22

127 28 0
                                    

Tak terasa, Audrey sudah hampir sebulan di negri orang untuk menjalani pengobatan yang lebih maksimal. Andra akan memberikan apapun yang ia miliki agar Audrey bisa sembuh. Orang tua mana tang tak ingin memberikan hal yang terbaik untuk anaknya.

Selama sebulan itu pun Aidan yang selalu merengek kepada Adhisti bahkan Sheila untuk meminta informasi tentang Audrey. Aidan benar-benar menyesal telah membesarkam ego-nya, ia menyesal tak menahan Audrey saat itu.

Jika Aidan tau saat itu adalah saat terakhir ia bertemu Audrey, ia akan menahan Audrey untuk mengakhiri hubungan mereka. Penyesalan memang selalu datang terakhir.

Suasana kampus kali ini cukup gaduh, banyak mahasiswa yang sedang belajar bersama di kantin karna sudah mulai akhir semester.

"Au, kapan balik sih? Kangen tau!" keluh Adhisti sambil memegang ponselnya didepan wajahnya.

Aidan yang melihat itu meyakini diri bahwa Adhisti sedang melakukan video call bersama Audrey. Maka dari itu, Aidan langsung mengambil posisi disamping Adhisti untuk mencuri-curi melihat ponsel Adhisti.

Adhisti yang merasa Aidan sedang melihat ponselnya langsung memarahi Aidan, "ngapain si lo?!".

Aidan dengan wajah melas-nya memandnag Adhisti dengan tatapan sedih, "kangen temen lo." jawab Aidan.

"Au sayang cepet pulang!" teriak Aidan dengan langsung merebut ponsel Adhisti dan membawa pergi ponsel itu menjauh dari Adhisti.

"HEH!" protes Adhisti, "tangan lo cepet banget kaya maling!" sambung Adhisti.

Aidan tak peduli, sekarang ponsel Adhisti yang memperlihatkan wajah Audrey sudah di tangannya.

Aidan terkejut karena Audrey terlihat lebih kurus dari yang terakhir mereka bertemu, dengan rambut Audrey yang sedikit terlihat tipis.

"kamu kenapa? Kamu dimana? Aku samperim sekarang." ucap Aidan khawatir dengan keadaan Audrey.

"i'm totally fine." jawab Audrey.

Aidan rindu suara Audrey, selama ini Aidan selalu berusaha mengirimkan Audrey pesan dan telfon, namun Audrey tak pernah menjawabnnya.

Ponsel yang ditangan Aidan langsung direbut Julio. "Aidan deket gue nih, mau gue pukul gak?" tanya Julio.

Aidan mendnegar itu langsung menyerengit ngeri.

"cepet balik, UAS online atau offline?" tanya Julio.

"offline, ini lagi packing." jawab Audrey.

Aidan langsung merebut ponsel tersebut.

"jam berapa balik? aku jemput. Kamu stasiun atau bandara? atau pelabuhan? kamu dimana si?" tanya Aidan bertubi-tubi.

"bawel." balas Nathan tang sudah menahan emosinya melihat Aidan yang sangat berisik.

"nanti kita jemput ya, tapi gue gak mau ajak Aidan kalo lu ga izinin." jawab Rania yang langsung mengambil ponsel Adhisti ditangan Aidan.

"handphone gue kenapa kalian oper terus sih." protes sang pemilik ponsel.

"udah Au, lo kabarin di chat biar gak ada yang nguping." ucap Adhisti dengan tatapan menyindir Aidan.

Adhisti langsung mematikam ponselnya dan menunggu Audrey meberi info tentang kepulangannya.

"gue ikut." pinta Aidan.

"kalo Audrey izinin, gue ajak." jawab Adhisti.

"sama Au diizinin pasti, dia kangen sama gue juga pasti." jawab Aidan dengan penuh oercaya diri.

Thank you, Aidan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang