Happy Reading...
"Hiks" suara isakan terdengar sangat jelas dikamar seorang gadis, banyak tisu berserakan disekitar kasur, lantai yang dia buang kesembarang arah.
"Lo jahat, lo tega ngomong kayak gitu sama gue Reksa, gue tu cinta sama lo, kenapa lo tega bicara gitu sama gue" ucap Nadira memandang poto Reksa yang ada digaleri ponselnya dengan mata memerah dan sudah sedikit bengkak karena tidak habisnya dia menangis.
Tok
Tok
"Nad, ini mama, are you okay?" Ucap ibunya Nadira mengetuk pintu, wajahnya sangat terlihat khawatir karena sejak pulang sekolah Nadira mengunci diri dalam kamar dan menahan lapar seharian.
Hening
Tidak ada jawaban dari Nadira, gadis itu malas bergerak buat hanya membuka pintu untuk ibunya, toh ibunya punya kunci cadangan.
"Kenapa ma?" Tanya Bintang yang baru saja keluar dari kamarnya, melihat sang ibu sedang cemas berdiri didepan kamar sang adik.
"Ini adik kamu, ngak keluar kamar, mama ketuk pintu bahkan teriak nanya dia kenapa? dia sama sekali ngak jawab, mama khawatir dia kenapa-napa, soalnya juga dia tadi pulang sekolah lebih cepat dari biasanya, mama cuma takut kalau dia lagi ada masalah sayang" jelas Anggun.
Bintang berjalan kearah Anggun, "mama bukannya punya kunci candangan kamar Nad"
Anggun menepuk jidatnya, "iya, sebentar mama ambil dikamar dulu"
Bintang hanya mengangguk pelan, dia tahu pasti adiknya itu malas membuka pintu.
Tidak lama kemudian, Anggun kembali dengan membawa kunci cadangan kamar Nadira, lalu membukanya.
Cklek
"Astafirullahalazim Nad" teriak Anggun menggelegar diambang pintu, sedangkan Bintang hanya mengangkat sebelah alisnya dengan bersedekap dada, Anggun sangat syok melihat kamar Nadira yang penuh dengan tisu.
"Kamu kenapa?" Tanya Anggun duduk ditepi kasur berhadapan dengan Nadira.
"Nadira putus cinta ma huwa" ucap Nadira dengan tangis yang semakin menjadi, lalu memeluk anggun dengan sangat erat, seketika pandangan Nadira beralih mentap Bintang, dia teringat ucapan Reksa waktu di rooftop bahwa Bintang lah yang membunuh Raksa.
'Apa aku tanya aja sama kak Bintang?' Batin Nadira dan berubah menatap Bintang dengan tajam.
Bintang yang sadar akan tatapan tajam Nadira, sontak dia berpikir, apa dia ada salah dengan Nadira?
"Aneh"
.
.
.
🌻🌻🌻
Tari dan Reksa sedang duduk santai sembari menonton kartun kesukaan Tari, kartun upin-ipin, Tari menyederkan kepalanya dibahu Reksa sedangkan Reksa mengelus surai rambut Tari dengan lembut."Ekhem" deheman Dilangga sontak membuat pasangan muda itu menoleh, pertanyaan dihati keduanya, sejak kapan orangtua dan adiknya berdiri di sana? Sampai mereka sama sekali tidak menyadari itu.
"Papa sama mama sejak kapan datangnya?" Tanya Reksa heran.
"Barusan" jawab Dirlangga santai sembari berjalan kearah sofa pangang dekat Reksa dan Tari lalu duduk di sana dan diikuti oleh Sarah dan Wiliam.
"Tumben ke sini?" Sindir Reksa.
"Kami ke sini cuma mau jenguk kalian" jawab Sarah dan diangguki Reksa.
"Mama sama papa apa kabar?" Tanya Tari tersenyum menatap mertuanya itu.
"Alhamdulilah kita baik" jawab Sarah melirik kearah Dirlangga sekilas lalu kembali menatap menantunya itu.
Sarah pindah duduk dari di samping Dirlangga berpindah ke samping Reksa, wanita paru baya itu mengelus lengan kiri Reksa dengan sangat lembut, Reksa tersenyum manis menatap wajah tedu wanita yang berstatus mamanya.
"Mama tumben bersikap manis sama Reksa" ucap Reksa terheran-heran, sedangkan Sarah hanya membalas putranya dengan senyuman.
"Tari" panggil Dirlangga sedangkan yang dipanggil menoleh kearah Dirlangga.
"Iya pa" jawab Tari tersenyum.
"Gimana kamu udah mint maaf sama papa kamu?" Tanya Dirlangga, Tari terdiam menatap manik mata Dirlangga dengan tatapan yang sulit untuk diartikan, Reksa yang mengerti arti diam dan tatapan sang istri, dia lalu memeluk Tari yang kini sudah berkaca-kaca.
"Kenapa?" Tanya Sarah, sekarang wanita itu sudah mengetahui alasan Reksa menikahi tari, Sarah juga sudah tahu jika Tari diusir oleh papanya karena ulah putranya yang gegabah itu.
Sarah kembali pindah tempat duduk kali ini duduk di samping Tari, lalu dia memeluk Tari dengan erat, Tari membalas pelukan Sarah tidak kalah erat, dia memang butuh sosok ibu untuk menjadi kuat, Sarah mengelus punggung Tari yang kini sudah terisak.
Reksa menatap istrinya sendu, semuanya ini dia yang buat, dia yang menghancurkan hubungan anak dan orangtua ini.
Tari melepaskan pelukan Sarah, dapat Sarah lihat pipi Tari yang sudah basah akibat air mata, "papa sama abang ngak mau maafin aku ma"
"Papa sama abang ngak percaya sama aku, bahkan mereka mau pergi ke Eropa satu bulan lagi" curhat Tari dengan sisa isakan tangisnya.
"Maafin Reksa ya sayang, gara-gara Reksa gegabah kamu jadi korban kemarahan Reksa" ucap Sarah menenangkan Tari.
Tari menatap Sarah, lalu beralih menatap Reksa, "ngak ma, semua sudah takdir" jawab Tari.
Terjadi keheningan beberapa saat di sana.
"Mama boleh tanya sesuatu sama kamu sayang?" Ucap Sarah mengajukan pertanyaan, tapi Sarah sedikit hati-hati karena dia takut menyingguk perasaan menantunya.
"Boleh" Reksa menatap Sarah, lalu menatap Dirlangga dengan mengangkat sebelah alisnya, Dirlangga yang paham dengan maksud tatapan putranya hanya mengangkat bahunya acuh.
"Mama kamu kemana sayang?"
Deg
Rasanya pertanyaan itu membuat Tari terasa detak jantungnya seketika berhenti berdetak, air matanya kembali luruh tanpa aba-aba, hatinya sangat sakit ketika mengikat tentang mama dihatinya, bahkan menurutnya tidak ada ibu yang tega meninggalkan seorang anak pada ayahnya.
"Aku ngak tahu sekarang mama ada dimana, mama pergi ninggal Tari sejak Tari berusia lima tahun, mama pergi meninggalkan papa, karena papa ngak punya pekerjaan waktu itu... mama pergi dengan pria lain, karena pria memiliki banyak harta, waktu itu Tari ingin ikut mama, tapi mama ngak mau ajak Tari karena pria yang akan menjadi suaminya tidak menyetujui itu, sejak hari itu, Tari ngak pernah betemu mama lagi, Tari sama sekali ngak tahu mama ada dimana"
"Maafin mama karena buka luka dihati Tari" ucap Sarah tidak enak hati"
"Ngak pa-pa ma" jawab Tari tersenyum kesedihan.
'Sial niatnya datang ke sini buat bicara tentang hak, malah gagal'
🌻🌻🌻
Jangan lupa vote dan coment, satu bintang sangat berharga buat aku😊
Next?

KAMU SEDANG MEMBACA
MATAHARI SENJA
RomanceCerita ini tentang Matahari Veronica, gadis cantik berambut setengah bahu, dengan memiliki pipi tirus dan tubuh ramping. Dia gadis yang polos dan sangat ceria, selalu memberi senyuman walaupun dihatinya tersimpan berjuta luka. Hidupnya berubah sejak...