Selamat hari sabtuuu!
bisa tolong di vote ya guys🫶🏻
happy reading~Sepanjang lorong kampus, Audrey tak henti mengukirkan senyumnya mengingat kejadian semalam. Ciuman pertama Audrey adalah ciuman yang membuat hatinya berdegup kencang tiap mengingatnya.
Selain itu, Audrey juga senang karena telah kembali ke kampusnya. Siapa sangka Audrey akan merindukan kampusnya yang hanya berisi-kan pelajaran serta tugas yang menumpuk.
Ah membahas tentang tugas, Audrey merasa tak enak hati kepada tiga sahabatnya yang selalu membantu tugas-tigas Audrey. Di kampus seperti ini, absen tak berguna. Hanya tugas, tugas dan tugas yang di nilai oleh dosen. Maka dari itu, dosen tak menggubris bagaimana Audrey yang sedang absen namun tetap bisa mengerjakan tugas dengan baik.
Audrey duduk di ruang kelas yang sudah lama tak ia duduki. Audrey rindu hiruk piruk kelas ini. Bising bak pasar namun setelah dosen masuk semua berubah 180 derajat, kelas menajdi hening.
Kali ini, Audrey berada di kelas Manajemen Resiko yang mempelajari tentang risiko-risiko dan cara menanggulangi risiko tersebut. Ah Audrey berharap ada kelas untuk manajemen risiko kehidupan. Karena Audrey merasa selalu salah dalam hal menanggulangi masalah dalam hidupnya. Contohnya, dari masalah dengan Aidan yang sangat sepele menerutnya. Sejujurnya, Audrey masih senggan melihat Aidan karena ia malu. Malu karena telah memilih untuk memutuskan hubungannya bukan membicarakan dengan baik dan secara dewasa.
Audrey yang asik dengan lamunannya itu di sadarkan oleh seorang lelaki yang baru saja lewat di pikirannya, Aidan.
"bengong aja neng." tutur Aidan.
Audrey mengerutkan dahinya bingung. Apa yang Aidan lakukan disini? Mereka hanya sekelas dalam pelajaran research methode bukan kelas manajemen risiko ini.
"ngapain?" bisik Audrey karna takut sang dosen mendengar.
"nemenin kamu," jawab Aidan sambil menumpu dagunya menggunakan tangannya sambil memandang Audrey. "masih kangen." sambungnya.
Audrey langsung membuang muka tak ingin melihat senyum flirting yang Aidan perlihatkan. Jantumgnya dibuat Aidan berdegup kencang. Audrey dengan perasaan kupu-kupu yang berterbangan di perut ingin sekali teriak sekencang mungkin, namun Audrey manahannya.
Audrey yang merasa sedang diperhatikan langsung melihat kearah tersebut. Dilihtnya Aidan sedang terus memperhatikan Audrey dengan sesekali ia menhedipkan sebelah matanya. Tuhan, kuatkan hati Audrey.
Audrey yang mencoba fokus kembali pada pelajaran dengan berusaha keras agar ia tak melihat kearah Aidan. Sekali Audrey melihat kearah Aidan, fokusnya akan buyar.
"baik anak-anak." tutur dosen lelaki muda yang memiliki badan tinggi dengan kecamata menghiasi matanya.
Kata-kata tersebut seakan membuat beberapa mahasiswa menghembuskan nafas lega karena kelas akan berakhir.
"kita akhiri kelas hari ini, no more tugas. Saya cape meriksa-nya." ucap dosen tersebut yang lamgsung di balas sorakan bahagia dari seisi kelas.
Dosen seperti ini adalah dosen yang sangat disukai kebanyakan mahasiswa. Dosen yang sangat jarang memberikan tugas bahkan mempermudah penilaian membuat para mahasiswa menyukai pelajarannya.
Setelah dosen tersebut pergi, Audrey sedikit membaca catatannya kembali untuk sedikit mengulang saja.
Aidan langsung menutup catatan Audrey dengan tangannya, membuat Audrey langsung melihat ke wajah sang pemilik tangan.
"laper." ucap Aidan dengan suara seperti anak kecil. Mulutnya yang sedikit di majukan membutnya terlihat imut di mata Audrey.
"yaudah ayo kantin." balas Audrey dengan cepat untuk menutupi salah tingkahnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank you, Aidan.
FanfictionAudrey, perempuan dengam hidup yang tak begitu menarik, hanya menghabiskan waktu dengan menontom drama korea juga ditemani camilan. Audrey bertemu dengan seorang laki-laki yang hidupnya berkebalikan darinya, Aidan. Pertemuan mereka dimulai dari acar...