Kini setelah melewati perjalanan yang hanya beberapa menit saja, kedua pasutri itu sudah sampai di markas Black Rose. Markas yang disebut sebagai rumah yang tidak terlalu besar dan kecil juga menjadi tempat perkumpulan dari sebuah geng yang bernama geng Black Rose itu. Dengan di cat menggunakan warna yang tidak terlalu mencolok, membuat nya sedikit lebih indah. Menurut Alaya, pemilihan warna dari mereka membuat nya terkagum-kagum saja. Sebab, jarang sekali para laki-laki akan mendesain warna seindah dan klasik ini.
Menatap banyak nya motor-motor yang tersusun rapi di sebelah rumah itu yang memang seperti nya di jadikan sebagai tempat parkir membuat Alaya sedikit kagum.
Gadis itu turun dari motor Arthur dengan hati-hati. Ia takut nanti terjungkal, terjatuh dan tidak bisa bangkit lagi. Bisa-bisa nya ia akan di ejek dan di tertawakan oleh Arthur. Kan ia nanti jadi malu.
Seraya melepaskan helm nya, gadis itu menatap Arthur yang juga melepaskan helm milik nya sendiri. “Keren juga ya markas-markas kalian ini.”
Arthur melirik Alaya singkat lalu mengangguk kepalanya. “Hmm, thanks atas pujiannya,” ucap cowok itu. Ia memang tidak heran jika gadis itu akan terkagum-kagum, karena sudah banyak yang mengagumi markas berharga Black Rose.
“Berapa banyak yang ikut geng kalian?” tanya Alaya sedikit kepo. Setahu nya pasti banyak sekali anggota geng Arthur, sebab di saat mereka tawuran di area sekolah pasti sangat banyak apalagi di saat mereka berkumpul. Semuanya berisikan para cogan-cogan (cowok ganteng). Tidak ayal jika Arthur dan teman-temannya saja banyak yang mengagumi mereka.
Arthur mengangkat kedua bahu nya tidak tahu seraya menatap motor motor para teman-temannya yang banyak. “Entah gue gak tau.”
Cowok itu berjalan duluan dan diikuti oleh Alaya yang dari belakang.
Alaya mengkerut dahinya mendengar ucapan cowok itu. “Kok entah sih? Lo kan wakil ketua nya,” ucapnya.
Memutar bola mata nya malas, Arthur menghela napasnya, gadis ini kenapa sih? Habis makan apa dia sampai-sampai menjadi cerewet seperti ini. “Gue gak tau. Gak usah banyak nanya, mau gue cipok?”
Alaya berdecak mendengar ucapan terakhir cowok itu, sepertinya ia sedang mabuk. “Idih.”
“Cih, sok-sok'an idih, ntar lo keenakan.” ucap Arthur yang menurut Alaya ngelantur.
“Eww gak ya.”
“Bener? Mau coba?” tanya Arthur berhenti dan memutar tubuhnya menatap Alaya.
Alaya mendelik sinis, ia ingin rasanya muntah mendengar ucapan Arthur. “Huekk gak mau!”
🌱🌱🌱
“AKU RELA BERKORBAN UNTUK MU!!”
“TAUKAH? AKU SENDIRI?”
“MENGAPA, AKU HARUS MENGALAH?!”
“TUHAN KUCINTA DIA.”
Alaya yang baru saja masuk bersama Arthur ke dalam markas itu menganga tidak percaya. Ia menatap ngeri kearah sekumpulan cowok-cowok yang bernyanyi ngelantur itu.
Ada yang makan, ada yang bermain PS, ada yang tidur, ada yang main catur, dan masih banyak lagi kegiatan mereka. Sehingga membuat markas itu tidak terkontrol.
Diluarnya saja bagus, namun di dalam nya? Seperti kapal pecah saja.
“Woi thur!” panggil seorang cowok membuat yang lainnya menatap Arthur dan Alaya yang masih berada didepan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHUR• [ SUDAH TERBIT ]
Acak_Hidup gue awalnya gelap, namun tiba-tiba menjadi terang karena adanya bidadari yang selalu ada di samping gue. Dia yang merubah semuanya menjadi berwarna._ •ARTHUR DIARAKSA PUTRA• Seorang cowok yang memiliki sifat kasar, keras kepala, nakal dan bra...