1

536 47 0
                                    

Memasuki semester ketiga sudah Audrey di kampus ini. Rasanya baru kemarin ia mengenakan seragam putih-abu miliknya, sekarang ia sudah mengenakan almamater biru dongker di lapisan pakaian terluarnya. Dengan kaus putih polos dan celana jeans ia berjalan menuju auditorium kampus untuk melaksanakan seminar yang diadakan BEM kampusnya saat itu.

"mana e-ticket nya?" tanya seorang perempuan yang di almamter BEM-nya tertulis nama Raisa, pasti itu namanya.

"ini kak." jawab Audrey dengan menunjukan e-ticket yang ia miliki di ponsel, lalu Raisa langsung meng-scan dan membiarkan Audrey masuk.

Audrey mencari teman-temannya yang sudah masuk lebih dahulu, namun pengelihatannya mendadak buruk karna begitu ramai hingga ia harus mengerutkan dahinya untuk mencari teman-temannya.

"woi." sapa seseorang dibelakang Audrey. Ternyata Julio, teman SMA-nya.

"hah? lo BEM?!" ucap Audrey terkejut melihat Julio mengenakan almamater BEM.

"sumpah ini seorang Julio jadi anak BEM?!" tanya Audrey sambil memegang kedua bahu Julio untuk memastikan.

Julio menarik nafas pasrah karna ia sudah menebak bahwa ekspresi Audrey akan seperti ini.

"emang kenapa kalo gue BEM deh?!" tanya Julio tak terima melihat respon Audrey yang terlihat tak percaya bahwa Julio anggota BEM.

"ya gapapa sih, tapi lo kan mager-an." jawab Audrey.

"gue mager, tapi level mager lo masih jauh diatas gue." ledek Julio. "udah kuliah jangan kupu-kupu (kuliah-pulang, kuliah-pulang) lah lo." sambung Julio.

"ya ntar gue abis kuliah balik juga pacaran dulu kali." jawab Audrey bangga.

"pfftt." Julio menahan tawanya, membuat Audrey sedikit kesal, "cowo kpop mana lagi yang lo halu-in?" sindir Julio yang sudah sangat hafal dengan Audrey.

Audrey yang tak terima langsung memukul bahu Julio pelan, "liat aja, semester ini gue punya cowo pokonya." ucap Audrey sambil pergi meninggalkan Julio yang masih meledekinya.

"cowo beneran, jangan cowo kpop." teriak Julio meledek Audrey, yang hanya dibalas tatapan tajam oleh Audrey.

✨✨✨

Akhirnya Audrey melihat teman-temannya, ada perempuan yang selalu menjadi pusat perhatian fakultas ekonomi atau bahkan satu kampus, Rania. Tubuh tinggi, kulit putih rambut hitam legam yang ia miliki terlihat sempurna, bahkan Rania juga merupakan salah satu model dengan ikatan kontrak disalah satu entertaiment. Teman Audrey yang kedua, Erika. Audrey mengenal Erika saat berada di jelas yang sama, yaitu akuntasi pada semester 1. Erika cenderung pendiam tak banyak bicara berbeda dengan Adhisti, teman Audrey sejak SMA. Sama seperti Julio, Adhisti dan Audrey sudah sangat dekat bahkan orang tua Adhisti sudah sangat percaya oleh Audrey, begitupun sebaliknya.

"lama juga lo." sapa Adhisti saat menyadari Audrey yang baru datang.

"ya sorry deh." jawab Audrey.

Karna banyak yangmengikuti seminar, maka auditorium terasa panas. Audrey mengikat rambutnya menjadi satu yang terlihat seperti ekor kuda. Erika yang melihat Audrey sedang kepansan memberikan lipatan kertas yang daritadi gunakan untuk menyejukan dirinya.

"ah baik banget deh lo." ucap Audrey kepada Erika yang memberikan lipatan kertas kepasa Audrey. Erika yang tak banyak bicara hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan temannya itu.

"ini masih lama ya?" tanya Rania.

"ini aja belum mulai Ran." jawab Adhisti

"gue ada pemotretan 1jam lagi." ucap Rania yang memepihatkan jam-nya.

"mau cabut?" tanya Adhisti yang dibalas anggukan oleh Rania. Adhisti memberi tatapan kearah Audrey seakan memberi isyarat, yang ditatapnya pun merasa.

"gue?" tanya Audrey, "gue baru duduk loh. Kalian duluan aja gue sama Erika disini." sambung Audrey.

"yakin lo?" ledek Rania.

"gue nunggu nasi kotaknya dulu baru balik." ucap Audrey dengan tatapan tak berdosa.

"dasar lo." ketus Adhisti.

"yaudah kita duluan." pamit Rania yang disusul oleh Adhisti dibelakangnya.

Sekarang hanya Audrey dan Erika dengan dua kursi kosong disamping mereka. Tak lama ada dua laki-laki yang menempati tempat yang tadi Rania dan Adhisti tempati.

Setengah acara sudah di lewati, seminar kali ini membeicarakan tentang Digital Marketing yang marak di era digital saat ini. Pembicaranya merupakan Influencer ternama dan tentunya yang paham dengan Digital Marketing. Erika mencatat beberapa point penting tapi tidak dengan Audrey, Audrey terlihat celingak celinguk mencari panitia yang tak kunjung datang untuk memberikan camilan.

kruuukk...

Suara nyaring terdengar dari perut Audrey yang membuat beberapa yang berada disekitarnya menoleh kearahnya.

"maaf, maaf asam lambung." celetuk Audrey kepada orang-orang yang melihat kearahnya.

"nih." ucap seseorang dengan memberikan sebotol air mineral dan selembar roti dari dalam tempat makan.

"eh? gapapa ini?" tanya Audrey.

"gapapa, ambil aja anggep memberi kepada yang membutuhkan." cetus orang itu.

Audrey yang kesal dengan ucapan orang itu hanya mengerutkan dahi-nya marah namun tetap melahap roti yang diberikan tadi.

"Aidan! sinii!" panggil seseorang yang merupakan anggota BEM kepada lelaki yang memberikan Audrey roti tadi.

"oh anak BEM." ucap Audrey dalam benak.

Aidan, yang namanya dipanggil itu langsung bergegas dan kembali menjalankam tugas BEM-nya.

Audrey yang baru sadar bahwa Aidan pergi langsung tersentak karna kotak makan Aidan masih berada di tangannya. Audrey ingin memanggil lelaki itu namun acara masih berlanjut jadi Audrey memendamnya.

Seminar yang dilalukan selama dua jam lamanya sudah selesai, banyak mahasiswa yang langsung bertaburan keluar auditorium dan langsung melakukan kegiatan lainnya. Ada yang langsung menuju perpustakaan, menuju kelas untuk kelas selanjutnya atau bahkan hanya duduk dipinggiran bersama teman-temannya yang lain. Sedangkan Audrey hanya berdiri didepan pintu auditorium melihat kegiatan mereka.

"seru ya punya kegiatan gitu, hidupnya gak monoton kaya gue." ucap Audrey dalam hati.

"Au, gue mau ke cafe sebrang mau nugas. Mau ikut?" ajak Erika.

Sebenarnya Audrey ingin kembali ke apartemennya untuk melanjutkan drama korea yang sedang ia tonton, namun ntah mengapa kali ini ia mengikuti Erika untuk ke cafe sebrang kampus yang biasanya banyak mahasiswa datang untuk hangout atau mengerjakan tugas.

Cafe yang tak terlalu besar namun nyaman itu bertemakan warna earth tone yang membuat terlihat nyaman dan damai. Pantas banyak yang mengerjakam tugas di cafe ini, karna tempatnta juga nyaman.

Audrey memesan minuman kesukannya yaitu, matchalatte. Minuman berwana hijau dengan rasa manis pahit dan creamy menjadi favorit Audrey sejak lama.

"gue nugas dulu ya, Au." tutur Erika sambil membuka laptopnya sna di balas anggukan oleh Audrey.

Audrey dengan jiwa keingin tahuan yang tinggi itu pun memutuskan untuk berkeliling cafe tersebut yang terlihat banyak rak buku dan beberapa tempelan di dinding yang terlihat seperti mading yang sengaja disediakan oleh cafe tersebut.

Terlihat ada tulisan needs part time asap! di mading tersebut.

"apa gue coba ya?" celetuk Audrey dalam hati.

"biar kaya di drakor gitu, part time terus ketemu jodoh." sambungnya.

Tanpa pikir panjang, Audrey langsung mengirimkan CV lewat email tertera dan melamar sebagai part time di cafe tersebut.

to be continued

Thank you, Aidan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang