Rintik hujan menambahkan kelengkapan dari suasana hati Dio saat ini. Bukan manusia nama nya jika tidak pernah merasakan penyesalan. Sebuah pesan masuk ke dalam handphone nya, seorang florist baru saja mengirimkan bukti pengiriman papan bunga ke pernikahan Sarah dan Baskara. Bukan hanya itu, Dio juga mengirimkan sebuah bouquet bunga ke makam istri nya. Pria itu tak sempat mengunjungi makam istri nya karena sedang berada di Korea Selatan untuk project pekerjaan nya. Asha ia tinggalkan di Bali bersama keluarga besar Licia, itu sedikit informasi jika ada yang ingin menanyakannya. Pria itu mengambil segelas kopi instan lalu menyeduhnya. Ia pun membeli payung begitu mengetahui keadaan cuaca di luar. Tring! Suara bel pintu pertanda ada seseorang yang baru saja masuk.
"Dio!" Pria itu sontak mencari sumber suara wanita yang memanggilnya. "Hai!" Mata Dio membelalak menemukan sosok wanita yang akhir-akhir ini tanpa sengaja sering ditemuinya.
"Hai!" Sapa Dio balik masih dengan ekspresi terkejutnya. "Kok bisa ada di sini?" Tanya Dio heran.
"Aku juga kaget pas buka pintu ada kamu. Gila gak sih? Busan loh ini... Bukan Seoul. Kita bisa ketemu di kota kecil yang bukan center nya Korea." Cerocos wanita itu kagum.
"Iya ya, kok bisa?" Tanya Dio dengan ekspresi yang sama kagum nya. "Ada urusan apa di sini Ray?" Entah mengapa Dio bisa membuat panggilan khusus tersebut untuk memanggil Raelee Chandra. Menurutnya memanggil nama panjang wanita itu terlalu sulit dan membuat lidah nya mudah terpeleset.
"Liburan aja... nyari inspirasi buat nulis." Jawabnya di akhiri senyuman. "Kalo Mas Dio ngapain?" Lanjutnya balik bertanya. Dio mengeluarkan kartu kredit setelah petugas kasir menyebutkan nominal belanjaan nya. Ia memberikan kartu tersebut sebelum menjawab pertanyaan Raelee.
"Ada project buat majalah di sini. Biasalah... nyari model." Raelee seraya mengangguk mengerti. "Sampai hari apa kamu di sini?" Tanya Dio basa-basi.
"Sebulan. Lagi nginep di rumah salah satu temen kuliah gitu, makanya bisa lama. Lumayan ngurangin budget selama di sini." Dio mengambil kartu serta belanjaan nya. "Mas Dio mau ke mana abis ini?" Kini giliran Raelee yang berbasa-basi. Kedua nya berjalan sedikit agar tidak menghalangi meja kasir. Dio menggumam sejenak mengingat kembali jadwalnya.
"Ada janji dinner sama model. Mau ikut?" Jawab serta ajak Dio di akhir kalimat.
Wanita itu menggeleng cepat. "Engga deh kalo urusan kantor. Kalo Mas Dio besok masih di sini dan masih senggang, hubungin aku aja mas. Nanti aku ajak makan kimchi jiggae ter-enak di Busan. Kebetulan cuaca nya lagi mendukung banget buat makan itu." Dio menanggapi tawaran itu dengan ramah. Pria itu mengangguk sembari tersenyum menanggapi nya.
"Ya udah, saya duluan dulu yaa." Raelee mengangguk sambil melambaikan tangan seraya Dio pergi meninggalkan nya.
-
Aku tidak pernah menyangka bahwa pada akhirnya aku menikah dengan Baskara. Pria itu kini sedang memesan dua buah sandwich isi bulgogi dari restoran bertema hijau dan kuning dari Korea. Subway. Aku sangat ingin mencoba nya sejak dua tahun lalu, sejak Farina mengajarkan ku untuk menonton drama korea. Akhirnya restoran ini buka di dekat rumah ku. Mata ku menjuru menatap sekitar, tak terlalu ramai. Aku pun mendudukan pantat ku di kursi dekat jendela, mata ku tertuju pada jalanan di luar. Italia sudah memasuki musim gugur, jaket aku dan Baskara pun sudah mulai dua lapis. Mata ku takjub melihat bangunan kuno nan kokoh yang kini menjadi ruko di seberang Subway. Sepertinya itu sebuah cafe, aku harus mencoba nya di lain waktu. Sandwich nya terlalu lama, aku bosan menunggu Baskara yang sedang memesan. Aku pun membuka handphone ku untuk sekedar melihat postingan keseharian teman-teman ku di instagram.
r4eleechandra are u ready for a new book? Sebulan ini gabut banget, mau nulis tapi buntu, akhirnya mutusin buat jalan-jalan ke Korea dengan niatan mencari inspirasi. Untung nya dapet, kalau enggak pasti Sully bakalan kesel dan menyesal berbagi kamar sama gue selama satu bulan di sana. Maklum gais, nebeng tidur demi mengirit pengeluaran. Tunggu spill-an tentang buku baru yaa gais! Love you ❤️
Wow! Aku sangat antusias ketika membaca caption dari postingan Raelee Chandra. Selain menyukai karya-karya nya, menurutku ia sangat cantik. Aku tidak sabar menunggu buku baru nya!
r4dhio Kelamaan di Busan, jadi kangen Asha 🌃
"Lagi lihat siapa?" Baskara datang menaruh nampan di atas meja. Mata nya melirik handphone ku sekilas, lalu ia memilih duduk tepat di samping ku. Ia sangat penasaran dengan apa yang aku lihat. "Dio?" Aku mengangguk. "Anaknya lucu, udah gede..." komentar Baskara sambil menusukkan sedotan ke minuman ku.
"Iya. Lucu deh username dia sama Raelee hampir sama, depan nya r sama angka empat." Komentar ku menunjukkan layar handphone ke arah suami ku. Baskara tersenyum, aku mengerti maksudnya. "Kaya nya iya deh, soalnya mereka sama-sama abis dari Korea." Ucap ku mulai bergosip.
"Gak apa-apa, biar Asha ada Mama nya." Tanggapan Baskara sambil mulai mengunyah makanannya. Aku mengangguk menyetujui ucapan Baskara. Semoga doa baik ini di dengarkan oleh tuhan. Harap ku dalam hati. "Mereka saling kenal gak sih?" Tanya Baskara penasaran.
Aku mengangguk seraya menjelaskan. "Dulu aku jadi editor di D'Media, Raelee salah satu penulis yang setiap karya nya udah kita kontrak. Bahkan ada salah satu buku nya yang aku editin." Tangan ku mengambil sandwich dan menggigitnya. "Hmm... enak!" Seru ku antusias dengan sandwich yang masih penuh di dalam mulut.
"Keren istri aku." Baskara memeluk bahu ku bangga. Pria itu sangat bangga dengan ku yang selalu sukses kemana pun kaki ku melangkah. Ya memang kesuksesan ku tak sekeren ia yang bisa memiliki perusahaan cyber nomor satu di Indonesia, tapi aku cukup mudah masuk ke segala bidang yang ku geluti. Sekolah S1 Sastra mengajarkan ku untuk menjadi editor dan sekarang kuliah mode mengajarkan ku menjadi designer yang lumayan terkenal meskipun masih merintis. Baskara melirik lagi layar handphone ku yang masih menampilkan foto postingan Dio. "Mau punya yang gitu dong aku..." ucapnya memberi kode kepada ku.
Sebuah senyum nakal tersungging di bibir ku. "Kita juga kan lagi usaha... sabar yaa Papa Bas!" Ucap ku sambil mengusap bahu nya. Baskara mengecup pipi ku dengan hangat. "Nanti pulang kita usahain lagi." Bisik ku nakal. Baskara langsung berdiri dari duduk nya.
"Kita makan di rumah aja!" Canda nya antusias. Tangan ku menarik lengan nya untuk kembali duduk. "Iya... iya..." lanjutnya dengan nada mengecil seolah sedang bersedih.
Aku tidak menyangka bahwa hidup ku seperti benang kusut yang saling bertautan. Banyak orang-orang yang saling terhubung kepada ku sekaligus kerabat ku di cerita ini. Kehadiran mereka terkadang membuat ku geram hingga gesekan kami membuat tali ku putus untuk sementara atau selama nya. Namun aku jadi sadar bahwa masih ada benang lain yang mungkin dengan sukarela menopang ku agar tidak jatuh ke tanah, benang tersebut seperti Baskara, pria yang kini sangat aku cintai saat ini. Dan aku pun jadi sadar, bahwa benang yang putus mungkin bisa disatukan kembali namun tidak lurus sempurna seperti sebelumnya seperti hubungan ku dengan Dio saat ini.
-END-
YOU ARE READING
Dear My Last,
RomanceSarah Dharmawan, 22tahun, sedang menikmati kekayaan nya kembali di Roma. Setelah lika-liku kisah cinta yang menyakitkan bersama Radhya pria idaman nya, Sarah memutuskan untuk lari dari kehidupan lamanya. Akankah Roma menjadi persinggahan terakhir un...