Happy Reading....
Selamat malam kamis.
Gue malam ini up juga, soalnya ngak ada kerjaan, maklum author jomlo, jadi berkhayal aja kerjaannya😁
.
.
.
.
.
Setelah pulang dari rumah sakit malam kemarin dan membawa Sarah pulang kerumah, kini Tari sedang sibuk didapur mempersiapkan sarapan, sejak subuh tadi Tari sudah disibuk didapur, bangun pagi membuatkan sarapan tidak sesulit itu.Tari menata nasi goreng yang sudah Tari buat di atas meja makan, dia melirik jam yang ada didinding dekat dapur, jam menunjukkan pukul 06:00, Tari masuk ke dalam kamar dan melakukan ritualnya yaitu mandi, setelah 15 menit gadis itu keluar dengan mengenakan baju kaos polos berwarna hitam dan mengenakan celana jeans berwarna biru.
Tari duduk dikursi depan kaca rias, dia memoleskan sedikit bedak dan liftin dibibir mungilnya.
"Pagi" sapa Reksa dengan suara serak khas bangun tidur.
Tari terdiam menatap wajahnya dipantulan kaca, tanpa dia sadari senyum tipis sudah terukir dibibir mungilnya, dengan mengulum senyum Tari menoleh kearah Reksa, pria itu tersenyum menyapa dengan posisi yang tengkurap dengan kepala nemplok dibantal guling.
"Pagi kak Reksa" balas Tari dengan tersenyum manis.
"Aku mandi dulu, kita bareng ke bawah, habis sarapan kita pulang kerumah" ucap Reksa sembari merubah posisinya menjadi duduk.
Tari tersenyum dengan jantung yang berdetak sangat kencang lalu mengangguk pelan.
Reksa bangkit dari tempat tidurnya, dia masuk ke dalam kamar mandi, setelah 15 menit kemudian Reksa keluar dari kamar mandi, dengan mengenakan kaos hitam polos dan celana jeans pendek sebatas lutut.
Reksa berdiri didepan kaca dengan mengacak-acak rambutnya menggunakan handuk kecil, setelah itu melepar handuk itu kesembarang arah, Tari berdengus kesal ketika suaminya itu selalu saja berantakan.
"Ih kak Reksa, handuk kalau dilempar kayak gitu nanti bau, 'kan handuknya basah" kesal Tari mengerucutkan bibirnya ke depan, sedangkan yang terkena omel hanya tersenyum tipis.
'Ternyata gini kalau lihat Tari kesal, gemes deh rasanya' batin Reksa menyunggikan senyum tipis bahkan sangat tipis sampai Tari sama sekali tidak sadar jika suaminya itu sedang tersenyum.
"Ayo kita turun ke bawah" ajak Tari yang baru saja selesai membereskan handuk yang tadi dilempar oleh suaminya itu.
Reksa dan Tari berjalan keluar kamar, Dirlangga dan Wiliam yang melihat itu mereka berdua saling pandang, tapi tidak dengan Sarah, wanita itu malah menyambut dengan senyum merekah kepada anak dan menantunya itu, mereka berdua yang berjalan kearah meja makan.
Mereka makan dengan khidmat, sesekali Reksa dan Tari mencuri pandang.
'Alhamdulilah akhirnya Reksa bisa memaafkan' batin Dirlangga.
.
.
.
🌻🌻🌻
Kini Dirlangga, Sarah, Reksa, Tari dan Wiliam sedang ziarah kemakam Raksa, mereka membersihkan rumput-rumput liar yang tubuh disekitar makam, setelah itu mereka pun berdoa untuk Raksa.Sarah mengelus batu nisan anak tertuanya, dia tersenyum miris.
"Sayang, maaf mama baru sempat datang jenguk kamu, mama akan coba ikhlaskan kamu sayang, yang tenang kamu di sana ya nak, maaf jika mama sama papa banyak salah sama kamu, kalau boleh jujur, kehilangan kamu sungguh sangat menyakitkan bagi mama, tapi ini sudah takdir, mama ngak bisa berbuat apa-apa kecuali mengikhlaskan dan mendoakan kamu" ucap Sarah yang kini sudah terisak, dan Dirlangga yang mengelus punggung istrinya agar tabah.
"Sekarang rumah kita sudah ada anggota baru, Tari, dia istri Reksa, dia cantik, dia baik, dia yang bantu mama bangkit dari keterpurukan ini, dia yang selama ini menguatkan mama, ditambah lagi sekarang ada Wiliam, kamu ingat kan Wiliam, sikapnya dua belas sama Reksa, pecicilan, mama tadi pikirnya Liam sama kayak kamu pendiam tapi ternyata dia poto copy Reksa" ucap Sarah membuat mereka disitu terkekeh.
Reksa menatap istrinya dengan lekat, Tari bisa lihat tatapan mata Reksa, tatapan rasa bersalah yang begitu dalam.
'Tari makasih, kamu udah menjadi matahari dihidup aku, bukan, bukan hanya dihidup aku tapi juga hidup dikeluarga aku'
.
.
.
🌻🌻🌻
Setelah pulang dari makan Reksa dan Tari memilih buat pulang kerumah, Reksa pergi kekamar mandi untuk melakukan ritualnya yaitu mandi, setelah 15 menit pria itu keluar dengan celana bokser dan kaos abu-abu.Tari yang melihat suaminya sudah selesai, dia gantian buat melakukan ritualnya, setelah 15 menit, wanita muda itu keluar kamar mandi dengan mengenakan pakaian rumahan dan handuk yang masih terlilit di atas kepala.
Tari menoleh kearah Reksa yang sedang memainkan ponselnya di sofa, Tari tersenyum manis, pernikahannya kini sudah sangat membaik, pria itu sudah tidak suka marah-marah lagi, dia bahkan sudah bisa diajak ngobrol dan sudah banyak tersenyum untuknya.
Tari berjalan kearah pintu kamar, tiba-tiba tangannya dicekal oleh Reksa dari belakang.
"Mau kemana hm?" Tanya Reksa.
Tari membalikan badannya menatap wajah tampan Reksa, "mau masak buat makan malam kita" Reksa hanya mengangguk sebagai jawaban.
Setelah kepergian Tari ke dapur yang ingin memasak, Reksa membuka laci meja belajar, tempat dia menyimpan buku diary Raksa.
Reksa keluar dari kamar dan masuk ke dalam kamar disebelah kamarnya, tidak lupa dia mengkunci pintu.
Reksa duduk ditepi kasur, dengan menarik nafas panjang dia membuka satu persatu lembar diary milik Raksa, Reksa sesekali tersenyum membaca lembar demi lembar ungkapan rasa sayang Raksa kepada Reksa yang begitu dalam, kenangan bersama Raksa seketika terputar diotak Reksa.
Reksa terdiam dan syok ketika tiba dilembar pertengahan, Reksa menemukan sebuah poto seorang gadis yang sangat Reksa kenal, foto Tari yang Reksa potret diam-diam didekat gerbang sekolah.
'Hari ini aku hampir ditabrak mobil ketika hendak menyebrang dihalte depan sekolah, untung saja ada seorang gadis yang membantuku, senyumannya sangat manis, tapi sayang aku tidak tahu namanya, tapi aku sangat yakin dia siswi SMU Segara, dan aku sangat yakin, dia tidak mengenalku, karena aku menggunakan masker tadi'
Reksa terus membuka lembar demi lembar, sampai dia menemukan tulisan Raksa yang amat panjang.
'Aku tahu siapa namanya, aku bahkan melihat senyum manisnya hari ini, namanya Matahari Veronica, gadis cantik yang menolongku, tapi...
Ternyata ada lelaki lain yang juga mencintainya, lelaki itu mengaku namanya Bintang, dia mengacamku akan membunuhku jika aku berani mendekati Matahari, aku ingin sekali menceritakan ini dengan Reksa tapi aku takut, nanti Reksa terkena masalah gara-gara aku''Hari ini aku kembali melihat Matahari dari kejauhan, aku tidak punya keberanian untuk mendekatinya, tapi lagi dan lagi pria itu mengancam akan membunuhku'
Reksa dengan nafas mengebu-gebu membaca diary Raksa, dia semakin yakin jika Bintang lah pelakunya.
'Hari ini ada sebuah nomor masuk ke dalam pesanku, dia mengatakan aku harus datang kesuatu tempat, jika aku tidak datang, dia akan membunuhku, walaupun firasatku tidak enak, aku tetap datang, walaupun aku tidak tahu apa aku akan pulang dengan selamat apa pulang dengan sebutan jasad'
Reksa membaca dikertas bagian akhir yang judul pesan untuk Reksa.
'Reksa jika aku nanti pergi, aku mohon sama kamu cari gadis yang bernama Matahari Veronica, jaga dia dari lelaki bernama Bintang, aku yakin lelaki itu bukan lelaki yang baik'
Reksa tertegun membaca dilembar terakhir dalam diary itu, Reksa menatap kearah pintu dengan tatapan kosong, dadanya terasa sangat sesak, ternyata Tari gadis yang sangat Raksa cintai, dia menyesal telah menyakiti hati seorang gadis yang bahkan Raksa rela menggantikannya dengan nyawanya, sementara dirinya apa? Malah menyakiti dan menyiksanya.
Tanpa dia sadari air matanya jatuh dalam diam. "Maafin gue, gue ngak tahu kalau Tari adalah gadis yang lo cintai, gue bukannya menjaga dia, malah gue menyiksa dia" ucap Reksa terasa lirih.
🌻🌻🌻
Jangan lupa vote dan coment ya...Akhirnya Reksa nyesal juga😁

KAMU SEDANG MEMBACA
MATAHARI SENJA
RomanceCerita ini tentang Matahari Veronica, gadis cantik berambut setengah bahu, dengan memiliki pipi tirus dan tubuh ramping. Dia gadis yang polos dan sangat ceria, selalu memberi senyuman walaupun dihatinya tersimpan berjuta luka. Hidupnya berubah sejak...