18

125 28 4
                                    

hulaaa! selamat hari rabu.

oiya rencananya aku bakalan up tiap rabu & sabtu, doain konsisten ya🥲🫶🏻

Happy Reading~🫶🏻

Hari demi hari Audrey lalui untuk kemoterapi. Sudah hampir sebulan Audrey melakukan hal yang melelahkan itu. Sampai saat ini, belum ada teman-temannya yang mengetahui, Audrey sangat pandai untuk menyembunyikan sesuatu. Bahkan Aidan yang selalu bersama Audrey pun belum mengetahui hal itu.

Berbincang tentang Aidan, kini hubungan mereka semakin dekat dan erat. Namun Audrey masih harus beradaptasi dengan sifat Aidan yang sangat manis. Jantungnya masih belum terbiasa.

Audrey yang sedang duduk di ruang dengan lorong cenderung berwarna putih dengan menggunakan pakaian khusus dengan logo runah sakit di bagian dada kanannya.

Audrey melihat banyak bermacam-macam manusia disana. Ada yang berumur atau bahkan masih sangat muda. Audrey ingin rasanya mengeluh dengan penyakit ini, namun ia malu dengan perempuan kecil di depannya yang masih bisa tersenyum lebar walau kelelahan setelah kemo.

"kak Audrey, tadi aku jadi kaya robot lagi loh! Dimasukin jarum di tangan aku dan ada selang gitu!" cerita anak perempuan itu membuat Audrey terkekeh kecil.

"wih hebat banget kamu gak nangis! Kalo kakak nangis liat jarum. Tapi ini rahasia kita ya." jawab Audrey berbisik kepada anak perempuan kecil itu.

Anak kecil yang bernama Tania itu terkejut smabul menutup mulutnya yang terbuka lalu mengangguk paham.

Tania memberikan jari kelingkingnya yang mungil sambil berbisik pelan kearah Audrey "aku janji gak akan kasih tau siapa-siapa." ucapnya. Audrey terkekeh geli mendengarnya karena Tania sangat lucu.

Audrey pun masuk kedalam ruangan yang sudah disiapkan beberapa alat yang ada, kepala Audrey pusing saat melihat benda-benda tersebut. Harusnya ia sudah mulai terbiasa, namun kali ini tidak. Audrey berbaring di kasur dan mulai menjalani kemoterapi.

✨✨✨

Aidan yang sedang sibuk dengan proposal acara kampus yang ia ikuti menggurutu kesal karena banyaknya berkas yang kurang.

"wei ini guest stars udah clear?" tanya Aidan.

"udah Dan, udah DP juga." jawab salah satu panitia.

"kalo udah kenapa gak kasih tau gue biar gue input di data keuangan." keluh Aidan.

"sorry gue lupa soalnya gue lagi sibuk jaga nyokap di RS." ucap salah satu panitia yang bernama Raisa.

Raisa berjalan menuju Aidan dan memberikan berkas kelengkapan guest stars.

"santai." jawab Aidan agar Raisa tak merasa bersalah.

"btw Dan," ucap Raisa, "pas gue jaga nyokap di RS gue liat Audrey sendirian disana. Dia sakit atau gimana?" tanya Raisa.

Jari Aidan yang sedang mengetik proposal langsung berhenti mendengar Audrey berada dirumah sakit.

"rumah sakit? Kapan lo liat dia? Gue sering ketemu dia hampir tiap hari, lo salah liat kali."jawab Aidan yang langsung kembali mengetik.

"ah mungkin salah liat, soalnya mirip
banget bahkan tas-nya sama. Tapi kayanya gue salah liat." balas Raisa.

Sial. Fokus Aidan langsung buyar, ia merasa perasaannya tak enak. Pikirannya lamgsung fokus kepada Audrey. Aidan mencoba menghubungi Audrey namun nihil, tak ada jawaban. Aidan pun makin panik dibuatnya.

Aidan celingak celinguk mencari teman satu divisinya, Rian.

"Yan, tolong lanjut ya gue mau cabut dulu." pinta Aidan dan langsung pergi dengan membawa ponsel dan kunci motor miliknya.

Thank you, Aidan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang