🥀__🥀
Dona menyukai Jean itu semenjak mereka duduk dikelas pertama putih abu-abu, ya meskipun saat itu seragam sekolah mereka bukan berwarna abu-abu tapi ya tetap saja waktunya sama. Padahal tidak ada yang istimewa dari Jean, ketampanannya hampir setara dengan Marka dan beberapa murid lainnya, tapi Dona juga tidak mengerti mengapa hatinya malah memilih Jean yang bahkan sama sekali tidak pernah melihatnya.
Jangankan untuk melihat keberadaan Dona, berada dalam jarak dekat saja kadang Jean sudah seperti punya alergi, ia tidak akan menunggu lama untuk pergi dari Dona. Tapi hari ini, seperti sedang berada didalam mimpi karena Dona dan Jean tengah duduk berhadapan diperpus kota. Dona itu suka buku karena Jean menyukainya dan tidak menyangka kalau hari ini akan tiba, dimana ia bisa membawa buku bersama Jean.
"Ck!! Sakit tauu!!!" Dona meringis saat Jean menyentil keningnya, tapi ringisan itu langsung hilang ketika tangan Jean terulur untuk mengelus keningnya. Mata Dona melebar, ingin sekali rasanya ia berteriak saat ini.
"Sorry Sa, sakit ya?? Maaf, soalnya kamu aneh banget hari ini. Biasanya ogah banget kalau aku ajak ke perpus"
Dona mengeluarkan senyum termanisnya, lalu menggeleng pelan.
"Gak apa kok, gak terlalu sakit hehehe" Ucapnya sedikit berbohong, bahkan Dona yakin keningnya itu sekarang memerah. "Mulai sekarang, kalau kamu mau baca buku ajak aku aja oke??" Ya, Dona harus memanfaatkan waktu singat dengan baik.
Jean terkekeh, entah kenapa ia merasa gemas dengan tingkah gadis didepannya ini. Padahal Kaesa yang ia kenal hampir dua bulan ini bukan seperti ini. Tapi semenjak ia mendapati Kaesa mabuk saat itu, gadis itu menjadi aneh.
"Sa??" Jean menarik jari kelingking Dona untuk ia genggam. Sedangkan si pemilik jari menatapnya dengan heran. Yang di raih dan di genggam oleh Jean hanya kelingkingnya tapi kenapa jantungnya berdetak kencang dan ia merasa kalau wajahnya memanas.
"Kamu tahu kan kalau aku selalu ada untuk kamu?? Tawaran aku masih sama kayak dulu, aku gak bakal—"
BRAKKK
Suasana romantis diantara keduanya langsung lenyap karena suara buku jatuh yang begitu kuat tepat disamping mereka. Dona ingin sekali menyumpahi orang tersebut tapi ia malah dibuat mematung karena kelakuan Jean.
"Lo apa-apaan sih??!!" Jean mendorong bahu gadis itu, gadis yang dengan tidak sengaja menjatuhkan buku tebal didekat mereka. Dapat Dona lihat kalau buku itu adalah buku pengantar untuk jurusannya.
"Apasih, orang gak sengaja. Penjaga perpustakaan aja tuh gak sewot" Seperti tidak punya ketakutan Kaesa melotot menyahuti Jean. Ya, orang yang menjatuhkan buku didekat Dona dan Jean adalah Kaesa.
"Lo pikir gue bego??! Lo sengaja kan jatuhin buku itu dan ganggu gue disini?? Lo ini emang parasit yang gak tau—"
"Udah!!" Dona berdiri dan mendorong tangan Jean agar terlepas dari bahu Kaesa.
"Kamu gak perlu semarah itu cuma karna dia jatuhin buku" Ucap Dona, dia harus membela Kaesa karena bagaimanapun dimata Jean Kaesa adalah Dona.
"Gak Sa, pengganggu ini pasti sengaja, dia emang gak pernah biarin aku hidup tenang—"
"Eh aku juga ogah kali ganggu hidup kamu, kepedean banget cihh!!!"
Dona pusing karena Kaesa pun tidak menyerah untuk menyahut. Satu-satunya jalan adalah menarik Kaesa sejauh mungkin. Meski ia masih ingin berlama-lama dengan Jean tapi keadaan saat ini sedang tidak memungkinkan, jadi lebih baik ia membawa Kaesa kabur secepat mungkin dan mengabaikan Jean yang memintanya untuk kembali serta tatapan risih seluruh penghuni perpustakaan.
🥀__🥀
"Kamu mau setres, kenapa orang kasar kayak gitu ditaksir. Atuh, kalo aku tau aku punya sahabat yang kasar kayak gitu gak bakal mau aku temenan" Kaesa terus menerus mengomel. Hatinya sangat kesal karena Jean menuduhnya sembarangan dan Dona yang langsung menyeretnya padahal ia masih sangat ingin ribut dengan Jean.
"Udah Sa, gue pusing banget. Lo mah ngomel mulu"
Kalau dilihat sekarang ini, keduanya benar-benar seperti anak kembar. Dona yang menyamar menjadi Kaesa tentu tidak akan mengikuti gaya berpakaian Kaesa, dan Kaesa yang menyamar menjadi Dona mau tidak mau sekarang berdandan seperti Dona.
"Kamu gak kerja Na?? Kan kemarin udah aku kasi list kerja part time yang harus ku datengin"
"Males anjir, kata ibu gak usah kerja"
"Naaaaaa" Kaesa merengek, "Kalo kamu mau enaknya aja aku gak mau tukeran lagi nih!!"
"Apaan!!" Dona langsung bangkit. "Heh Kaesa gue udah kasi ibu uang bulanan lebih banyak dari uang hasil kerja lo itu ya! Gue pake duit jajan gue selama ini yang gue tabung!! Lo tenang aja"
"Tapi tetap aja Donaaa, nanti kalau pertukaran kita selesai kan aku tetap harus kerja dan kalau kerjaan aku kamu anggurin kayak gini yang ada aku nanti yang susah!"
"Gue kasih tunjangan setahun Kaesa astagaa, udah deh anggep aja lo sekarang kerja sama gue!!" Kaesa memilih diam setelahnya karena percuma saja. Dona tetap tidak akan memahami apa yang dia maksud, gadis itu terlalu menganggap gampang semuanya karena ada uang. Pandangan mereka jelas berbeda.
"Dona~~"
"Hm!"
"Donaaaa" Kaesa menyenggol lengan Dona yang sibuk dengan ponselnya.
"Apasih Kaesa!!" Dona menoleh, lengkap dengan kerutan dikeningnya.
"Ituuu" Dona mengikuti arah telunjuk Kaesa, dan langsung melebarkan matanya.
"Kalian??"
🥀__🥀
Aku lusa mau tes~~~~ Tolong doain aku keterima yaaa🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Trusssss it's a spoiler : yang bakal keluar jadi couple cuma satu, coba tebak. Nanti yang tebakannya benar, aku kasi free pas buat baca extrapart cerita ini.
endingnya masih lama, cuma ya tebak-tebakan aja duluuuu, tapi plsss jangan bikin team-teaman yaa, shipper apa pun itu aku tetap cingta💞