[Gak bisa pa! ]

51.4K 3.7K 31
                                    

Menjadi broken home itu memang menyakitkan. Ketika kita harus melihat sendiri bagaimana orangtua kita tidak pernah bersatu dalam satu rumah. Ketika kita harus melihat orangtua kita sendiri yang memiliki kebahagiaan dengan keluarga lainnya. Dan kita yang masih remaja harus dihadapkan dengan segala masalah. Lalu kita dipaksakan oleh keadaan untuk menjadi dewasa.

Ketika kita sendiri harus siap untuk hidup mandiri tanpa didampingi oleh kedua orangtua, tanpa dukungan dari mereka.

🍃🍃🍃

Seorang laki-laki sedang melamun menatap air kolam yang berada didepan nya itu. Laki-laki itu sedang duduk di tepi kolam. Ia menghembuskan napasnya lelah saat ketika ia merindukan seseorang yang telah melahirkan nya itu.

Disaat ia sedang melamun, tepukan di bahunya menyadarkan nya. Ia mendongak dan melihat Keano, sang sahabatnya.

“Kenapa lo?” tanya Keano melihat Gio yang melamun.

Gio menggeleng, ia kembali menatap air didepan nya itu. Mereka memang sedang di pinggiran kolam yang berada tepat di dalam markas Black Rose. Memang di markas terdapat kolam renang yang berada di halaman belakang yang luas. “Emang gue kenapa?” tanya balik Gio.

Andre yang baru saja datang dari belakang kedua cowok itu ikut bergabung, ia ikut duduk di sebelah Gio, sehingga membuat Gio dihimpit oleh Andre dan Keano. “Lo ada masalah? Kalo ada masalah cerita sama kita. Jangan di pendam,” sahut Andre membuat Gio menghela napasnya.

Cowok itu mendongak menatap langit-langit yang indah. “Gue, kangen sama mama gue,” lirih Gio membuat Keano dan Andre diam.

Andre mengangguk paham, ia melirik cowok itu singkat. “Lo gak ada niatan nyamperin bunda lo?” tanya Andre dibalas kedikkan bahu cowok itu.

“Mama aja gak mau gue samperin.”

Benar, jika mama dari Gio memang tidak ingin bertemu dengan cowok itu. Karena bagi nya Gio adalah pembawa sial. Mama Gio tidak mau jika suami baru nya itu mengetahui keberadaan Gio jika cowok itu berada di rumahnya. Setiap kali Gio ingin kerumah baru sang mama, pasti ia akan selalu diusir. Baik dari mama nya sendiri atau satpam penjaga rumah mama nya. Maka dari itu, Gio belum ingin pergi kerumah mama nya lagi.

“Lo datangin aja rumahnya, samperin bunda lo,” ucap Keano menepuk bahu Gio seraya tersenyum tipis.

Gio menunduk, ia mengepal tangannya kuat-kuat. “Gue --- kangen keluarga gue yang utuh kayak dulu.”

“Gue juga pengen ngerasain kayak kalian, selalu dibangunin tiap pagi, di omelin. Gue juga pengen ngerasa kayak gitu.”

Keano dan Andre mendengar dengan baik curhatan dari cowok itu. Tidak biasanya jika Gio seperti ini. Ia akan seperti ini jika dirinya benar-benar merindukan keluarga nya yang dulu.
“Lo bisa anggep mama gue mama lo juga Gi,” ucap Andre seraya merangkul bahu cowok itu.

Gio mengangguk, ia menghela napasnya seraya tersenyum pahit. “Gue emang nganggep mama kalian apalagi mama Arthur itu adalah mama gue Ndre.”

“Tapi, gue cuman mau mama gue.”

🌱🌱🌱

Di Apartemen Arthur, kedua orangtua dan kakak nya sedang berkunjung kerumah nya membuat Arthur kesal. Ia malas sekali jika ada yang berkunjung kerumah nya. Durhaka memang.

Kesunyian meliputi diruang tamu itu. Tidak ada yang bersuara, mereka hanya diam dalam keheningan.

Ayah dan anak itu sedang berada diruang tamu, sedangkan Alaya, Luna dan Rakha berada di dapur. Ketiga nya sedang menyiapkan makanan siang mereka.

ARTHUR• [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang