27

118 19 2
                                    


Bruk

Suara Aidan memukul Mahendra tepat di wajahnya.

Kini, Aidan berada di tempat biasa ia dan Mahendra bermain. Dulu keduanya snagat dekat sampai Aidan tau kederadan Mahen jika bukan di apartemen milik Mahen, pasti ia ada di studio musik yang keluarga Mahen miliki.

"anjing?!" keluh Mahen yang awalnya sedang duduk di pojok studio musik yang dahulu sering mereka tempatin untuk melatih skill musik mereka.

Aidan dengan emosi yang sudah meluap, memukul Mahendra dengan membabi buta.

Sesekali Mahendra membalas namum nihil, tenaganya tak sekuat Aidan. Tenaga Aidan sangat kuat karena di lapisi dengan emosi.

"lo apaan si Dan?!" keluh Mahendra saat Aidan berhrnti memukulnya.

"lo apain adek gue, bangsat?!" teriak Aidan.

Mahendra tersenyum miring.

"cerita juga ya dia. Setah bertahun-tahun diem dirumah karna trauma." jawab Mahen dengan nada menjengkelkan.

"bajingan." teriak Aidan yang tak henti memukul Mahen hingga Mahen terbatuk.

Mahen tersenyum miring melihat Aidan yang wajahnya memerah yang emosi bak api.

"main-nya disini, ada cctv. Mau liat gak lo videonya?" ucap Mahen.

Persetan, Aidan benar-benar kesal dengan Mahen yang tak merasa bersalah sedikit pun.

Aidan terus memukul Mahendra sampai dimana kedua tangannya ditahan oleh dua orang. Ternyata orang itu Nathan dan Rendra.

Julio membantu Mahen bangun, lalu memukul wajah Mahen dua kali. "satu karna lo nyakitin Au, satu lagi karna lo nyakitin adik temen gue."

Mereka meninggalkan Mahen di dalam studio musik itu dan membawa Aidan kedalam mobil untuk menuju apartemen Audrey.

"lepasin anjing! Gue belum puas mukulin dia." protes Aidan.

"diem anjing, lo lebih milih mukulin setan kaya dia atau nemenin adek lo?" tanya Nathan.

Nathan ada benarnya juga, Aidan langsung diam sedikit tenang.

"kalian kenapa bisa tau?" tanya Aidan.

"Au." jawab Julio singkat smabil fokus menyetir.

"dia takut lo kenapa-kenapa jdi minta cariin lo lewat find my phone lo yang di sambung ke hp Rendra." jelas Julio.

Aidan menatap Rendra.

Rendra tersenyum kikuk, "gue connect ke semua hp kalian. Biar kalo kalian main tanpa gue, gue bakal pukul lo semua." jelas Rendra.

"gengsi banget lo ngakuin kalo lo care sama kita." ledek Nathan.

"najis." gerutu Rendra.

Keemptnya menuju apartment Audrey, dengan Aidan yang emosinya sudah hampir padam tapi ia masih benar-benar belum puas memberi pelajaran kepada Mahen.

"kalian duluan aja, gue mau beli makanan. Belom makan siang kan kalian?" tanya Julio.

Julio ini ibarat captain yang merasa bertanggunh jawab kepada teman-temannya. Mulai dari hal kecil atau besar pasti Julio perhatikan untuk teman-temannya.

Mereka pun berpisah di lobby. Aidan, Nathan dan Rendra menuju kamar Audrey sedangkan Julio menunggu ojol yang membawa makanan yang sudah ia pesan untuk teman-temannya.

klek

Suara apartemen terbuka, membuat yang didalam melihat kepintu. Terlihat Aidan masuk terlebih dahulu karena ia yang memasukan password, tentu saja ia menutupi dari Nathan dan Rendra agar keduanya tidak bisa masuk ke apartemen Audrey seenaknya.

Thank you, Aidan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang