan pintu apartemen tertutup otomatis. Membuka sepatunya lalu mengganti dengan sandal rumah.

"Sudah sarapan?" tanya Ethan dari dapur, membasahi tenggorokannya dengan segelas air putih. Rambutnya berantakan tidak membuat kadar ketampanannya berkurang.

"Em." Ayanna mengangguk, duduk di kursi bar menghadap Ethan. Keduanya saling berhadapan dan terpisah oleh meja bar. "Gue tunggu sepuluh menit."

Ethan mengangkat bahunya mengisyaratkan tidak masalah dengan waktu yang diberikan oleh Ayanna. Bergegas masuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya.

Ethan memilih menggunakan pakaian formal. Jas hitam membungkus tubuh kekarnya. Memeriksa penampilannya hingga tidak satupun yang terlewat. Ethan keluar dari kamar dengan penampilan yang sudah rapih, membuat Ayanna terdiam beberapa detik.

Queen Bubblegum Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang