19. Tawuran

50 9 0
                                    

Happy Reading...

Typo? Harap maklum...

🌻🌻🌻
Bel istirahat berbunyi nyaring, semua murid berhamburan menuju kantin, kini dikelas cuma ada Tari dan Wiliam.

"Kekantin yuk" ajak Wiliam pada Tari.

Tari yang dari tadi menggambar dibuku tulisnya, sontak dia menoleh kearah Wiliam dan menatapnya tajam, apa pria ini lupa bahwa dia dilarang bicara.

"Pergi aja lo sana sendiri, gue 'kan udah bilang sama lo, jangan dekat-dekat sama gue, kalau lo ngak mau kena masalah" sentak Tari ketus.

"Gue ngak perduli, ayo kekantin" paksa Wiliam ngeyel.

"Huft" Tari menghela nafas kasar, mesti apa dia bicara dengan pria di sampingnya ini, Tari bukan tidak ingin berteman dengannya, malah Tari senang ada yang ingin berteman, tapi masalahnya, dia hanya takut jika dia terkena masalah.

"Ya udah ayo" ucap Tari pasrah, mereka berdua berdiri dan berjalan menuju kantin, Tari dan Wiliam sudah memasuki area kantin, tempat duduk hanya tersisa tidak jauh dari tempat duduk Reksa, dengan pasrah Tari duduk dimeja tidak jauh dengan Reksa, sedangkan Wiliam memesan makanannya.

Setelah beberapa menit, Wiliam kembali dengan membawa dua mangkok bakso dan dua gelas jus jeruk.

"Makasih" ucap Tari tersenyum, sebenarnya dia memang lapar karena pagi tadi dia tidak sempat sarapan.

Gerak-gerik Tari tidak luput dari pandangan Reksa dkk, sedangkan Deren pria itu tidak masuk sekolah karena dia masih berkabung atas kematian Jihan.

"Itu anak baru ya yang sama Tari? Soalnya gue ngak pernah dah lihat dia" tanya Gino.

"Iya, namanya Wiliam, murid pindahan dari Amerika, orangnya sebelas dua belas lah kayak Reksa, dingin, dia juga cuma bersikap hangat jika sama Tari, nah dia berdua teman sebangku" jelas Nadira yang duduk di samping Reksa.

'Wiliam? Namanya ngak asing rasanya' batin Reksa.

Setelah mengatakan itu Nadira dkk pergi meninggalkan kantin, karena mereka memang sejak tadi berada di sana, Nadira cepat pergi dari sana karena Reksa bersikap cuex padanya hari ini.

"Lo kapan mau nyelidiki Tari?" Tanya Gino pada Iqbal.

"Ya udah sekarang" ucap Iqbal bersemangat.

Sebelum berjalan Iqbal seperti biasa menyambungkan telpon terlebih dahulu pada Gino.

"Hai Tar" sapa Iqbal duduk di samping Tari.

"Hai kak" balas Tari tersenyum menoleh kearah Iqbal.

"Siapa lo?" Tanya Wiliam dingin.

Tari menoleh kearah Wiliam, "dia kak Iqbal sahabatnya kak Reksa"

"Reksa siapa?" Tanya Wiliam.

Pertanyaan Wiliam benar membuat Tari terbungkam, bagaimana tidak, dia bingung ingin jawab apa, bilang pacar mereka udah nikah, bilang suami bahkan pernikahan mereka masih rahasia.

"Reksa adalah lelaki yang gue cintai" jawab Tari jujur.

Reksa terdiam mendengar jawaban Tari, apa benar dia mencintanya? Apa hanya biar Wiliam tidak banyak bertanya?

"Tar ikut gue ke taman belakang, ada sesuatu yang ingin gue tanya sama lo" ucap Iqbal berdiri dan ucapan itu mendapat anggukan dari Tari.

🌻🌻🌻

"Mau tanya apa kak?" Tanya Tari yang sudah duduk dengan Iqbal ditaman belakang tepat dibawah pohon mangga.

"Gue cuma mau tanya, lo ada fotonya Bintang?"
.
.
.
.
Prang

Galang teman dekat Bintang melempar batu tepat mengenai kaca pos satpam, mereka melakukan itu untuk mengalihkan satpam agar mereka bisa masuk kedalam, karena setiap jam istirahat pagar sekolah selalu dibuka, setelah berhasil mengalihkan satpam, mereka menyerbu sekolah dengan jumlah yang tidak sedikit.

Mereka terus melempar batu kesembarang arah, ada yang mengenai kaca dan ada juga yang mengenai siswa dan siswi di sana, semua siswi dan para guru menjerit minta pertolongan.

Melihat kegaduhan terjadi, Reksa dan murid yang lain berlarian menuju tempat keributan, Reksa melihat wajah-wajah yang sangat dia kenali.

Bugh

Bugh

Bugh

Kretak

Kegaduhan dan kericuhan semakin menjadi, semua murid juga ikut menolong Reksa and the geng, suara jeritan siswi suara teriakan guru tidak ada yang mereka dengar, bahkan sudah banyak siswa dan penyerang yang tepar di lantai tidak berdaya.
.
.
.
.
Tari berdiri dari tempat duduknya, pandangannya mengarah kedepan "itu kayak lagi ribut kak" ucap Tari.

"Iya, kayangnya lagi ada yang berantem deh"

"Ya udah kak, kita ke sana" ajak Tari penasaran, ketika hendak berjalan menuju ke sana, pergelangan tanganya dicekal oleh Iqbal.

"Lo mendingan kekelas aja, urusan ini biar gue yang urus"

Tari hanya mengangguk nurut, Iqbal berlari mengarah ketempat kegaduhan, sedangkan Tari dia berjalan mengarah kekelas, saat dia baru ingin menaiki tangga, tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang menuju tempat sepih dekat gudang sekolah, dan itu diikuti oleh salah satu siswa cupu kelas XI.

Pria itu menyenderkan punggung Tari kedinding, sedangkan Dino pria itu malah merekam percakapan mereka berdua.

"Hai baby ketemu lagi kita, berbulan-bulan gue cari lo, akhirnya hari ini kita bisa ketemu, dengan stategi yang udah gue rencanain" ucap Bintang dengan wajah yang amat menyeramkan.

"Najis gue dipanggil baby sama cowok anjing kayak lo" sentak Tari emosi. "Mau apa lo hah? Belum puas lo buat hidup gue menderita? Belum puas udah fitnah gue atas kematian Raksa? Harusnya lo yang tanggung jawab anjing, bukan malah gue" bentak Tari.

"Makasih ya Tari sayang, udah mau gantiin gue buat tanggung jawab atas kematian Raksa, lo memang wanita yang sangat baik" ucap Bintang mengelus pipi Tari sembari tertawa seperti orang gila.

Bintang menatap Tari tajam seperti hewan yang ingin menerkam.

"Mau apa lo?"

"Gue mau lo mati, nyusul Raksa, sebelum lo bongkar semuanya sama Reksa" bentak Bitang dan itu membuat Tari ketakutan.

Bintang dengan emosi dia tersenyum smirk kearah Tari, lalu dia mencekik leher Tari dengan sekuat tenaga, terlihat dari urat-urat yang bermuculan dikedua tangannya.

Tari mencoba membrontak melepaskan cekikan Bintang tapi sayang tidak bisa, bahkan wajahnya kini memerah, bahkan dia sudah sulit bernafas, Bintang benar-benar mencekiknya tanpa kata ampun.

"Lo harus mati Tari, harus" Bintang semakin memperkuat cekikikannya, "biar lo bisa nyusul pujaan hati lo"

'Pujaan hati apa maksud kak Bintang? kak Reksa kamu dimana tolong aku kak, ya Allah tolong hamba ya Allah, hamba tidak ingin mati sebelum kesalah pahaman ini selesai' batin Tari yang rasanya tubuhnya sudah sangat lemas.

🌻🌻🌻

Jangan lupa vote dan coment...

MATAHARI SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang