Seperti bunga matahari yang menemukan sinar, akhirnya aku bersanding dengan mu. Pria berjas hitam dengan dasi biru tua kesukaan ku. Aku sengaja memilihkan kemeja putih untuk mu agar aura maskulin mu semakin terpancar di hari pernikahan kita ini. Di buntuti Aster dan Branden, aku tersenyum dengan pancaran bahagia. Gaun putih setengah kebaya biru tua menjadi pilihan mu. Kata mu kita akan terlihat elegan dengan kombinasi kedua warna itu. Putih warna mu, biru warna ku. Putih sifat mu, biru ketenangan ku.
Katamu aku ini tenang, padahal menurut ku aku ini gegabah. Tapi katamu aku ini sebenarnya tenang, apalagi ketika mendengarkan cerita orang lain. Bukannya apa. Aku hanya percaya bahwa karya terbaik bisa lahir dari kepedihan. Bukan semata-mata hanya kepedihan ku, mungkin kepedihan orang lain juga dapat memberi ku inspirasi, atau bahkan memberikan jiwa.
Dengan tatapan hangat, dan kesucian hati. Kamu tidak pernah mengelak setiap perkataan ku. Senyum mu merekah "Terserah kamu, kamu boleh menyimpan semuanya dalam karya mu. Kamu boleh membagikan kenangan mu kepada seluruh penjuru bumi. Tapi ku mohon, anggaplah itu hanya sebatas karya, kenang-kenangan yang tak memiliki hak untuk menghentikan waktu mu." Aku terkesima detik itu juga.
"Saya terima nikahnya Sarah Dharmawan binti Suryo Dharmawan, dengan mas kawin seperangkat alat shalat. Di bayar tunai."
Kini kita telah bersanding. Di tatap oleh berpuluh pasang mata indah, biru, hijau, hazel, hanya aku dan keluarga ku yang hitam. Kamu mengucapkan ijab kabul dengan lancar. Aku suka pandang mu setelah selesai menyematkan cincin, mata mu berbeda dari semua yang ada di ruangan ini. Cokelat. Ah! Pasti mama mu juga sangat cantik dengan mata itu. Kamu mencium kening ku hangat, beberapa orang mengabadikan ciuman tersebut, termasuk adik dan juga mama ku. Katanya buat upload di facebook, padahal ia bisa minta foto ke photographer. Tapi terserahlah, ia tidak mau repot dan ingin segera mengabari teman arisannya yang tidak hadir bahwa anak gadisnya yang menyedihkan sudah berubah menyenangkan.
-
Jakarta, beberapa tahun yang lalu.Apa sesuatu yang buruk tetapi tidak bisa di tolak? Jawabannya adalah kenangan. Ada beberapa orang yang mengatakan "Ah kamu terlalu berlebihan, kenapa harus di tolak kalau kita bisa menyimpan kenangan yang manis saja?" Tapi menurut ku, terlalu munafik jika kita tak pernah mengingat-ingat sesuatu yang buruk. Ada pepatah yang mengatakan "Berjuta kebaikan seseorang akan terlupa begitu saja ketika ia berbuat satu kesalahan." Ya seperti itulah kenangan terjadi.
Hari itu di Bandara Soekarno Hatta tepat pukul tujuh malam aku memeluk semua orang. Ayah, Bunda, Sean, Ratu, Reno, Raelee, dan Benni. Dengan mata super sembap dan susah melepaskan ku, Benni berbisik "Nanti gue mau ambil cuti biar bisa nengokin lu." Dengan tangisan sama mengalir, aku tertawa. Semoga! Bisik ku dalam hati. "Ah! Kenapa lu harus pergi sih?" Tanya nya kesal tak kesal.
"Bukan pergi. Belajar..." jelas ku.
"Melarikan diri." Koreksi Ratu seketika. Aku tersenyum kepada semuanya. Lalu meninggalkan semuanya dan memilih menunggu di Gate. Ada hati penuh harap di sana. Tapi untuk apa mengharapkan kehadiran seseorang yang susah di harapkan untuk melepaskan yang terakhir kalinya. Aku benar-benar patah hati, bahkan sampai frustasi.
Masih satu jam lagi pesawatku terbang, tapi aku masih saja termenung di Gate sambil berharap ada satu pesan perpisahan yang masuk ke dalam ponsel ku. Ada kalimat yang terus berputar di kepala ku, kalimat yang tanpa sengaja tersusun elok setelah aku memberikan surat pengunduran diri kepada Dio satu bulan yang lalu.
Menjadi gerhana adalah bisa ku. Bebentuk indah, tapi sukar untuk di pandang. Berharap di pandang, tapi beberapa detik kemudian pergi dengan sejuta kenangan menyeruak di penjuru bumi atau bahkan di lubuk hati mu. Terimakasih pernah menjadi mentari yang memeluk ku, meski hanya sesaat. Selamat atas pernikahannya dengan Licia!
-Radikalis Gombal
YOU ARE READING
Dear My Last,
RomanceSarah Dharmawan, 22tahun, sedang menikmati kekayaan nya kembali di Roma. Setelah lika-liku kisah cinta yang menyakitkan bersama Radhya pria idaman nya, Sarah memutuskan untuk lari dari kehidupan lamanya. Akankah Roma menjadi persinggahan terakhir un...