|Malam jumat|

60.5K 3.3K 10
                                    

Malam hari nya Alaya sedang duduk disofa seraya menonton televisi. Ia sedang menonton siaran tentang film azab. Dengan ditemani cemilan dan beberapa minuman membuat Alaya bisa sepuasnya menonton tanpa ada gangguan. Sebab, sang suami tidak ada dirumah.

Di Apartemen hanya ia sendiri, karena Arthur yang belum pulang sejak sore tadi.

Entah kemana cowok itu, ia mah bodoamat saja. Tidak pulang-pulang juga tidak apa-apa.

Ia begitu fokus melihat adegan-adegan yang berputar di televisi itu. “Lah bisa gitu anjim,” ucapnya seraya memakan kue yang berada diatas meja.

Alaya menggeleng kan kepalanya saat dimana adegan didalam televisi itu berputar menampilkan seorang jenazah yang tiba-tiba saja masuk kedalam gerobak sampah. “Parah, masa iya jenazah nya masuk kedalam gerobak sampah sih, gak masuk akal banget eleh. Ini akibat dari buang sampah sembarangan pasti,” cerocos gadis itu sendiri melihat fokusnya televisi.

Saat sedang asyiknya menonton tiba-tiba ada bunyi ketukan pintu dan bunyi bel.

Tok tok, ting tong

Alaya berdecak saat ada yang menganggu aktivitas menonton nya itu. Dengan malas gadis itu beranjak dan membuka kan pintu.

Cklek

Alaya menatap heran seorang gadis yang berdiri di depannya ini saat ia sudah membukakan pintu. Ia melihat gadis itu dari atas sampai bawah, ia sedikit mendelik sinis melihat gadis iu dengan penampilan yang seksi? Iya seksi, dress yang ketat dan make up yang tebal.

Alaya heran, berapa banyak lipstik yang dipakai gadis itu sehingga merah merona seperti itu.

“Maaf, siapa ya?” tanya Alaya menatap gadis itu.

Gadis itu menatap Alaya dari atas sampai bawah juga membuat Alaya risih. Ew matanya itu pengen di tusuk.

Bukannya menjawab pertanyaan dari Alaya, gadis itu malah berbalik bertanya. “Lo siapa?” tanyanya.

Alaya berdecak, bukannya dijawab malah ditanya balik. “Gue pemilik Apartemen ini,” jawab Alaya, ia berdoa semoga Arthur tidak mendengar nya, bisa-bisanya gadis itu akan dimarahi.

Mengakui Apartemen ini? Padahal kan yang punya Arthur. Tapi kan milik suami berarti milik istri juga hehe. Jadi tidak salah dong, ia mengakuinya. Itu juga milik hak dia dong.

Gadis didepan Alaya itu mengkerut dahinya. Ia seolah berpikir sesuatu. “Bukannya Arthur ya?”

Alaya terdiam, tidak tahu harus membalas apa, apakah ia mengangguk atau menggeleng.

“Emang nya lo siapa? Kok kenal Arthur?” tanya Alaya mengalihkan pertanyaan dari gadis itu. Lebih baik ia bertanya lain saja, daripada harus menjawab, nanti ia menjadi pusing sendiri.

Gadis itu mengusap rambut nya yang ia gerai. “Gue calon tunangan nya,” jawab gadis itu tersenyum remeh.

“Calon tunangan,” batin Alaya seraya menatap gadis itu lama.

Alaya pun hanya ber-oh saja seraya bertanya-tanya di isi kepalanya. Masa iya calon tunangan? Kenapa Arthur tidak memberitahu nya jika cowok itu akan bertunangan? Apakah cowok itu menyembunyikan nya dari dia? Tapi Alaya sangat tidak percaya sekali yang diucapkan oleh gadis menor dihadapan nya ini. “ Oh iya, jadi? Lo kesini mau ngapain?”

“Gue mau ketemu Arthur da n lo kenapa bisa di sini? Bukannya ini Apartemen Arthur? Atau jangan-jangan lo jalang Arthur?”

Alaya melotot, jalang Arthur? Cih, ia bahkan tidak sudi. Ia mendelik sinis kearah gadis itu, hellow darimana bisa gadis itu menyimpulkan nya begitu saja! Ingin rasanya Alaya mencabik-cabik mulut gadis ini. “Bukan! Gue, sepupu nya,” jawab Alaya dengan malas membuat gadis itu melotot.

ARTHUR• [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang