06

1.3K 199 5
                                    



🥀__🥀




Jonathan mengernyit ketika melihat putrinya masuk kedalam rumah, reflek pria yang berusia pertengahan empat puluh itu melihat jam dipergelangan tangannya. Tapi sepertinya ia tidak salah lihat, kemudian ia meraih ponselnya dan membuka jadwal kuliah yang selalu ia minta kepada Dona setiap awal semester, gunanya?? Untuk mengetahui kapan anak itu harusnya pulang kerumah atau kapan anak itu menjadikan alasan kuliah untuk membohonginya. Kerutan di kening Jonathan semakin menjadi ketika anak gadisnya itu duduk diseberang kursinya.

"Capek banget aku hari ini Pi" Sejujurnya Kaesa kelu untuk mengucapkan kata 'Papi' karena seumur hidupnya ia tidak pernah punya sosok Papi. Tapi ia akan mencoba membiasakan diri untuk meminimalisir kecurigaan orang-orang disekitarnya.

"Papi kenapa? Kok diem aja?? Sakit ya??" Reflek Kaesa mendekat dan meletakkan tangannya di kening Jonathan yang membuat pria itu semakin curiga.

"Kamu bilang deh sini sama Papi, kamu bikin kesalahan apa lagi?? Bukan tentang uang di rekening tabungan pendidikan kamu yang tiba-tiba kamu tarik dua puluh juta itu karena Papi udah tau! Kami nih ya Na, ada aja kelakuannya. Papi pusing"

Kaesa perlahan beringsut menjauh. Papinya Dona ini memang sedikit menyeramkan. Wajah galaknya benar-benar membuat Kaesa ingin merengek kepada Dona untuk segera menyelesaikan pergantian peran ini. Tapi ia merasa kasihan kepada Dona, gadis itu sudah banyak melewati semua hal pahit jadi biar saja ia menikmati waktu kehangatan bersama ibu dirumah kecilnya.

Pandangan Kaesa ia lemparkan kerumah besar yang tengah ia diami ini, besar dan luas memang. Tapi terasa kosong. Tidak ada foto keluarga hanya ada beberapa lukisan mahal yang Kaesa tebak harganya ratusan juta.

"Kejadian kamu mabuk dan diantara sama Marka itu masih Papi ingat ya Dona. Hukuman kamu juga berlaku dan nambah karena kamu pake uang pendidikan kamu buat foya-foya. Semingu ini kamu gak boleh keluar rumah kecuali kuliah!" Jonathan meninggalkan Kaesa dengan kembali pada pekerjaannya. Ini hari pertama anaknya itu menjalani hukuman, dan Jonathan ingin memastikan kalau anaknya benar-benar pulang sehabis kelas.

Diujung sana, ada mbok yang menatap Kaesa dengan iba, wanita itu terlihat khawatir tapi Kaesa cepat memberikan tanda kalau ia tidak apa-apa. Cuma tidak keluar seminggu?? Itu sangat mudah untuk Kaesa.








🥀__🥀




"Ibu tahu gak kalau ternyata di kampus itu ada yang mirip aku?" Dona benar-benar menikmati waktunya. Dona yang biasanya keras kepala dan keras hati sekarang tengah minta dimanja oleh wanita yang baru ia lihat beberapa waktu yang lalu. Bahkan kepada mbok yang notabenenya mengurusnya sejak kecil saja Dona tidak pernah seperti ini.

"Hmmmm, si Riana pernah cerita gak sih. Ibu lupa nak" Diana —Ibu Kaesa— mengelus rambut Dona dengan penuh kelembutan dan berhasil membuat perasaan aneh itu mendatangi Dona lagi.

Setidaknya Dona sedikit terkejut karena ternyata orang-orang disekitarnya benar-benar terhubung dengan Kaesa tapi kenapa ia tidak tahu dengan keberadaan gadis itu?? Apakah Dona selama ini benar-benar menjalani hidupnya dengan bersenang-senang dan mengejar Jean saja?? Tapi yang lebih parah adalah, kenapa ia bisa tidak tahu kalau gadis yang di sukai oleh Jean adalah gadis yang sangat mirip dengannya??

"Anak ibu kenapa sih, dari tadi malem keningnya ngerut mulu" Diana mengelus kening Dona, memberi gerakan seperti meluruskan garis-garis tadi. "Kamu banyak pikiran ya sayang??"

"Aku, emm—"

"Ibu udah bilang, masalah uang kuliah kamu semester depan sama biaya sewa rumah ini biar ibu yang pikirin. Kaesa sayangnya ibu, Ibu ini bukan pengangguran loh. Ibu punya toko kue sendiri tuh dibawah. Kamu fokus aja sekolah ya? Cukup dulu kamu banting tulang buat bantu ibu biar bisa sewa ruko sekalian rumah ini. Sekarang ibu mau anak ibu ini nikmatin masa mudanya"

Air mata Dona mengenang. Kehidupan Kaesa yang tidak seberuntung dirinya tapi gadis itu mendapat banyak kasih sayang. Mungkin inilah hukum alam, tapi bagaimana dengan mereka yang terlahir kaya harta dan kasih sayang yang berlimpah?? Kenapa Dona atau Kaesa bukan bagian dari mereka?? Kenapa mereka berdua harus diberi kekurangan yang kalau disatukan jadinya akan saling melengkapi??

"Eca tau kan kalau Eca itu cuma satu-satunya yang ibu punya?? Liat Eca nangis-nangis waktu digendong Jean kemarin dan dalam keadaan mabuk itu bikin hati ibu sakit. Ibu jadi ngerasa gak becus ngurus Eca karena Eca milih buat mendam semuanya sendiri bukannya malah cerita ke ibu"

Detik itu juga tangis Dona pecah. Tangan mungilnya meraih pinggang Diana untuk ia peluk.


"Ibu maafin aku hiks— Maafin Kaesa. Aku sayang ibu, Kaesa sayang ibuu hiksss"


Dona mengucapkan itu semua, mewakili dirinya dan Kaesa.









🥀__🥀








Ini photo ibu Diana waktu beliau umur 20an👍🏻👍🏻

Ini photo ibu Diana waktu beliau umur 20an👍🏻👍🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Kalo ini pak Jonathan versi duda anak satu (not confirmed) yach 👍🏻

Kalo ini pak Jonathan versi duda anak satu (not confirmed) yach 👍🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(bapak Jo ini suka flirting tapi untouchable)










Btw maaf ya kalo agak lama update nya, aku gloomy tiap ngedraft 😔😔😔

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang