18. Rencana Perjodohan

1.1K 139 5
                                    

Ini adalah hari pertama Jinan bekerja di Mahagita Corp sebagai wakil CEO. Celine juga diangkat jadi sekretaris pribadi Jinan oleh Kinan langsung. Dan sekarang, gadis itu tengah sibuk dengan berbagai macam berkas yang harus ia selesaikan di hari pertama ini. Alias, ia tengah repot.

Celine duduk di depan gadis itu untuk membantu Jinan, ia senang karena dengan dipilihnya ia menjadi sekretaris berarti Jinan percaya padanya.

"Buset, banyak banget ini data buat satu investor doang," gumam Jinan.

"Mereka kan penting, Kak Jinan."

Jinan hanya mengangguk dan mau tidak mau harus menyelesaikan semua ini sebelum hari berakhir. Beruntung ada Celine yang membantunya.

"Wah, ternyata relasi bisnis Mahagita Corp berasal dari perusahaan-perusahaan besar ya, Kak?" Celine dengan takjub memandang pada data-data yang berserakan di meja kerja Jinan. Gadis di depannya itu mengangguk membenarkan apa yang Celine tanyakan.

"Chaesara Company, Laksani Grup, Junianatha Corp, PT. Djuhandar, mereka temen-temen Papa sama Mama. Makanya nanem saham banyak disini. Mahagita juga punya saham di mereka. Ya, timbal balik gitu lah, Celine."

Celine membalas dengan 'O' yang sangat panjang. Ia bahkan baru tahu kalau perusahaan-perusahaan besar itu adalah sahabat dari CEO mereka.

"Kak Jinan kenal dong sama mereka?"

"Kenal lah, dari kecil Papa sering ajak main sama mereka."

Keduanya terus mengerjakan tugas dari Kinan itu sambil mengobrol beberapa hal. Sampai-sampai mereka tidak sadar kalau waktu sudah masuk jam makan siang.

Di lantai bawah, Christy masih berjaga dengan santai di meja resepsionis sambil mengawasi lalu lalang manusia yang lewat di lobby. Hingga tak lama, seorang wanita yang terlihat masih muda mendekat ke arahnya dengan sebuah senyuman.

"Siang, Mbak..." sapa wanita itu. Christy langsung mengulas sebuah senyum saat melihat siapa yang menghampirinya.

"Siang, Nona Cindy. Mau... Cari siapa?"

"Eung-- panggil Cindy aja."

Bukan rahasia bagi Celine dan Christy mengenai hubungan terlarang Jinan dan wanita di depan meja resepsionis ini. Christy hanya menyesuaikan diri memanggil Cindy dengan embel-embel kehormatan karena ia kekasih sang bos sekarang.

"Jinan ada?"

"Ada, mau dipanggilkan atau ke atas saja?" tawar Christy.

Cindy sebenarnya membawa dua bekal makan siang untuk Jinan dan Reyhan. Tapi demi apapun ia seperti ingin bertemu dengan Jinan saja. Seharian tidak bertemu membuatnya merasa rindu. Apalagi sekarang Jinan mulai sibuk dengan kegiatannya menjadi wakil CEO.

"Maaf, Mbak. Bisa panggilin Reyhan dulu?"

Okay, Christy hanya mengikuti rencana wanita ini saja. Ia kemudian mendial nomor telepon yang menjadi nomor pribadi di meja kerja Reyhan. Ia berbicara padanya dan mengatakan kalau Cindy ada disini. Beberapa kali ia mengangguk kemudian menutup teleponnya. Tanpa menunggu permintaan dari Cindy lagi, Christy langsung menekan tombol nomor 2 di telepon itu dan menunggunya tersambung.

Ia tersenyum setelah berbicara pada manusia di ujung sambungan. Ia menatap Cindy penuh arti, "Pak Reyhan sedang sibuk katanya. Makan siangnya suruh dititipin disini. Tapi Nona langsung naik aja ke atas, lantai 9, ruangan dengan pintu putih di ujung koridor. Bos Jinan sudah menunggu."

Cindy tersenyum mendengar ucapan Christy. Ia langsung mengeluarkan kotak bekal yang ia siapkan untuk Reyhan dan memberikannya pada gadis itu. Setelah berterimakasih, ia langsung masuk ke lift dan menekan tombol dimana lantai 9 berada.

𝐏𝐥𝐚𝐲𝐢𝐧𝐠 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐅𝐢𝐫𝐞 | 𝐂𝐢𝐍𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang