Happy Reading...
🌻🌻🌻
Tari membuka matanya, dia menoleh kearah jendela yang kini masih sedikit gelap, Tari mengerjab-ngerjabkan matanya, setelah serasa nyawanya sudah terkumpul, dia mendudukan dirinya, lalu meregangkan ototnya agar tidak kaku bangun pagi.Tari menoleh ke samping kanannya, dimana Reksa yang masih tertidur dengan pulas, dengan posisi tubuh miring ke kiri menghadap kearah dirinya, seketika senyum tipis terukir disetiap sudut bibirnya, dia masih tidak menyangka lelaki yang dulunya kasar, sekarang malah menjadi lelaki yang sangat manis pada dirinya, rasanya Tari ingin terus memandangi wajah tampan nan damai suaminya itu.
Tari menyibak selimutnya, lalu dia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah lima belas menit Tari keluar dengan tubuh yang sudah dibaluti dengan seragam sekolah, dan handuk yang masih melilit dirambut basahnya.
Tari melirik jam dilayar ponselnya, jam menunjukkan pukul 06:00, masih ada waktu untuk dirinya membuat sarapan untuk suaminya, dengan sangat pelan langkah Tari berjalan ke dapur, agar suaminya itu tidak terbangun, sudah ada bi Anas di sana sedang beres-beres, seorang wanita paru baya yang umurnya kisaran 35 tahun.
"Pagi bi" sapq Tari dengan senyum manisnya.
"Pagi nona" jawab bi Anas dengan sedikit membukukkan tubuhnya, tanda hormatnya kepada majikan.
Tari berjalan kearah kulkas, dia mengambil satu telur ayam, selembar sayur salada, satu buah tomat, dan dua lembar roti tawar, hari ini dia ingin membuat sandwich untuk dirinya dan Reksa.
"Eugh" lenguh Reksa, pria itu membuka sebelah matanya, saat dia membuka matanya sudah tidak ada pemandangan indah di sampingnya.
"Ck" Reksa berdecak kesal, seharusnya dia bangun pagi langsung disapa wajah damai istrinya, istrinya itu selalu saja bangun pagi, bahkan dia cukup heran, apa Tari yang bangun kepagian atau dirinya yang bangun kesiangan, kan dia juga pengen seperti pasangan pada umumnya, mendapatkan morning kiss.
Reksa bakit dari tidurnya, dia menguap lebar lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Cklek
Tari membuka pintu kamar setelah menyelesaikan buat sarapan, sudah tidak ada Reksa di atas kasur, hanya ada suara air dikamar mandi, dengan penuh semangat Tari menyisir rambutnya lalu mengeringkannya menggunakan hairdryer, tidak lupa dia memoles sedikit bedak dan lift dibibir mungilnya.
Setelah itu dia memasukkan beberapa buku pelajaran ditasnya dan juga tas Reksa, setelah itu Tari kembali kebawah dengan membawa tas sekolahnya, sedangkan tas Reksa Tari letak di atas kasur.
Reksa keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang sudah dibaluti seragam sekolah, sejak dikamar mandi tangannya mengosok rambutnya mengunakan handuk kecil, lalu dia lemparkan kesebarang arah.
Dia berdiri didepan kaca rias, lalu mengeringkan rambutnya menggunalan hairdryer lalu mengacak-acak rambutnya supaya sedikit berantakan, karena menurutnya dengan penampilan yang sedikit berantakan menambah sedikit dosis ketampanannya.
"Sempurna" kagum Reksa memuji dirinya sendiri, lalu dia menyampirkan tasnya dibahu kiri lalu keluar kamar dan berjalan menuju dapur.
"Pagi sayang" sapa Reksa menarik kursi dimeja makan dengan senyum menggoda menatap Tari yang menegang ditempatnya, bagaimana tidak, sebelumnya dia tidak pernah mendapatkan sikap manis dari Reksa.
"Ck, ngak dibalas nih sapaan pagi suami tercintaya?" Sindir Reksa kesal dengan mengerucutkan bibirnya seperti bocah yang sedang ngambek.
Tari tersenyum kikuk menatap kearah Reksa, dia rasanya gemes terhadap suaminya itu, tapi andai Reksa tahu, jantungnya rasa mau copot dapat sapaan pagi dari suami tampannya itu.
"Pagi kak Reksa" balas Tari tersenyum manis kearah Reksa sembari menyiapkan sarapan dipiring Reksa.
"Aku boleh minta sesuatu?" Ucap Reksa mengajukkan pertanyaan sembari mengunyah sandwich.
Tari yang juga sedang mengunyah sarapannya, sontak menoleh kearah Reksa dengan menaikan sebelah alisnya, "boleh" seru Tari.
"Kamu bisa ngak, kalau aku belum bangun kamu jangan bangun duluan" ucap Reksa to the point.
"Memangnya kenapa kak?" Tanya Tari bingung.
"Karena aku maunya ketika aku bangun pagi, aku sudah disambut pemandangan yang indah, yaitu istri aku yang cantik ini" goda Reksa.
Tari yang merasa tergoda dia tersipu malu, wajahnya merah bak kepiting rebus, sedangkan Reksa tertawa kencang melihat wajah Tari yang semakin memerah, Tari menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, karena menutupi malu.
Plak
Tari memukul lengan Reksa karena kesal, bisa-bisanya suaminya itu tertawa di atas penderitaannya.
"Awh sakit ayang" ringis Reksa mengelus lengannya yang dipukul Tari.
"Biarin" Tari membuang muka ke samping kanan dengan wajah yang ditekuk.
.
.
.
🌻🌻🌻
Reksa memparkirkan motornya diparkiran sekilah dengan boncengan bersama Tari, semua siswi dibuat tercengang dengan pasangan muda itu, mereka cuma heran saja, gimana ceritanya Reksa tiba-tiba memperlakukan gadis itu seperti kekasihnya, karena yang mereka tahu Reksa sangat membenci Tari karena Tari yang telah membunuh saudara kembarnya.Reksa membantu Tari untuk turun dari atas motor, lalu membantu Tari melepaskan helmnya, semua itu menjadi pusat perhatian, termasuk keempat sahabat Reksa, mereka cukup tidak menyangka seorang Reksa bisa bucin juga.
Reksa melirik jam dipergelangan tangan kirinya, jam masih menunjukkan pukul 07:15, masih ada waktu 15 menit untuk dirinya mengumpulkan semua murid dan membersihkan nama istrinya yang sempat dia rusak dengan tuduhan sebagai pembunuh.
"Mau kemana Sa?" Tanya Iqbal yang masih duduk di atas motornya sendiri dengan posisi miring ke samping kiri.
"Lapangan mau ikut ngak?" Jawab Reksa memberhentikan langkahnya menoleh kearah keempat sahabatnya yang masih di atas motornya masing-masing.
"Ngapain?" Sahut Deren penasaran, pasalnya mereka hari ini tidak ada jadwal pelajaran olahraga.
"Ikut aja" jawab Reksa tanpa menoleh kebelakang, dia malah melanjutkan jalannya menuju lapangan dengan berjalan bergandengan.
Reksa, Tari dan sahabat Reksa duduk dibangku pinggir lapangan, Gilang memainkan kedua alisnya kearah Tari, Tari yang paham dengan maksud Tari hanya mengangkat bahunya acuh, dia sendiri juga tidak tahu kenapa Reksa meminta mereka kelapangan.
Reksa mengirim pesan digrup SMU Dirlangga, baru saja satu menit pesan itu terkirim, semua murid sudah riuh berkumpul dilapangan, ada yang berlari terbirit-birit, bukan, mereka bukan penasaran apa yang ingin disampaikan Reksa, tapi mereka hanya takut dengan ancam Reksa yang akan mengeluarkan mereka dari sekolah, padahal mereka tidak tahu saja, Reksa tidak mungkin melakukan itu, dia hanya pakai ancaman itu sebagai senjata agar tidak ada yang berani membantah perintahnya.
Tanpa diperintah semua murid membentuk lingkaran dan menyisakan Tari dan Reksa berada ditengah-tengah.
"Karena semuanya sudah kumpul di sini, gue cuma bilang sama kalian semua, kalau sebenarnya Tari bukan seorang pembunuh, melainkan istri gue" ucap Reksa klarifikasi, Tari yang tidak menyangka suaminya klarifikasi, bibirnya tak tertahan untuk membentuk sebuah senyuman yang manis untuk lelakinya.
"Istri?"
"Kok bisa kapan nikahnya?"
"Ah hari patah hati gue"
"Ngak nyangka gue, ternyata cewek yang Reksa sempat tuduh pembunuh itu istrinya?"
"Jadi jika kalian macam-macam sama Tari, kalian tahu akibatnya akan berurusan sama siapa" ancam Reksa tak main-main.
🌻🌻🌻
Jangan lupa vote dan coment.
Next?

KAMU SEDANG MEMBACA
MATAHARI SENJA
RomanceCerita ini tentang Matahari Veronica, gadis cantik berambut setengah bahu, dengan memiliki pipi tirus dan tubuh ramping. Dia gadis yang polos dan sangat ceria, selalu memberi senyuman walaupun dihatinya tersimpan berjuta luka. Hidupnya berubah sejak...