15. Bunglon

60 10 2
                                    

Kamu persis seperti bunglon, yang sifatnya sering berubah-ubah' -Tari

Happy Reading
°
°
°
°

Seperti yang yang dikatakan Reksa, dia akan memberi pelajaran pada Tari, pria itu menarik kasar pergelangan tangan Tari menuju gudang sekolah.

Tari meringis kesakitan karena cengraman kuat dari Reksa, sampai mereka tiba di dalam gudang sekolah, yang gelap, pengap dan kotor.

Brak

Reksa mendorong tubuh Tari hingga punggungnya menghantam tembok, Tari meringis pelan, ketika merasakan sakit begitu hebat dibagian punggungnya.

"Lo apain Nadira hah? Belum puas tangan gue buat nyakitin lo? Kenapa lo selalu mancing emosi gue bangsat" bentak Reksa emosi.

Tari terisak, hatinya begitu sakit, karena pria yang ada didepannya ini, bukan memarahinya karena kebenciannya terhadap Raksa, melainkan membela seorang perempuan bernama Nadira, yang tobanenya bukan siapa-siapa Reksa, Tari menyeka buliran air matanya yang sudah membasahi pipi.

"Gue ngak suka diusik Tari, lo selalu membangunkan iblis didiri gue" Reksa kembali membentak.

"Kenapa kak Reksa selalu mengambil kesimpulan sendiri, apa kak Reksa ngak mau dengar penjelasan aku dulu, aku sama sekali ngak ngapa-ngapain Nadira, aku juga ngak tahu kenapa mereka fitnah aku, kenapa kak Reksa ngak pernah mau dengar penjelasan aku"

Tari tersenyum terkekeh remeh, "Ohh, aku tahu, karena dihati kak Reksa cuma ada kebencian buat aku, mau aku ngelakuin hal baik sekali pun, kak Reksa tetap akan menilainya dengan buruk"

Plak

Reksa menampar pipi Tari hingga pipi gadis itu tertoleh ke samping, Tari menangis dalam diam.

"Kenapa kak Reksa ngak bunuh Tari aja kak, Tari tersiksa hidup seperti ini, diperlakukan layaknya bukan manusia, dibenci sama semua orang, jauh dengan papa dan abang Riza."

Reksa lelaki itu menggertak rahangnya menahan emosi, matanya menatap Tari dengan tajam, bak seperti hewan ingin menerkam mangsanya.

"DIAM" Reksa kembali membemtak, "Gue benci sama lo Tari, karena lo hidup gue hancur"

"Bukan hanya hidup kak Reksa yang hancur, tapi hidup Tari juga" ucap Tari dengan nada tinggi.

Brak

Reksa dengan segala emosinya, dia mendorong tubuh Tari hingga kepala gadis itu terbentur meja rusak didalam gudang itu.

Tari mendesah pelan menahan sakit dibagian sudut kening kanannya, pria itu selalu saja begitu setelah melakukan sesuatu dia langsung pergi tanpa menolong.

Kepala gadis itu sudah bercucuran darah segar dari sudut keningnya, kepalanya mengenai paku yang ada dimeja rapuh itu.

"Da-darah" ucapnya menatap telapak tanganya yang sudah diepnuhi darah.

Tari menangis didalam gudang yang sudah terkunci rapat itu, bahkan darah itu semakin banyak.

"Kamu jahat kak, kamu seperti bunglon, kadang kamu sangat baik, kadang juga kamu saagat jahat layaknya seorang iblis" lirih Tari menyeka air matanya.

🌻🌻🌻
Reksa masuk ke dalam UKS, dimana masih ada Nadira dan keempat sahabatnya, pria itu masuk dengan wajah yang sangat prustasi.

"Tari mana Sa? Lo apain dia?" Tanya Gino.

"Tari didalam gudang, gue kurung dia" jawab Reksa santai.

"Gila lo ya" sarkas Iqbal cemas.

Dengan cepat pria itu pergi menuju gudang, sedangkan Reksa dia hanya diam saja tanpa perduli dengan Iqbal yang ingin jadi pahlawan untuk istrinya.

MATAHARI SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang