11. Perhatian

68 12 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote⭐dan coment 💬, geratis kok.

Oke makasih satu detiknya....

Happy Reading
Selamat malam sabtu
Semoga kalian terhibur.

🌻🌻🌻🌻
Reksa membaringkan tubuhnya di sofa panjang di markas, dia memijat-mijat keningnya yang sedikit pusing, dengan mata yang terpejam, bayang-bayang ketika mencambuk Tari terus terlintas dikepalanya.

Gino dan Gilang saling senggol ketika mereka balik dari balkon, mendapati sang ketua seperti sedang banyak masalah.

Dua G, Gino dan Gilang mendudukan bokongnya di sofa panjang depan Reksa.

"Kenapa lo Sa?" Tanya Gino meleparkan kotak rokok ketubuh Reksa.

Reksa berdecak kesal, ketika Gino melemparkan kotak rokok mengenai wajah tampannya.

"Iya kayaknya lagi banyak masalah nih" timpal Gilang.

"Kayaknya masalah rumah tangga nih" ejek Gino tertawa dengan Gilang, dua G tumben akur.

Reksa merubah posisinya menjadi duduk, dia menatap dua G sangat tajam.

"Deren sama Iqbal mana?" Tanya Reksa dingin.

Gilang mengangkat kedua bahunya, sebagai wajaban jika dia tidak tahu.

"Kalau Deren lo tahu sendiri, sejak di club satu bulan yang lalu, dia berubah sikap, dari pecicilan berubah jadi anak introvert, kalau Iqbal ngak tahu gue" jelas Gino.

Memang benar Deren berubah sikap, entah apa yang terjadi malam itu, hingga dia menjadi anak pendiam.

"HAI" teriak Iqbal heboh masuk ke dalam markas tempat semua anggota serigala kumpul, kurang lebih ada 100 orang yang sedang kumpul di sana,  termasuk tiga pria yang sedang duduk di sofa.

"Ya elah bang, bikin kaget aja" cibir Dito salah satu anggota Serigala yang merasa terganggu dengan teriakan Iqbal.

"Ya ni bang Iqbal, game gue jadi over 'kan" kesal Rian karena gamenya kalah.

"Sorry deh" ucap Iqbal datar kearah mereka yang kesal.

Iqbal mengerutkan keningnya, berjalan kearah tiga pria yang kini menatapnya sangat dingin.

"Ngapain lo ke sini?" Sinis Gino datar

"Galak amat wakil kita" sindir Iqbal mendudukan bokongnya di sofa samping Reksa.

"Biarin, daripada lo sok jadi pahlawan kesiangan bini orang" sindir Gino tak mau kalah.

"Cie marah 'nih ceritanya" goda Iqbal mencolek lutut Gino sembari tersenyum smirk.

"Cih ogah" Gino berdecih sembari bergedik ngeri.

Iqbal terkekeh melihat Gino yang terlihat sangat kesal pada dirinya. "Lagian suami sah diam aja tadi" sindir Iqbal menatap Reksa, Reksa yang kesindir, sontak dia menatap Iqbal tajam.

"Santai bro" tutur Iqbal cengengesan menatap wajah Reksa yang datar, sedatar tembok.

"Jelasin ngapain lo nolongin Tari tadi" ketus Gilang kepo.

"Gue nolongi dia tadi cuma kasihan, apa kalian ngak kasihan, dia dibully satu sekolah, kalian pernah mikir ngak sih kalau tuduhan kita terhadap Tari ada yang janggal, mungkin ngak tuduhan kita salah?"

"Salah gimana maksud lo?" Tanya Gino yang masih belum paham.

"Coba kalian pikir, janggal ngak sih seorang perempuan kayak Tari bisa bunuh Raksa, iya kita tahu, Raksa ngak bisa berantem, tapi 'kan Raksa bisa berontak" sambung Iqbal.

MATAHARI SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang