[Pacar Arthur? ]

61.6K 4.1K 37
                                    

Menatap banyak nya para tamu di dalam hotel membuat Alaya keringat dingin. Ia merasa minder saat melihat banyak nya para tamu yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng.

“Inget, gak usah malu-maluin,”

Alaya tersentak kaget saat Arthur berbisik di telinganya membuat gadis itu merinding mendengar nya.

“Mau pulang aja. Gue gak kenal siapapun disini Arthur,” jawab gadis itu ikut berbisik seraya menatap sekeliling.

Keduanya berada di salah satu tempat outdoor yang berada di belakang hotel.

“Lo gila? Tetep di samping gue gak usah kemana-mana,” jawab datar cowok itu membuat Alaya mengangguk saja.

Alaya menatap banyak nya tamu di pesta tersebut, perempuan perempuan disana memakai dress yang kekurangan bahan saja. Sedangkan dirinya? hanya memakai sebuah dress dengan panjang dibawah lutut dan lengan yang pendek. Sebab itu sendiri pilihan dari Arthur. Keduanya sempat pergi ke butik terdekat atas paksaan dari Arthur tersendiri.

Flashback on

“Ngapain kita kesini sih?” tanya Alaya menatap bangunan butik didepan nya itu.

Kedua pasangan itu berada di sebuah butik terdekat yang berada di hotel tempat acara pesta itu.

Arthur yang berada disamping gadis itu menoleh. “Gue mau beliin lo baju,” ucapnya.

Alaya ber-oh saja, ia pun menatap bangunan itu. Tiba-tiba ia tersentak kaget saat Arthur menggenggam tangannya dan mengajak nya ke dalam butik itu.

Tersenyum tipis dan dengan wajah yang memerah membuat Alaya merasa sedikit salting, tumben sekali cowok itu berperilaku bucin walaupun seperti paksaan sih saat dia menarik tangannya.

“Ada yang bisa saya bantu kak?”  tanya seorang pegawai butik menatap Arthur seraya tersenyum manis.

Alaya yang berada disamping Arthur berdecih, apa-apaan dah pegawai itu, kenapa dia hanya menawari Arthur saja?! Kenapa dia tidak? Apakah pegawai itu tidak melihat nya??

Arthur menoleh sekilas kearah Alaya yang memasang wajah malas. “Gue mau nyari dress, ada?” tanya nya saat sudah menatap pegawai itu.

Pegawai itu yang menatap lekat Arthur tersentak kaget, ia pun mengangguk dan mengarahkan Arthur dan Alaya menuju kearah tempat dimana nya dress itu berada.

“Ini kak, bisa kakak pilih ya yang mana kakak mau,” ucap pegawai itu lagi-lagi tersenyum dan menatap suka kearah Arthur.

Arthur hanya mengangguk saja, ia pun menoleh kearah Alaya. “Pilih yang mana lo mau,” ucap cowok itu.

Alaya berdeham seraya melihat lihat dress yang terpajang. Namun, penglihatan nya jatuh kearah dress berwarna silver dengan batas lengan yang pendek dan hanya sebatas paha saja. Entah kenapa ia menjadi tertarik dengan dress itu.

“Itu! Gue mau yang itu aja,” ucap Alaya seraya menunjuk kearah dress silver itu.

Mengikuti arah telunjuk Alaya, membuat cowok itu melotot saat melihat dress yang ditunjuk oleh gadis itu. Apa-apaan itu pikir Arthur.

“Enggak! Itu gak cocok buat lo! Jelek,” ucap Arthur menggeleng membuat Alaya cemberut. Tadi katanya pilih saja yang mau ia pilih, sekarang sudah pilih malah tidak diizinkan.

“Lo bilang tadi boleh yang mana gue mau, sekarang enggak,” gumam Alaya yang didengar oleh Arthur.

Arthur menoleh dan menatap tajam gadis itu. “Itu kependekan tolol! Biar gue aja yang pilih.”

ARTHUR• [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang