12. Luka

64 11 1
                                    

"Tidak ada yang lebih menyakitkan kecuali penghianatan"
Tari.

Sebelum membaca jangan lupa vote⭐ sama coment💬 makasih satu detiknya yang berharga.

Happy reading
Selamat malam minggu para jomlo😊
canda jomlo.

🌻🌻🌻
Tari menatap jutaan hujan yang jatuh menghantam tanah, sejak subuh tadi hujan turun mengguyur kota jakarta, Tari duduk terdiam dikursi teras rumah sembari memperhatikan Reksa yang sedang mengompa ban mobil belakang yang kempes akibat ulanya sendiri.

Sepasang suami istri itu, sudah rapih dengan pakaian seragam sekolahnya, Tari menggigit bibir bawahnya, dia takut jika Reksa tidak mau menebengi untuk kesekolah, karena otomatis Reksa pasti berangkat menggunakan mobil.

Setelah selesai mengurusi ban mobil, Reksa masuk kedalam mobil lalu duduk dibangku pengemudi.

"Ayo masuk" ajak Reksa sembari memasang steatbell.

Tari mengangguk, dia berjalan kearah mobil sembari mengulum senyum, dengan cepat Tari duduk dibangku samping pengemudi lalu memasang steatbell.

Reksa menjalankan mobilnya menuju sekolah, tidak ada pembicaraan yang keluar dari mulut pasangan suami istri muda itu, Tari dia hanya menyenderkan kepalnya dijendela mobil sembari menatap derasnya hujan menghantam bumi.

Setelah menembus perjalanan selama 20 menit, akhirnya mobil itu masuk kedalam gerbang sekolah, Reksa memparkirkan mobilnya ditempat biasa Tari parkir.

"Mau gue yang duluan, apa lo yang duluan?" Tanya Reksa dingin pada Tari.

"Hah? Maksudnya?" Beo Tari yang tidak mengerti apa yang dimaksud Reksa.

"Ck, masa ngak ngerti, gue ngak mau ya kalau satu sekolah tahu kalau gue pergi sekolah bareng lo, kalau kita turun bareng"

"Oh, kalau gitu kak Reksa aja yang turun duluan" jawab Tari yang menahan sesak didadanya.

Sebelum pergi, Reksa mengambil payung yang ada dibelakang bangku pengemudi, lalu dia menyodorkannya pada Tari.

"Pake ini"

"Kak Reksa pake apa?" Tanya Tari yang meraih payung itu.

Reksa menatap wajah Tari intens, dia memutar bola matanya malas. "Ngak usah sok perhatian, dan ngak usah peduliin gue, gue bisa lari, kalau lo 'kan ngak bisa lari, karena kaki lo sakit" ketus Reksa dingin.

Tari hanya diam, dia menunduk tanpa menatap wajah Reksa, "Iya kak"

Reksa dengan cepat keluar mobil, dan berlari menuju gedung sekolah, tapi sayang Naila sih cewek polos melihat Reksa turun dari mobil itu.

"Gue ngak salah liat, kak Reksa turun dari mobil Tari" gumamnya pelan sembari mengangga.

Setelah sekitar lima menit Reksa keluar dari mobil, Tari akhirnya keluar dari mobil dengan menggunakan payung menuju gedung sekolah.

Naila yang masih diam mematung ditempatnya, membulatkan matanya dengan sempurna, lalu lari menuju kekelas.

"NADIRA GUE PUNYA BERITA HOT HOT PAKE BANGET" teriak Naila yang baru memasuki kelas duduk di samping Nadira tanpa memperdulikan orang dalam kelas yang kesal dengan suara cemperengnya.

"Ck, lo bisa ngak sih, kecilin volume suara lo" decak Nadira kesal sembari mengelus telinganya panas mendengar teriakan Naila.

"Hehehe" Naila mengyengir kuda, "Gue cuma mau bilang sama lo, tadi gue lihat kak Reksa berangkat bareng sama Tari" ucap Naila serius dengan wajah polosnya.

MATAHARI SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang