"Shiiiittttt!"
Mata Chika dan Marsha membulat saat melihat bagaimana keadaan kamar Jinan dan, Jinannya sendiri pagi ini.
"Blay! Language!" Jinan kesal karena adiknya itu ia panggil kesini untuk membantunya tapi malah tidak membantu sama sekali.
Ingin sekali rasanya Chika menutupi mata Marsha yang masih terkejut di sampingnya. Pasalnya mereka berdua melihat Jinan yang tengah mengenakan bra saja, oke, itu pemandangan biasa bagi keduanya tapi, bruh! Apa-apaan dengan leher dan dadanya yang penuh bercak merah itu?!
Mata Chika langsung menatap Cindy yang nampak malu sampai menundukkan kepalanya di tepi kasur Jinan.
Entah apa yang terjadi tapi nampaknya keduanya bermain sangat gila semalam. Meski begitu Jinan masih sadar untuk tidak meninggalkan apapun di tubuh Cindy seperti yang Aya bilang. Tapi keadaan Jinan... Astaga. Sudahlah, tidak ada waktu buat Chika menatap kedua manusia horny di depannya ini.
Ia dan Marsha lantas keluar dari kamar sang kakak dan melakukan tugas mereka pagi ini. Chika ke kamar Marsha untuk mengambil sebuah hoodie dan si Bungsu turun ke lantai satu dan menuju ke dapur untuk mengambil sesuatu dari kulkas.
"Pagi Ma, Bi Sisil," sapa Marsha dengan nada riang. Mamanya dan Bi Sisil yang tengah memasak itu tersenyum sambil menyapa balik sang gadis.
"Pagi, Non Matcha."
"Pagi, Cha. Gimana keadaan kakakmu? Udah membaik dia?" tanya Veranda.
Marsha menggeleng sambil membuka kulkas dan pintu freezer, "tadi Matcha liat dia masih tidur, Ma. Dia juga bilang buat gamau diganggu dulu gitu."
Veranda mengangguk saja, jika Jinan bilang begitu itu berarti dia hanya butuh istirahat.
"Kamu ngapain ambil es batu pagi-pagi gini?"
Marsha langsung menoleh ke arah sang Mama, ia tersenyum kikuk karena ketauan.
"Ikan discuss aku kek lemes gitu, Ma. Kata Ashel airnya harus dingin, jadi disuruh buat kasih es batu nih sama dia."
Veranda hanya mengangguk, ia tidak paham soal ikan apalagi jalan pikiran Marsha jika sudah bersama Ashel.
Merasa sang mama tidak lagi bertanya, Marsha langsung naik ke atas dan diam-diam masuk ke kamar Jinan.
"Kak, ini es batunya," ucap Marsha sambil memberikannya pada Cindy. Ia langsung mengambil satu bongkah es dan menempelkannya dengan perlahan di leher Jinan, dimana terdapat bekas kebiruan disana. Ulah siapa? Ulah istri orang.
"Sshh.. dingin, Cind."
"Aduh, maaf ya, Nan? Jadi kek gini," ucap Cindy dengan nada bersalahnya. Jinan justru tersenyum melihat wajah Cindy di depannya.
"Gapapa, kok. Asal bisa ilang beneran kan ini kalau pakai es batu?"
Cindy mengangguk kecil, "ntar kalau masih keliatan kamu pakein concealer juga, ya? Buat jaga-jaga."
Jinan kemudian mengangguk sambil tersenyum. Kepalanya sedikit mendongak karena beberapa bekas ada di area bawah rahang.
"Yaudah, kamu pulang dulu aja. Takut ntar Papa keburu turun. Ini biar Matcha yang bantuin."
Cindy menatap Jinan sekejap, membuat gadis itu tersenyum penuh arti.
"Maaf ya, pulangnya sama Aya dulu. Soalnya nih skenarionya agak belibet," ucap Jinan sambil menatap pada dua adiknya yang masih menatap Jinan dan Cindy.
"Ye! Kalau ga karena kita nahan Papa Mama semaleman di kantor kakak ga bisa ya sama Kak Cindy," ujar Chika kesal.
"Iya-iya, makasih. Ntar Kakak jajanin, deh."
![](https://img.wattpad.com/cover/327675137-288-k212983.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐥𝐚𝐲𝐢𝐧𝐠 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐅𝐢𝐫𝐞 | 𝐂𝐢𝐍𝐚𝐧
Fanfiction"Jinan bego, suka kok sama istri orang." -Aya JNN x CND gxg • mature content HeroesLegacy©2022