Happy Reading...
Prang
Prang
Par
Bugh
Tari yang sibuk memasak telonjak kaget, mendengar banyak barang yang dilepar yang berasal dari lantai dua, Tari mengerjapkan matanya beberapa kali terdiam sejenak apa yang terjadi atas sana, karena bunyi barang dibanting semakin jelas, Tari mengehentikan aktivitas memasaknya lalu berjalan ke lantai dua, bunyi itu bukan berasal dari kamar mereka, melainkan kamar disebelah kamar mereka yang Reksa jadikan tempat pribadi dia.
Tari masuk ke dalam kamar mereka, dia sama sekali tidak mendapati suaminya, nafas Tari memburu, dia khawatir jika ada sesuatu yang kini menimpa suaminya itu.
Dengan rasa panik, Tari mengedor kamar itu sembari memegang knop pintu, tapi pintunya terkunci membuat Tari semakin cemas dan panik.
"Kak, kak Reksa di dalam, kak Reksa dengar aku 'kan?" Teriak Tari yang panik dengan menempelkan telinganya ke pintu.
Hening
Tadinya terdengar banyaknya barang dilempar kini ruangan itu sunyi dan senyap, yang membuat Tari semakin cemas, ialah tidak ada sahutan dari suaminya itu.
"Kak Reksa, kamu ngak apa-apa 'kan? Jawab aku kak" Tari kembali teriak, bahkan semakin cemas.
Tapi tetap sama, Reksa sama sekali tidak menjawab Tari yang berteriak didepan kamar, bahkan gadis itu sudah merampalkan banyak doa agar suaminya tidak kenapa-napa.
Reksa pria itu membanting semua barang yang ada di sana, pria itu didalam kamar sudah seperti orang gila, dengan rambut acak-acakan, pipi yang sudah dibasahi dengan air mata, dan wajahnya yang sedikit memar, pria itu menyakiti dirinya sendiri.
Tari yang diluar semakin panik, bahkan kini dia sudah menangis.
Gadis kecil berusia tujuh tahun, menangis didepan pintu kamar ayahnya, sejak tadi ayahnya mengurung dirinya didalam kamar, membuat gadis kecik itu panik dan cemas, dia takut jika ayahnya melakukan sesuatu yang tidak diinginkan.
"Papa, keluar pa, ini Tari, papa ngak pa-pa 'kan?"
Tidak ada jawaban sama sekali, gadis itu semakin panik, dia lari masuk ke dalam kamar kakaknya yang berusia 10 tahun, Tari kecil meminta pertolongan untuk membuka pintu kamar ayahnya.
"Abang tolong papa, Tari khawatir kalau papa kenapa-napa didalam kamar" ucap Tari terisak.
Riza bangkit dari rebahannya, dia mengikuti adiknya berjalan ke kamar Lian, rumah itu sangat sederhana, Riza ingat jika kunci cadangan ada dilaci diruang tamu, dengan rasa panik mereka membuka pintu kamar Lian dengan menggunakan kunci cadangan betapa terkejutnya mereka, melihat ayahnya yang sudah terbaring di lantai tidak sadarkan diri.
"PAPA" pekik Tari dan Riza secara bersamaan, mereka berdua mendekati tubuh Lian dengan berlinang air mata.
Dengan kepanikan, Tari dan Riza membawa Lian kerumah sakit.
Cklek
Pintu ruang ugd dibuka bersamaan dengan doktor keluar dari ruang di sana.
"Gimana dok papa kami?" Tanya Tari yang dari tadi terus menggenggam tangan Riza.
"Untung saja papa adek cepat dibawa kerumah sakit, kalau tidak, mungkin saja papa kalian ngak bisa selamat, karena papa kalian keracunan"
"Tapi papa tidak apa 'kan dok?" Tanya Riza.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATAHARI SENJA
RomanceCerita ini tentang Matahari Veronica, gadis cantik berambut setengah bahu, dengan memiliki pipi tirus dan tubuh ramping. Dia gadis yang polos dan sangat ceria, selalu memberi senyuman walaupun dihatinya tersimpan berjuta luka. Hidupnya berubah sejak...