2

318 50 3
                                    

Kriing.....

Bunyi bel tanda ada yang masuk berbunyi, Audrey yang sedang menjalankan hari pertama parttime itu senang bukan karuan karna ini adalah pelanggan pertamanya.

Audrey yang sedang mengelap gelas berpindah haluan menjadi didepan kasir dan menyapa pelanggan dengan penuh senyum.

"Halo kak, silahkan pesanannya." sapa Audrey ramah kepada pelanggan.

Lelaki didepannya hanya diam sambil memerhatikan kertas menu di depannya.

"Vanila latte satu sama balikin tupperware gue." ucap lelaki itu. Senyum Audrey berubah menjadi datar karna bingung.

"oh? lo yang kemarin? gue nyariin lo tau pas acara selesai." balas Audrey, "tapi gue gak bawa tupperware-nya besok deh ya?" sambung Audrey.

"gak, gue bercanda. Santai aja selagi nyokap gue belum sadar kalo tupperware-nya ilang." jawab Aidan, "pesenan gue itu aja, sama nomor Audrey kalo boleh." ledek Aidan.

"kok lo tau nama gue?!" tanya Audrey, Aidan menjawab dengan tatapan menuju pin nama Audrey yang ada di apron miliknya.

"Vanilla latte satu jadi 25,000 kalo sama nomor gue satu nomor-nya 50,000." balas Audrey. "oiya, atas nama kak siapa?" tanya Audrey.

"atas nama Aidan. btw mahal juga ya nomor telphone lo, gue cicil aja deh kalo gitu." sambung Aidan sambil memberikan selembar 50,000 untuk membayar pesanannya tadi.

"gak terima cicilan maaf ya kak." ucap Audrey bercanda. "ini kembaliannya nanti gue anterin kalo udah selesai, makasih" sambung Audrey ramah.

"lucu" benak Aidan. Jarang sekali ada yang merespon leluconnya.

Setelah menerima kembaliannya, Aidan langsung duduk dimeja dekat jendela yang bisa melihat orang berlalu lalang dari sana. Sambil membuka laptopnya, Aidan memulai mengerjakan tumpukan deadline tugas. Semenjak mengikuti organisasi di kampus, Aidan menjadi sangat sibuk bahkan sampai lupa akan kewajibannya dalam menjadi mahasiswa.

Aidan hendak mengetik sesuatu di laptopnya itu, namun terhenti karna seseorang meletakannya Vanilla latte dihadapannya.

"ini kak Aidan pesananya, enjoy." ucap Audrey ramah dengan senyum tulus kemudian kembali bekerja lagi.

Aidan yang melihat itu hanya tersenyum lalu kembali memijat keyboard laptop didepannya itu. Pergerakannya terhenti saat melihat secarik kertas didekat pesanannya.

You looks tired. don't over push yourself! Gak ada salahnya istirahat sebentar. -Au

Membaca tulisan itu, Aidan membuat lengkungan di bibirnya. Lagi-lagi perempuan ini membuatnya nyaman.

✨✨✨

Shift Audrey dalam sehari sudah selesai, sekarang saatnya Audrey berganti Shift dengan Leo pemilik cafe ini.

"padahal gue gakpapa nambah shift soalnya gue gabut." celetuk Audre kepada Leo.

"kalo gue bayar lo full time, untung gue kecil dong nanti?!" balas Leo dengan nada bercanda.

Umur Leo san Audrey tak berbeda jauh, Leo lebih muda dari Audrey satu tahun maka dari itu mereka cepat dekat.

"yaudah gue balik dulu." pamit Audrey kepada Leo sambil melambaikan tamgannya kearah Leo yang sedang berada di meja kasir.

Audrey berjalan menuju pintu keluar, melewati meja Aidan dan melihat Aidan yang masih bergulat dengan pikiran dan laptopnya itu, gelasnya pun sudah tidak satu namun beberapa gelas. Pesanan pertama Vanilla latte pesanan lainnya berubah menjdi Americano. Jujur, Audrey terlihat khawatir melihat Aidan tapi Audrey menarik rasa khawatirnya mengingat bahwa mereka berdua belum terlalu dekat.

Thank you, Aidan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang