Hari ini Farina ulang tahun yang ke 25tahun. Dengan semangat perempuan itu mengayuh sepedanya ke flat milik Dylan, kata Dylan "Happy Birthday Farina! Semoga tepung semakin kuat seperti roti! Sini buruan ke flat gue, Baskara ada di sini. Dia lagi masak Gulai kesukaan kamu." Sebenarnya Dylan adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada Farina, tapi bukan Dylan yang membuat gadis itu senang dan semangat dalam mengayuh sepeda. Yang membuatnya semangat adalah Baskara, Baskara yang kata Dylan sedang membuatkan Gulai kesukaan nya. Sepanjang jalan Farina membayangkan rencana apa saja yang akan ia lakukan hari ini. Makan Gulai terenak buatan Baskara, lalu pergi jalan-jalan ke Colosseo, dan yang terakhir makan di Cafe Favoritenya. Ah! Pasti akan terasa menyenangkan.
"Dylan!" Teriak Farina dari bawah balkon. Senyumnya merekah, pipinya merona merah, dan matanya bersinar seperti mata anjing. Belum ada jawaban. "Dylan!" Kini Dylan melongokkan kepalanya.
"Naik aja ke atas!" Perintah Dylan dengan ekspresi seperti biasanya. Pria itu baru bangun tidur, Farina bisa langsung menyadarinya dari kaos oblong dan celana pendek yang di kenakan pria berambut hitam tersebut. Farina buru-buru memarkirkan sepeda-nya dan naik melalui tangga.
Seperti biasanya, pintu flat Dylan selalu terbuka tiap pukul sepuluh pagi. Dylan sengaja membuka pintu flatnya lebar-lebar karena Farina dan Baskara seringkali datang ke flatnya pada jam-jam tersebut. "Lu tau? Kemarin gue ketemu cewe, cantik bangeeeeet..." ucap Baskara dari balik pantry kompornya. Wajah Farina berubah datar seketika. Baru satu langkah ia memasuki flat milik Dylan, awan nya berubah gelap hanya karena ucapan Baskara kepada Dylan tersebut. "Ciao! Gadis tepung! Buon Compleanno!" Pandangan Baskara teralih pada teman perempuannya yang baru saja datang. Hallo! Gadis tepung! Selamat Ulangtahun! Tiga kalimat tersebut mampu mengembalikan mood Farina.
"Grazie!" Ucap Farina dengan manisnya.
Dylan tidak suka ekspresi ini. Dylan sangat cemburu ketika Baskara mampu dengan mudahnya membuat Farina merasa bahagia. Dengan niat jahat dan usaha untuk memperburuk perasaan Farina terhadap Baskara, Dylan membahas topik yang baru saja di mulai oleh Baskara. "Wah dimana? Secantik apa?" Tanya Dylan pura-pura penasaran. Dan benar saja, ekspresi Farina kembali datar.
"Ayo kita jalan-jalan ke Colosseo! Abis itu aku traktir kalian di Gelateria!" Farina mampu mengalihkan pembicaraan kami.
"Ayo!" Seru Baskara dengan semangatnya. "Tapi aku udah masak gulai kesukaan kamu nih Far buat merayakan hari ulangtahun kamu. Kita sarapan dulu ya?" Baskara menaikkan kedua alisnya. Farina mengangguk dengan senyum manisnya. Baskara senang melihat Farina tersenyum, karena senyum adalah simbol bahagia. Tiap kali melihat senyuman Farina, Baskara merasa seperti melihat Sekar adiknya di Jogja. Dengan badan mungil dan watak yang hampir sama dengan adiknya, akhirnya Baskara memutuskan untuk menganggap Farina sebagai adik kecilnya selama di Italia.
"Kamu gak bawa roti?" Tanya Dylan kesal dengan pemandangan sok manis Farina kepada Baskara. Farina mengalihkan pandangannya kepada Dylan.
"Enggak." Jawabnya.
"Good! Coz we have a cake for you!" Dengan otot kekar yang terpampang nyata karena kaos tanpa lengan yang di gunakan nya, Baskara mengeluarkan kue tart yang di beli oleh Dylan dari dalam kulkas.
"Buon Compleanno!" Seru Dylan sembari menancapkan lilin di atas kue tersebut. Buru-buru Baskara menyalakan lilin tersebut, dengan nyanyian ulang tahun berbahasa inggris Dylan dan Baskara mengiringi Farina untuk meniup lilin tersebut.
"Thank you guys!" Farina memeluk kedua teman prianya secara bersamaan, mereka bertiga terlihat seperti teletubies.
"Sama-sama." Ucap Baskara dan Dylan bersamaan.
YOU ARE READING
Dear My Last,
RomanceSarah Dharmawan, 22tahun, sedang menikmati kekayaan nya kembali di Roma. Setelah lika-liku kisah cinta yang menyakitkan bersama Radhya pria idaman nya, Sarah memutuskan untuk lari dari kehidupan lamanya. Akankah Roma menjadi persinggahan terakhir un...