1. Prolog

183 16 0
                                    

Cerita ini banyak menggunakan kata kasar, harap bijak dalam menilai.

Typo? Beritahu dikolom komentar.

Aku akan membuatmu menderita, sampai kamu mengatakan, aku menyerah
Anatareksa
********

Plak
Suara tamparan menggema diruang itu, kepala Tari tertoleh ke kanan, Tari meringis kesakitan, dia memegang pipinya yang sangat panas dan kebas, Lian ayahnya menampar pipinya tepat setelah Riza kakaknya menampar dipipi yang sama.

Air mata Tari seolah berlomba-lomba berjatuhan membasahi pipinya.

"Dasar anak tidak tahu diri" Bentak Lian, pria paru baya itu mendorong kuat tubuh Tari, sehingga gadis itu tersungkur kelantai.

Tari mengesot ke arah kaki Lian, lalu dia memeluk kaki Lian dengan bersembah, dia tidak tahu lagi bagaimana cara menjelaskan semuanya dengan ayahnya itu.

"Papa dengar penjelasan Tari dulu pa" isak tangis Tari.

Lian mensejajarkan wajahnya dengan wajah Tari, Lian mencengram dagu tari sehingga gadis itu mendongak menatap wajah Lian yang penuh dengan amarah.

"Sa-sakit pa" lirih Tari diiringi dengan isak tangis.

"Sakit?" Lian semakin memperkuat cengkramannya, Rahang Lian mengeras. "Kenapa kamu lakuin itu? Apa kamu ingin jadi jalang? Sampai kamu memberikan kesucian kamu dengan lelaki brengsek itu" sambung Lian

Lian melepaskan cengkraman tangannya, hingga Tari menoleh ke samping.

"Aku benar ngak pernah ngelakuin itu pa" jelas Tari yang kini mengusap air matanya.

"Lalu apa? Di foto itu sudah jelas kalau kamu sudah ternodai"

Riza menarik pergelangan tangan Tari dengan kuat lalu menyeretnya keluar, Riza melemparkan koper yang sudah berisi semua baju milik Tari.

Brak
Riza medorong tubuh Tari kelantai teras rumah
"Sekarang kamu pergi dari rumah ini." Usir Riza

"Aku ngak mau pergi, aku mohon bang, pa"

"Kamu pergi dari sini, karena mulai detik ini kamu bukan anak saya lagi" ujar Lian, Tari menangis dengan kencang mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Lian.

Air mata Tari semakin deras, dia menangis dengan kencang. "Aku ngak mau pergi pa, ngak mau pa" teriak Tari menggelengkan kepalanya sembari memohon. "Papa tarik kata-kata papa, cepat pa, papa tarik kata-kata papa" pekik Tari histeris.

"Papa ngak akan tarik kata-kata papa"

"Kenapa papa tega ngusir aku"

"Karena lo itu aib bangsat" sarkas Riza

"Sekarang kamu seret gadis ini, dari hadapan saya, terserah mau kamu apain saya tidak perduli" Titah Lian kepada Reksa yang sedari tadi duduk disofa teras rumah dengan santai.

Reksa berdiri, dia berjalan membantu Tari untuk berdiri, Reksa tersenyum licik menatap Tari yang berurai air mata.

"Ini baru awal Tari" batin Reksa tertawa penuh kemenangan.

*******
Yuhu gimana prolognya? Lanjut ngak nih?
Penuhi dikolom komentar.

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Cukup vote sama coment.... makasih 😊

MATAHARI SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang