19. Maaf?

165 21 1
                                    

"Kok sendirian?"

"Baskara ada urusan kantor mendadak." Aku tidak tahu kalau Benni pernah mendapatkan predikat face machine alias pembaca wajah handal.

"Kita nginep di homestay Bli Wayan." Benni membantu mengangkat koper ku. "Udah ke pantai mana aja di sini?" Tanya Benni sambil berjalan, sementara aku mensejajarkan langkah ku dengan nya.

"Belum kemana-mana..." Benni memulatkan mata nya beberapa detik. Dalam hati nya pria itu bertanya-tanya, canggu sangat dekat dengan pantai. Lalu kemana saja wanita itu dengan kekasihnya selama ini?

Banyak hal tak terduga yang terjadi selama ini, rencana nya aku dan Baskara akan berada di Bali seminggu sebelum ulang tahun Dinan. Tapi memiliki kekasih seorang CEO tidaklah muda. Penerbangan kami tertunda tiga hari karena Baskara dengan mendadak memiliki urusan kantor, aku mengalah... Bunda pun sangat senang karena aku bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarga. Tiga hari ku habiskan untuk nonton bioskop bersama Sean, menemani Ayah di restoran, dan belanja bersama Bunda. Sesampainya di Bali Baskara mendadak sakit, ia tanpa sengaja hujan-hujanan ketika harus melihat lokasi kantor cabang yang baru. Sekitar dua hari Baskara istirahat di hotel, ketika membaik esoknya ia mengajak ku makan Bebek Betutu di restoran favorite keluarganya. Pulang dari restoran kami harus cepat-cepat kembali ke hotel, salah satu karyawan Baskara menyusul hanya karena ada beberapa dokumen yang harus di urus oleh pria tersebut. Besok nya adalah hari ini, hari ulang tahun Dinan Dinata. Aku tida terlalu masalah jika kami tidak mengunjungi pantai-pantai terkenal yang ada di Bali, toh seminggu yang lalu kita baru saja menghabiskan waktu di Anyer kan?

"Finally ya Sar... kita jalan-jalan bareng." Ucap Benni setelah menaruh tas di kamar ku. Ternyata pria ini menyewa satu rumah homestay dengan empat kamar. Dua kamar di bawah, dan dua kamar di atas. Kamar bawah hanya di isi oleh Benni, satu kamar lainnya kosong, sementara aku akan bertetangga dengan kamar teman nya Benni. Di atas, bersama Mika. Aku baru saja berkenalan. Ia perempuan dan kini wanita itu menempati kubik ku. Wanita itu sangat antusias ketika mengetahui bahwa aku adalah Sarah Darmawan. "Gue denger Dio lagi di sini juga kan? Sekitar sebulan belakangan bos gue bolak-balik Bali mulu, bini nya minta tinggal di sini katanya..." Ah! Kenapa Benni harus membahas tentang ini? Bola mata ku otomatis menatap atap beberapa detik, malas.

"Ayu gimana kabarnya?" Tanya ku.

"Sehat, betah dia di kantor cowo lo." Aku mengangguk menanggapi ucapan Benni. "Yaudah gue turun dulu, kalau butuh sesuatu bilang aja." Ini anggukan kedua. Benni berlalu meninggalkan kamar ku, sementara aku mengikuti pria tersebut hingga kamar mandi. Kebetulan kamar mandi ada  di luar kamar dan hanya satu di tiap lantai.

"Mbak Sarah!" Aku menolehkan kepala ku ke pintu kamar Mika yang sengaja ia buka. "Aku boleh setel lagu pake speaker gak?" Aku mengangguk, di sini aku yang bertamu. Seharusnya aku yang sungkan. Setelah Mika menyetel lagu, aku melongokan kepala ku ke dalam kamar mandi hanya untuk sekedar mengecek. Kamar mandi nya bersih, aku akan mandi setelah ini.

Lagu yang di putar oleh Mika agak asing di telinga ku. Bukan masalah nada nya, tapi bahasa nya. "Lagu Thailand ya Mik?" Tanya ku sambil menatapnya. Mika keluar kamar sambil mengangguk, lalu ia duduk di sofa ruang keluarga yang berada di depan pintu kamar kami. Homestay ini cukup luas, dan sangat khas dengan beberapa ornamen Bali. "Ngerti bahasa Thailand?" Tanya ku basa-basi. Gadis itu langsung menggelengkan kepala nya sambil tersenyum lebar.

"Aku baru aja kenalan sama bartender ganteng, Mbak. Dari Thailand. Terus dua hari ini kita sering ngobrol, dan dia yang ngirim lagu ini ke WhatsApp aku. Katanya enak? Tapi emang enak ya Mbak?" Ucap Mika meminta persetujuan di akhir kalimat.

Melodi memiliki andil besar dalam setiap lagu. Lantunan dari tiap tangga nada mampu menyentuh hati dan memberi warna pada perasaan. Kita mampu mengenali alunan lagu sedih, senang, ataupun lagu yang penuh cinta hanya dengan mendengar melodi nya. Ku rasa ini lagu cinta. Aku dapat merasakan itu meski tidak mengerti arti dari setiap lirik nya.

Dear My Last, Where stories live. Discover now