🥀__🥀
Diujung bar, ditempat yang susah ditemukan oleh pengunjung-pengunjung karena tempat itu khusus untuk para pekerja menikmati masa santai mereka ada seorang gadis yang sedari tadi hanya bisa menghela nafas kasar. Tidak ada siapa-siapa disana, hanya dirinya dan kesendirian.
Kalaesa, atau gadis itu lebih biasa dipanggil Kaesa meringis saat mengingat kalau besok jam delapan dirinya mempunya mata kuliah wajib. Meskipun bukan orang berada, tapi Kaesa bertekat agar ia bisa mendapat gelar dan nantinya ia bisa membantu ibu bekerja, tidak perlu pontang panting mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya mereka juga tidak sanggup.
Mengingat tentang pekerjaan, gadis itu kembali menghela nafas pelan lalu pandangannya ia buang ke arah sekumpulan orang-orang yang sedang menari menikmati musik yang sangat memekakan telinga.
"Enak banget jadi orang kaya, padahal mabuk itu sama aja kayak ngilangin kewarasan mereka, tapi masih aja pada mau buang duit disini"
Huftttttt, Kaesa tidak akan pernah mengerti memang apa yang mereka rasakan.
"Aduhh pusing banget, gue harus nyari duit dimana lagi anying!!!!" Rambutnya ia tarik pelan, sederet angka-angka yang harus ia keluarkan bulan ini terus menghantuinya. Bagaimana ia bisa membayar semua itu padahal gajinya tidak besar, bagaimana Kaesa agar bisa membantu ibu membayar uang sewa rumah mereka??
"Hikss" Kaesa menangis. Kadang, dimasa seperti ini yang ada dihatinya hanya perasaan dongkol kenapa ia menjadi anak orang miskin. Kaesa tidak banyak melakukan kegiatan yang membuat ia menikmati masa muda nya. Gadis itu hanya fokus pada kerja, kerja dan kerja.
Hingga, sadar atau tidak. Kaesa mulai melewati batasnya, gadis itu menarik botol alkohol yang katanya sendiri bisa menghilangkan kewarasan orang. Sekali tegak, ia merasa tenggorokannya panas, tapi pada tegakan selanjutnya entah bagaimana Kaesa merasa beban-bebannya perlahan terangkat.
"Minum ini, kali aja besok gue bangun langsung berubah status jadi orang kaya"
🥀__🥀
"Everybody dance with meeehhhhhhh"
"Huuuuuuuuuu"
Semua orang bersorak untuk dirinya, apalagi ketika dirinya menggoyangkan anggota badannya. Semua orang heboh ini adalah saat yang mereka tunggu-tunggu, Dona Wijaya sang it girl negeri ini menari diatas dance floor. Entah sejak kapan, tapi semua orang menikmatinya dan bergerak kompak untuk menutupi hal tersebut pada media.
Dona yang memang haus perhatian, mendapat teriakan seperti itu semakin lincah bergerak. Apalagi DJ diatas sana memainkan musik favouritenya. Tolong ingatkan Dona untuk berterima kasih kepada DJ itu nanti.
"Temen lo, gaada capek-capeknya!!" Renjana menarik Dona, karena kalau tidak dihentikan gadis itu tidak akan berhenti.
"Na, gue gabisa sampe malem banget. Ada kuliah besok pagi, yuk pulang"
"Na yang mana??" Nasya ikutan mengernyit, pasalnya ia dan Dona sama-sama dipanggil 'Na' oleh orang disekitar mereka.
"Ya kalian berdua lah!!"
"Yaudah, ayo pulang"
"Duluan aja" Ucap Dona saat melihat dua sahabatnya itu berkemas. "Gue masih mau disini"
"Heh goblok! Lo dibiarin sendiri bahaya!!"
"Ya gue gak mau pulang! Dirumah sepi, bokap baru balik subuh kayaknya. Gue balik jam segitu aja, besok matkul gue sore kok. Aman"
Nasya bergerak gelisah, otaknya sibuk berpikir bagaimana cara mengajak ratu keras kepala ini untuk pulang.
"Na, lo tuh minum. Kalo lo sendiri entar Lo dibungkus!"
Dona terkekeh.
"Gue gak apa, gue janji gak akan minum. Nih," Dona membuka hp nya dan jari lentiknya mengarah ke satu aplikasi, lalu menghidupkan mode lokasi disana. "Zenly gue udah nyala. Lo berdua bisa mantau gue kalo emang gue macem-macem. Jam 3 subuh kalo gue masih di sini, lo terserah deh mau nyeret gue pake cara apa"
Renjana dan Nasya sama-sama menghela nafas. Kalau sudah seperti ini, Dona sama sekali tidak bisa dibantah.
"Janji gak mabuk??"
"Iya janjiiii"
Pada akhirnya, janji yang ia ucapkan kepada Renjana dan Nasya hanyalah janji semata. Karena sejak kepulangan dua sahabatnya, Dona langsung memesan dua botol besar yang membuat kesadarannya perlahan menghilang.
'Kamu punya beban seberat apa sih sampai mau mabuk-mabukan begini?'
🥀__🥀
Dona Wijaya
Kalaesa