Bab 13. A & E

3K 312 26
                                    

Ada pertanyaan pasti ada jawaban.
Tidak ada masalah yang tidak bisa terpecahkan.

———————————
***A Y A N N A & E T H A N***
—————

E N J O Y
*********************

         Ayanna dan Ethan sedang duduk di salah satu kafe. Cuaca sedang turun hujan. Menatap gemercik air melalui jendela kaca yang tampak jelas. Untuk sesaat Ayanna memilih diam, entah ia nyaman dengan keadaannya atau nyaman dengan orang yang bersamanya.

Ethan juga ikut terdiam, menatap ke luar mengingat kejadian beberapa jam lalu. Ada kejanggalan membuat Ethan bingung. Ia marah karena tidak suka dengan perlakuan tersebut atau karena orang yang mendapat perlakuan?

Bola mata Ethan bergerak kini memfokuskan menatap Ayanna. Bagaimana mata cantik dengan bulu mata lentik itu terbuka dan tertutup dengan seirama. Hidung mancung dan bibir tipis memfokuskan semua pandangan pria padanya. Ethan akui pesona Ayanna terlalu kuat, tidak hanya cantik namun ada sesuatu dalam diri Ayanna yang memikat pria.

Ethan menggeleng pelan. Kenapa ia seperti ini? Ayolah, perempuan seperti Ayanna bisa ia temui dimana saja.

"Mobil lo gimana?"

Ayanna melirik Ethan sekilas. "Gue sudah minta orang buat bawa ke bengkel,"

Ethan menarik nafas lalu menghembuskannya pelan. Kembali menatap senja, ia baru sadar sudah duduk selama dua jam tanpa melakukan apapun. Padahal ia bukan tipe orang yang bisa duduk lama bersama seseorang.

Tidak ingin semakin larut, Ethan berdiri membuat Ayanna menoleh. "Gue mau balik."

"Duluan aja, gue bisa naik taxi." Ayanna mempersilahkan.

Tanpa banyak pertimbangan, Ethan berdiri. Sebelum melangkah ia kembali menatap Ayanna sebentar lalu pergi meninggalkan tempat. Menatap langkah kakinya seakan berat.

Tiba-tiba suara Oma terdengar di telinganya. Asal usul Ayanna yang berasal dari panti asuhan tiba-tiba terlintas. Bagaimana Ayanna bisa tumbuh seperti sekarang.

Tidak. Ethan tidak bisa seperti ini. Kenapa sekarang sangat mengganggunya?

Begitu sampai di mobil, Ethan menatap Ayanna sekali lagi. Ia menggeleng kemudian pergi dari sana. Selama perjalanan menuju apartemen, banyak hal yang Ethan pikirkan dan itu semua wujud Ayanna di otaknya.

"Ayanna." Gumam Ethan melaju cepat di jalan raya.

———————————
***A Y A N N A & E T H A N***
—————

Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Setiap orang mempunyai resiko tersebut, maka dari itu untuk mengatasinya ada banyak cara agar terhindar dan tubuh tetap sehat.

Di lain tempat namun dengan aktivitas yang sama. Ayanna dan Ethan sedang melakukan salah satu olahraga yang sangat bermanfaat untuk kesehatan jantung. Berenang merupakan salah satu kegiatan yang rutin untuk keduanya. Meski punya pandangan hidup yang berbeda, namun untuk kesehatan, Ayanna dan Ethan punya prinsip yang sama. Tubuh sehat maka semua bisa teratasi.

Ayanna mengisi rongga paru-parunya dengan oksigen setelah sampai di garis finish. Melepas kaca mata lalu membiarkan tubuhnya mengambang di atas air. Memejamkan kedua mata membiarkan matahari pagi menyinari kulit putihnya.

Setiap manusia mempunyai permasalahan masing-masing. Tergantung dari setiap individu yang mengatasi masalah dengan cara apa. Sejauh ini, setiap masalah yang Ayanna terima selalu menemukan jalan keluar. Karena prinsip Ayanna sejak dulu adalah, ada pertanyaan pasti ada jawaban. Tidak ada masalah yang tidak bisa terpecahkan.

Setelah merasa cukup, Ayanna mandi membersihkan tubuhnya. Ia tidak punya kolam renang pribadi, melainkan kolam renang umum namun tidak sembarang orang yang bisa masuk karena harus mendaftar terlebih dahulu.

Usai mandi, Ayanna bersiap untuk menemui klien. Setelah semuanya sempurna, Ayanna menghadang taxi menuju kafe dimana mereka berjanji untuk bertemu. Mobil Ayanna belum selesai, mungkin besok bisa di ambil di bengkel.

Rutinitas Ayanna dari hari ke hari. Mencari uang, kegiatan, pengetahuan, ilmu dan masa depan. Apapun akan ia lakukan selama tidak merugikan.

"Hai," Ayanna menyambut klien dengan ramah. Seperti itulah yang ia kerjakan.

Bertemu dengan berbagai jenis manusia dengan segala permasalahan. Mendengarkan kisah mereka yang membuat Ayanna menjadi iba. Banyak sekali permasalahan terjadi karena mereka ingin kebebasan dari tuntutan keluarga.

Ayanna senang bisa membantu sedikit meringankan beban mereka, namun terkadang mereka terbawa suasana membuat Ayanna tidak nyaman. Setelah kontrak berakhir sembilan dari sepuluh orang masih ingin berhubungan dengannya di luar kontrak. Ayanna anggap itu sebagai salah satu resiko dari pekerjaannya. Tapi ada saja yang melewati batas sampai pernah menguntitnya maupun memaksa Ayanna untuk menjadi kekasih. Maka dari itu Ayanna mempelajari bela diri. Itu semua untuk perlindungan dirinya dari pria di luar sana.

Usai bertemu klien, Ayanna memutuskan untuk berbelanja terlebih dahulu di supermarket terdekat. Mengambil troli lalu mengingat apa saja barang yang habis di rumah. Biasanya Ayanna belanja dua kali dalam sebulan dan selalu ia catat apa saja yang harus di beli di handphone.

Yang paling penting buah, Ayanna mengambil berbagai macam jenis buah. Lalu minuman, cemilan, makanan mentah yang bisa di olah nantinya. Ayanna tidak pandai memasak, tapi ia suka. Kalau libur ia memasak ataupun membuat kue.

Setelah semuanya terkumpul, waktunya membayar di kasir. Karena Ayanna tidak membawa mobil, ia memanggil taxi lalu meminta tolong pada satpam untuk membawa beberapa barang belanjaan ke bagasi mobil taxi.

"Terima kasih, pak." ujar Ayanna kepada satpam yang telah membantunya. Ayanna berjalan masuk ke mobil. Baru saja ia membuka pintu taxi, tiba-tiba sebuah mobil dari depan menghantam mobil taxi tersebut membuat tubuh Ayanna terpental dan terguling di aspal.

Di sisi lain, berbeda dengan Ayanna. Ethan baru saja keluar dari kolam pribadi miliknya. Melilitkan handuk di pinggang lalu masuk ke dalam mengambil minuman kaleng di kulkas.

Melihat handphone miliknya, sekarang hari Jumat. Ethan menelpon kekasihnya untuk membicarakan kencan mereka besok malam.

Semalam Ethan sudah berpikir dengan kepala terbuka. Ia memutuskan akan mengakhiri kontraknya. Rasanya percuma jika ia lanjutkan. Biarkan Ethan hancur sendiri tanpa menyeret orang lain. Lagi pula Ethan yang tidak bisa melepaskan Greta. Jadi rasanya buang-buang uang, waktu dan tenaga.

Ethan akan membicarakan ini bersama Ayanna besok. Perempuan itu pasti senang.

Setelah menghubungi kekasihnya, Ethan menghubungi Ayanna untuk pertemuan terakhir keduanya.

"Hallo," kata Ethan namun tidak ada jawaban. Ethan melihat layar ponselnya. Panggilanya tersambung tapi kenapa berisik sekali?

Ethan kembali mendekatkan ponselnya ke telinga. Kemudian ia matikan lalu ia coba telpon kembali.

"Hallo! Hallo! Maaf yang punya handphone ini kecelakaan."

Suara ibu-ibu yang panik dan berteriak. Berisik sekali. Ethan tidak bisa mendengar dengan jelas.

"Hallo? Gimana?" Ethan menekan handphone ke telinga siapa tahu suaranya bisa terdengar jelas meski rasanya percuma. "Siapa?"

"Mas! Mbak nya kecelakaan!"

Ethan terdiam selama beberapa detik.

"Hallo mas! Mas!?.... Ga ada suara lagi," ujar ibu di dalam telpon berbicara pada temannya dan sambungan terputus.

____________________
T O B E C O N T I N U E
—————

Queen Bubblegum Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang