12. Dalam Waktu Yang Bersamaan

190 16 0
                                    

Ini menjadi hari yang paling membahagiakan setelah semua yang telah berlalu. Aku mematut-matutkan badan ku di depan kaca ruang ganti toko baju yang aku kunjungi. Aku tidak sabar untuk jalan-jalan ke IKEA, jadi aku memutuskan untuk membeli baju tanpa perlu kembali ke rumah Aunty Stefania. Rencana nya aku akan tetap kembali ke rumah tersebut untuk mengambil semua baju ku setelah pulang dari IKEA. Setelah itu aku dan Baskara kembali ke rumah nya untuk mengurus pemindahan server dan mengambil baju-baju milik pria tersebut.

Aku memilih dress kerah V berwarna hitam. Tidak ada baju lain yang ingin ku beli lagi, hanya itu, hanya untuk ke IKEA. Baskara tidak membeli pakaian baru, ia masih mengenakan sweather kemarin. Aku tidak terlalu perduli, karena Baskara tetap wangi meski tidak mandi dan ganti baju. "Kamu selalu kelihatan cantik." Ucap Baskara setelah aku membayar pakaian ku.

"Aku gak pernah nganggap ucapan kamu gombal, tapi aku gak senang atau gimana... mungkin aku sudah terbiasa dengan pernyataan kamu kalau aku ini cantik." Ucap ku di akhiri kekehan. Baskara merangkul bahu ku. Suasana seolah berubah seketika, ada lagu bernada riang di benak ku, sepertinya aku terlalu senang hari ini. Baskara mengusap-usap rambut ku, hangat.

Kami melanjutkan perjalanan setelah aku mendapatkan baju ganti. Kira-kira sekitar lima belas menit dari toko baju akhirnya kami sampai di IKEA. Tujuan utama ku mencari vas dan bunga, hanya itu. Tapi setelah di pikir-pikir lagi, masih banyak kebutuhan lain yang kita perlukan. Baskara yang mengingatkan ku.

"Gimana kalau yang ini?" Tanya ku menunjuk bunga plastik warna putih dengan vas bening. Baskara mengangguk, boleh maksudnya. "Apa aku kelihatan jelek karena belum mandi?" Tanya ku random setelah menaruh beberapa vas bunga ke dalam troli yang di bawa Baskara.

"Enggak." Jawabnya. Tapi aku penasaran, aku tetap merasa buruk rupa. Apalagi aku tidak dandan sama sekali. Aku mengambil handphone ku dan mengaca menggunakan kamera depan.

"Aku kelihatan jelek meskipun kata kamu aku cantik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku kelihatan jelek meskipun kata kamu aku cantik." Gumam ku setelah melihat pantulan wajah ku dari layar handphone. Baskara tidak perduli dengan ucapan ku, menurutnya aku tetap wanita paling cantik. Drtt... handphone Baskara bergetar.

"Papa aku nelepon." Ucapnya setelah menatap layar handphone. Aku membuang wajah ku, mempersilahkan dia untuk berbicara dengan ayah nya. Mulut ku bungkam mendadak. Jika handphone nya di loudspeaker, beginilah percakapan nya.

"Assalamualaikum Mas!" Ucap pria tua di seberang telepon. Rambut nya mulai memutih di beberapa sela, tangan kanan nya memegang gagang telepon, sementara jari tangan kiri nya mengetuk-ngetuk di atas meja.

"Waalaikumsalam." Jawab Baskara tanpa ragu.

"Ini gimana? Kata nya Kanya hamil?" Raut wajah pria tua itu berubah datar. Baskara mendeham. "Kenapa bukan sama kamu?" Mata Baskara otomatis membelalak. Ia heran dengan pola pikir ayahnya, langkahnya yang sedang mendorong troli pun terhenti.

Dear My Last, Where stories live. Discover now