🥀__🥀
"Lo ngerasa gak sih kalau Marka akhir-akhir ini tuh aneh banget??" Dona mencondongkan tubuhnya, suaranya ia pelankan karena takut terdengar oleh orang lain selain Kaesa, bisa bahaya. Untungnya Kaesa menangkap maksud Dona, ia pun ikut memajukan tubuhnya.
"Iya, aneh banget. Padahal biasanya dia nyuruh-nyuruh kita kayak bos nyebelin. Tapi sekarang dia malah nyuruh kita duduk tenang di meja kasir?? Dia otaknya abis geser apa yak??" Dona meringis mendengar kalimat Kaesa, Marka memang aneh tapi Dona juga tidak tega membayangkan kalau otaknya geser beneran.
Keduanya sedang menikmati waktu bersantai di meja kasir seperti biasa, yang mengantarkan pesanan pelanggan semuanya di handle oleh Marka. Sempat bingung tapi kedua gadis itu tidak mau menyia-nyiakan keadaan.
"Oh iya! Besok hasil tes DNA nya keluar kan?? Artinya lusa kita udah balik kerumah masing-masing??"
Dona mengangguk, tubuhnya tiba-tiba lesu ketika mengingat kalau ia sebentar lagi akan menjadi Dona yang kesepian kembali.
"Kaesa, sebelumnya maaf ya. Kayaknya nanti kalau lo udah balik kayak semula lo bakal mulai semuanya dari awal deh. Gue ngebikin hubungan lo sama sahabat lo hancur"
"Gak apa" Sahut Kaesa cepat, "Aku gak suka temenan sama orang yang jahat. Bahkan aku mau mutus hubungan sama Jean juga. Dia jahat banget sama kamu Dona, gimana kamu bisa suka sama cowok modelan gitu sih??" Akhirnya Kaesa mengeluarkan pikirannya setelah selama ini ia tahan-tahan.
"Gimana ya Sa, namanya juga cinta"
"Cinta itu gak nyakitin Na" Ucap Kaesa tegas, gadis itu menatap Dona lurus. "Kalau kamu cinta sama Jean seharusnya cinta itu gak bikin kamu sakit. Apa yang kamu rasain ke Jean sekarang mungkin cuma obsesi atau ego kamu aja. Kamu harus lepas Na, cari yang bikin kamu bahagia, jangan mau disakitin seumur hidup"
"Apaaan!!" Dona terkekeh, "Lo jadi bijak gini deh Sa" Sekuat mungkin Dona menutupi rasa harunya. Rasanya, selama ia menjadi dirinya sendiri belum pernah ada yang seperhatian ini dengan perasaannya. Kaesa adalah orang pertama yang perduli dengan rasa sakitnya dan bohong kalau Dona tidak merasa tersentuh karenanya.
"Oh ya Na" Kaesa semakin merapatkan diri karena ujung matanya menangkap Marka yang kini tengah berjalan kearah mereka.
"Kayaknya Marka suka sama kamu"
🥀__🥀
Dona berjalan pelan, langkahnya seperti orang kehilangan arah atau memang sekarang ia sedang tidak punya tujuan?? Pikirannya kosong, ia bahkan sudah tidak perduli kemana arah kakinya melangkah. Jika sesuai perjanjian, ini adalah hari terakhir ia menjadi Kaesa dan ia pun sudah mengetahui hasil tes lab yang ia dan Kaesa jalani kemarin. Dona belum mengabari Kaesa tentang hasilnya karena Kaesa mengatakan kalau ia sedang romantic picnic bersama Papi, ia tidak mau mengganggu waktu berharga itu."Kaesa??? Kaesaaa!!!" Jean berlari sekuat tenaga untuk menggapai posisi Kaesa dan menarik gadis itu menjauh dari jalan raya.
"Bahaya!! Kamu tahu bahaya gak??? Jangan jalan sambil melamun Sa!! Bahayaaa!!"
"Lo kok ada disini?" Jean sedikit terkejut dengan pertanyaan Kaesa, pasalnya nada yang gadis itu keluarkan terdengar sedikit dingin dan sorot matanya pun kosong.
"Hey??? Kamu kenapa?? Ada masalah??" Jean menarik Kaesa untuk sedikit lebih jauh lagi dari trotoar. Sepertinya Kaesa butuh tempat untuk mengadu hari ini, gadis itu seperti tengah kehilangan arah.
"Gue bilang, lo kenapa ada disini?"
"Aku-- Ya aku nganter Jena periksa kayak biasanya Sa. Dia gak ngabarin kamu?? Biasanya kalau udah waktunya periksa kamu ribut banget nanya dia ini itu. Kalian, berantem??" Dona diam saja, karena memang dia tidak tahu kalau Jena punya penyakit yang mengharuskan dia untuk periksa rutin.
Merasa tidak mendapat jawaban, Jean mulai merangkul Kaesa dan membawanya berjalan perlahan.
"Kamu belum makan kan?? Ini sate ayam favourite aku sama Jena. Aku waktu itu janji kan buat bawa kamu kesini, nah sekarang kita bakal makan ini!!" Dona menoleh, ekspresi Jean begitu antusias. Membuatnya tak tega untuk menolak ajakan pemuda itu, lagi pula mereka sudah terlanjur duduk di kursi milik mamang sate yang Jean maksud. Disana juga ada Jena.
Sepertinya si kembar itu tengah memesan sate saat melihat langkah Dona yang mulai kehilangan arah."Cobain deh Sa. Aku jamin kamu bakal ketagihan" Jean menyodorkan satu piring sate ayam lengkap dengan bumbu kacang.
Dona memejamkan matanya yang mulai berair perlahan, untung genangan air matanya tidak banyak jadi ia tidak perlu repot untuk menghapusnya. Hatinya tengah sakit saat ini, perlahan tangannya meraih satu tusuk sate. Sebelum ia memakan sate tersebut, ia kembali menatap Jena dan Jean yang menunggunya penuh harap.
Dona tersenyum simpul sebelum akhirnya menggigit sate itu tanpa ragu.
'Aku anggep ini terakhir kali kita ketemu. Aku senang bisa kenal kalian berdua'
🥀__🥀
Hai guyss, jadi para author nohyuck di twitter tuh lagi ngadain event ini
Yang pengen baca, boleh silahkan mampir yaaa. aku berpartisipasi juga di day 3💚💚