Menatap langit yang dipenuhi oleh bintang-bintang yang berkelap kelip itu, Alaya memejamkan matanya sejenak. Merasakan hembusan angin yang dingin menerpa wajahnya itu.
Ia sedang duduk di balkon seraya melamun. Memikirkan kehidupan nya yang begitu keras.
Andai saja jika ia belum menikah.
Andai saja jika ia tidak dijodohkan.
Andai saja jika ia tidak menerima pernikahan konyol itu.Ya seharusnya begitu, namun apa lah buat, nasi sudah menjadi bubur. Semuanya tidak dapat diubah lagi. Ketika ia hanya seorang pelajar yang menikmati masa muda nya dengan bermain dan bersenang-senang. Namun, semuanya harus pupus saat ia harus dipaksa kan untuk menikah oleh kedua orangtua nya.
Kenapa semua nya harus seperti ini? Ia dinikahkan oleh orang yang belum sangat ia kenali lebih dalam, orang yang nyatanya masih menginginkan masa lalu nya.
Ia kira semuanya akan baik-baik saja, namun semuanya menyakitkan.
“Gue benci lo Thur,” lirih Alaya dengan mata yang berkaca-kaca.
Gadis itu berada dirumah Thania, ya rumah tThania. Setelah Alana mengajaknya untuk jujur kepada Thania, kedua gadis itu pun langsung menuju rumah Thania. Dan benar saja, disaat keduanya sudah dirumah Thania dan berbasa-basi terlebih dahulu, Alaya pun jujur kepada Thania bahwa ia sudah menikah dengan Arthur, cowok yang ia tidak sukai jika di sekolah.
Thania terkejut dan hampir saja pingsan, jika Alana tidak menjitak kepalanya membuat gadis lugu itu mengaduh dan cemberut.
Thania merasa tidak dianggap sahabat oleh Alaya karena gadis itu terlebih dahulu menceritakan nya kepada Alana, kenapa tidak dia duluan??
Alaya pun menjelaskan semuanya dan dibantu oleh Alana. Thania pun sedih, dan langsung memeluk Alaya.
Alana yang merasa diacuhkan, pun langsung memeluk keduanya. Berakhir mereka berpeluk bertiga seperti teletubies.
“Alaya? Lo nginep aja disini.”
Suara dari Alana membuat Alaya sadar dari lamunan nya. Ia menoleh kearah belakang dan melihat Alana dan Thania yang menuju kearah nya.
“Kamu juga nginep disini Alana, pokoknya kalian berdua harus nginep,” sahut Thania dari belakang.
Alaya tersenyum seraya mengangguk. “Iya kita nginep,”
“Yes, kita bisa makan mie malam-malam.”
Ucapan kegirangan dari Thania membuat Alaya dan Alana serentak geleng-geleng kepala.
“Ada-ada saja.”
Sementara di Apartemen Arthur. Tepatnya didalam kamar. Seseorang sedang berguling seraya membungkus badannya dengan selimut tebal.
“AAAA ALAYA, LO KEMANA SIH ANJING!”
Teriakan itu menggelar di dalam kamar nya. Dia Arthur, cowok itu berdecak sebal saat Alaya belum pulang-pulang saja, padahal hari sudah malam.
Ia merasa bosan saat sendirian di Apartemen nya. “Alaya, plis pulang bangsat!” umpat nya seraya menatap langit-langit kamar.
Ia menghela napasnya seraya memikirkan perkataan Zidan tadi sore.
“Jangan sampai kehilangan istri lo karena masa lalu lo sendiri yang udah nyakitin lo itu.”
Ya, Zidan benar. Ia jangan sampai salah memilih. Ia akui jika ia sedikit hanya sedikit menyukai Alaya (?). Dan ia akui ia tidak bisa apa-apa tanpa gadis itu.
Seharusnya ia tahu, Alaya dan Dona adalah orang yang berbeda. Alaya, gadis itu yang selalu memasaknya, menyiapkan makanan untuk nya, dan mengobati nya disaat ia sedang berantem. Dan Dona? Gadis pendatang yang seolah-olah sudah melupakan kejadian di masa lalu. Gadis yang manja? Berbeda dengan Alaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHUR• [ SUDAH TERBIT ]
De Todo_Hidup gue awalnya gelap, namun tiba-tiba menjadi terang karena adanya bidadari yang selalu ada di samping gue. Dia yang merubah semuanya menjadi berwarna._ •ARTHUR DIARAKSA PUTRA• Seorang cowok yang memiliki sifat kasar, keras kepala, nakal dan bra...