04

1.6K 227 5
                                    


🥀__🥀

"Kenapa lo bawa bodyguard!!"

"Aku gak tahu mereka bakal ikut!!"

"Makanya jangan izin!!"

"Ya gimana...." Dona dan Kaesa mendesah frustasi, saat ini keduanya sama-sama mengenakan masker. Dona tidak berani membuka maskernya karena bodyguard yang sudah ia kenal diluar kepala itu memantau mereka. Ia sedikit merutuki karena mengiyakan ajakan Kaesa untuk bertemu ditempat terbuka. Masalahnya, Dona juga sedang bingung. Jadi sebenarnya bukan jiwa mereka yang tertukar tapi memang Marka yang salah bawa orang.

Karena bodyguard itu adalah bodyguard Dona, jadi gadis itu sudah hafal diluar kepala bagaimana cara kabur dari mereka. Secepat kilat ia menarik tangan Kaesa dan masuk ke stasiun terdekat. Beruntungnya, kereta MRT langsung sampai begitu mereka tiba, jadi tidak perlu waktu lama keduanya sudah berada jauh dari jangkauan para bodyguard tadi.

"Kita mau kemana??" Kaesa ditarik seperti anak kecil, perbedaan tingginya dan Dona tidak terlalu jauh tapi tetap saja kalau dirinya di seret-seret begini, ia akan seperti anak kecil.

"Ngacak aja, biar mereka bingung mau pergi ke stasiun mana" Ucap Dona santai, mereka tidak akan turun di stasiun paling jauh, hanya berjarak dua stasiun karena itu adalah jarak teraman. Setelahnya, mereka menyambung perjalanan mereka dengan menaiki bluebird.

"Atuhlah ini aku pusing, kamu bawa-bawa aku kayak gini padahal kan aku yang ngajak ketemu"

"Makanya jangan bego! Udah tau pertemuan kita bahaya masih aja bawa bodyguard"

"Ya salah kamu lah kenapa punya bodyguard"

"Diem!!"






🥀__🥀




Keduanya sempat melongo sebentar, sedikit terkejut dengan kesamaan wajah mereka. Benar-benar sama, seperti anak kembar. Yang membedakan hanya, Dona mempunyai banyak moles di pipinya sedangkan Kaesa punya banyak moles di leher, selain perbedaan tinggi yang tipis, mereka benar-benar terlihat sama.

"Pantes si anjing salah bawa orang" Dona yang pertama kali memutuskan pelongoan mereka, tidak ingin berlama-lama cosplay menjadi orang bodoh.

"Kamu ngatain aku anjing??" Kaesa tak terima, lagi pula gadis didepannya ini kenapa sangat kasar. Satu hal tidak baik untuk ukuran orang yang baru pertama kali bertemu.

"Bukan lo elah, baperan banget! Duduk sini!!" Dona menepuk kasur disebelahnya. Karena tidak ingin lari-larian lagi, jadi Dona memutuskan untuk berbicara di hotel saja. Lebih aman.

"Sebenarnya kita gak perlu segininya sih, tingal kamu pulang kerumah kamu, trus aku pulang kerumah aku. Udah, gak perlu drama kayak gini" Sekarang Kaesa menyesali keputusannya mengajak Dona bertemu.

Dona menggeleng, awalnya ia memang ingin segera pulang tapi kenapa rasanya sekarang ia tak rela??

"Kalo gue ngajakin lo buat tukeran selama tiga bulan, lo mau gak?"

Mata Kaesa terbelalak, "Kamu gila ya!! Enggak!!"

"Gue bayar!!" Dona menyahut super cepat. "Lo bisa pake semua fasilitas gue, lo gak perlu ragu buat narik duit gue di rekening, semuanya. Kita cuma perlu hidup kayak biasa, lo jadi gue dan gue jadi elo"

Kerutan kening Kaesa semakin menjadi, gadis itu malah menyempat dirinya menjentik kening Dona.

"Gila kamu"

"Please" Dona memelas, ternyata Kaesa tidak mudah dibujuk. Ia harus memutar otak.

"Gue— Gue tumbuh tanpa kasih sayang orangtua, satu-satunya yang ngurus gue cuma mbok. Tadi pagi, gue ketemu sama nyokap lo dan untuk pertama kalinya gue ngerasa disayang" Dona mengeluarkan skill actingnya sebaik mungkin. Jika seperti ini, rasanya ia ingin berterima kasih kepada Papi karena selalu memaksanya untuk ikut berbagai macam kelas.

Melihat Dona menangis, perlahan Kaesa mulai meragu. Dirinya beruntung karena punya ibu yang sangat menyayanginya, bahkan beberapa jam menjadi Dona pun ia sudah bisa merasakan bagaimana kesepiannya gadis itu. Perlahan Kaesa bergerak untuk memeluk Dona, menenangkan gadis itu.

"Kita tukaran satu bulan! Gak lebih, jadi stop nangis. Aku harap, untuk satu bulan kedepan kamu gak ngancurin hidup aku dan kamu bisa menikmati segala kasih sayang yang dikasih sama ibu"

Didalam pelukan Kaesa, Dona menyeringai lebar. Alasan kasih sayang ibu itu sama sekali tidak bohong, untuk pertama kalinya Dona merasa hatinya menghangat, padahal perhatian yang diberikan oleh ibu Kaesa sama saja dengan perhatian yang diberikan mbok. Selain itu, salah satu alasan pendukungnya adalah Jean :)
Dona bahkan sudah memikirkan seribu rencana untuk menikmati waktu bersama Jean.

"Oke jadi—"


Percakapan berlanjut, masing-masing dari mereka memberi tau kebiasaan sehari-hari agar orang-orang disekitar tidak curiga. Selain itu, Dona juga menyarankan untuk membeli dua ponsel baru dengan merk dari ponsel yang mereka miliki sekarang. Keduanya masih cukup waras untuk tidak bertukar ponsel, mau bagaimanapun juga, mereka tetap harus punya privacy.

Ini adalah penipuan atas kesepakatan.







🥀__🥀








Aku kalo bikin cerita, semudah itu ya ketebak alurnya???? 😭😭😭

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang