|Malam yang ditunggu-tunggu|

47.9K 2.8K 54
                                    

_Hanya manusia biasa yang ingin hidup bahagia._
-18122022-
.
.
.
.
.
.
.
.

Malam yang ditunggu tunggu oleh para murid-murid pun tiba. Malam api unggun.

Memang, di hari pertama mereka akan melaksanakan api unggun sebagai malam pembukaan, dan saat malam penutupan mereka juga akan mengadakan api unggun.

Jadilah api unggun akan dilaksanakan dua kali.

Di depan tenda milik perempuan, kelima gadis itu sedang duduk santai didepan nya seraya menikmati api unggun yang berada di tengah-tengah tenda- tenda yang berdiri.

“Malam pertama gini gak seru, coba aja malam terakhir, beh pasti seru!” ucap Alana yang duduk didepan tenda mereka.

Anggukan dari Alisa terlihat, gadis itu duduk disebalh Azura yang kini memakaikan jaket ditubuhnya karena kedinginan. “Setuju gue Na, malam terakhir tu malem yang seru pokoknya,” sahut Alisa.

Alana mengangguk menyetujui ucapan Alisa. “Btw acaranya apa aja?” tanya gadis itu sembari menggosokkan tangannya yang terasa dingin.

Azura yang tadi nya memegang brosur yang diberikan oleh guru mereka langsung membaca kegiatan apa saja yang akan mereka lakukan nanti. “ Disini ditulisnya itu ada acaranya tuh Upacara pembukaan, Jelajah Alam, Jerit Malam, terus senam pagi, lomba, gotong royong, dan upacara pembukaan sih,” jawab Azura kemudian menatap teman-temannya.

“Kalo jelajah alam kapan?” tanya Thania sembari mengeretkan mantel tebal nya itu.

“Kayaknya minggu deh,” jawab Azura diangguki Thania.

Memang, jelajah Alam akan diadakan minggu nanti.

“Mending tidur yuk, udara nya dingin banget di luar,”ajak Alisa dibalas anggukan mereka.

Mereka berlima pun masuk kedalam tenda karena udara malam yang semakin dingin.

🌱🌱🌱

Sementara di dekat Api unggun, sekelompok cowok cowok sedang berada disana. Termasuk Arthur and the geng nya.

“Gue juga mau dong Ndre kopi nya,” ucap Gio melihat Andre yang membawakan kopi. Mending kopi nya banyak, lah ini? Satu doang.

Andre melirik cowok itu singkat, kemudian ia duduk di sebelah Zidan yang kini sedang memainkan kayu dengan cara memutar-memutar nya. Seperti nya cowok itu sedang gabut.
“Bikin sendiri sono, mumpung airnya masih panas,” jawab Andre seraya meminum kopi nya itu.

“Males gue.”

“Ya udah kalo males, gak usah ngopi.”

Gio berdecak, dasar Andre ini tidak peka! Pantas saja Alana meminta putus sama dia.

“Tenang Gi, biar gue aja yang bikin,” sahut Keano seraya berdiri.

Gio tersenyum lebar seraya menatap binar kearah cowok itu. “Wah boleh tu, cowok idaman nih,” ucap Gio membuat Keano bergidik ngeri.

Cowok itu memutar bola matanya malas. “Jijik gue. Btw, Thur, Zid mau kopi gak?” tanya Keano kepada Arthur dan Zidan.

“Boleh,” jawab Arthur dan diangguki Zidan.

ARTHUR• [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang