20. Tawuran II

52 14 1
                                        

Happy Reading...

Srek

"REKSA" teriak Gino, Gilang dan Iqbal serentak.

"AARGG" jerit Reksa ketika benda tajam menggores lengan kirinya oleh Galang salah satu sahabat Bintang, Reksa menoleh sekilas lengan kirinya yang mengeluarkan banyak darah, tapi dia tidak memperdulikan itu, bahkan dia semakin membabi buta menyerang lawan tanpa kata ampun.

Bugh

Salah satu lawan menendang punggung Reksa dari belakang ketika lelaki itu lengah, hampir saja pria itu jatuh, untung saja ada Gilang yang cepat menahan tubuh Reksa.

Bugh

Reksa menyerang Galang, bahkan dia melayangkan pukulan tak hentinya pada pria itu, sejak tadi Galang hanya menyerang Reksa, Reksa yang sudah tersulut emosi, dia membogem wajah Galang hingga pria itu tidak sadarkan diri.

Dino langsung lari kearah depan untuk mencari pertolongan, kalau tidak bisa-bisa Tari benar mati ditangan Bintang.

"TOLONG, TOLONG" teriak Dino, tidak ada satu pun orang yang memperdulikan teriakan Dino.

"STOP, TOLONG TARI" Dino kembali berteriak dan hasilnya tetap nihil, tidak ada yang mendengar, karena teriakan Dino seperti mental karena jeritan para siswi yang panik.

Dino mengatur nafasnya, dia melihat sekitar siapa tahu yang bisa membantu dia, seketika ide muncul diotaknya ketika dia melihat selang air yang tidak jauh dari kerumunan.

"Semoga berhasil" gumam Dino yang berjalan kearah selang itu.

Dengan membaca bismillah, Dino menghidupkan keran lalu dia siramkan ditempat kerumunan, seolah hari turun hujan, seketika tawuran pun terhenti bersamaan dengan datangnya polisi, semua murid SMU Dirlangga berteduh diloby sekolah, sedangkan siswa SMU Segara kabur dikejar polisi.

"Lo apain sih Dino, baju kita 'kan jadi basah" omel Gilang geram.

Dino menyengir kuda, "lagian kalian diteriaki ngak ada yang dengar" ucapnya merasa bersalah.

"Reksa ayo ke UKS Sekarang, ibu obati luka kamu" ajak bu Dian guru bk, sedangkan Reksa hanya mengekor mengikuti bu Dian ke UKS.

"Lo teriak tadi kenapa?" Tanya Gilang sewot

"I-tu to-tolong Ta-tari di-dia di-ce-kik ta-di" jelas Dino terbata-bata karena ditatap tajam oleh Gilang.

"Dimana?" Sarkas Wiliam cemas.

"Di-dekat gudang" sambung Dino.

Mereka semua pergi kedekat gudang sesuai yang dikatakan Dino, benar saja di sana mendapati Tari yang pingsan di lantai, tapi sayang mereka tidak menemukan sosok yang mencekik Tari di sana.

Dengan cepat Wiliam membopong tubuh Tari menuju UKS, sampai di UKS Wiliam membaringkan tubuh Tari di atas blankar samping Reksa.

"Dia kenapa?" Tanya salah satu dokter yang sedang menangani Reksa.

"Dia pingsan dok, karena dicekik sama seseorang pas tawuran tadi" jawab Wiliam.

🌻🌻🌻
Sudah satu jam Tari pingsan tapi dia juga belum sadarkan diri, diruangan itu hanya ada Reksa, Wiliam dan Tari, Reksa terus memperhatikan Wiliam dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Reksa sangat melihat kekhawatiran diwajah Wiliam, menurut Reksa kekhawatiran Wiliam sedikit kurang wajar, bagaimana tidak, dia hanya murid baru di sini, baru juga kenal sama Tari, dia suaminya aja, khawatirnya biasa aja.

"Kenapa bang lihatin gue kayak gitu?" Tanya Wiliam datar.

"Ngak pa-pa" jawab Reksa dingin, mereka saling tatap, aura semakin mencengkam, hingga akhirmya Gino, Gilang dan Iqbal datang.

"Sa ternyata yang cekik Tari tadi Erlan" ucap Gino ngerocos tanpa titik koma.

"Tahu dari mana lo?" Tanya Reksa menggerakan dagunya.

"Dari vidio yang Dino rekam" sahut Iqbal.

"Ya udah pulang sekolah kita kemarkas untuk menyelesaikan masalah ini, vidionya udah sama lo?" Gino mengangguk sebagai jawaban dan memberikan ponselnya pada Reksa.

Reksa menonton vidio itu dengan serius, dia merasa bersalah atas apa yang sudah dia lalukan pada Tari, jelas dia salah, kehidupan Tari hancur karena dia, bahkan mungkin dia tidak bisa termaafkan.

Tangan Reksa terkepal kuat, rahangnya mengerasa ternyata orang yang membunuh saudaranya adalah musuhnya sendiri.

Drt Drt Drt

Reksa merogoh ponselnya disaku celana yang bergetar.

"Halo pa"

"Halo Sa, sekolah diserang? Sama siapa? Musuh kamu? Papa lihat dividio lengan kamu luka, udah diobatin? Tari gimana baik-baik aja kan? Adik kamu juga ngak kenapa-napa kan?" Pertanyaan beruntun keluar dari mulut Dirlangga.

Reksa berdecak mendengar pertanyaan beruntun keluar dari mulut papanya itu, tumben sekali dia perhatian, biasanya juga tidak perduli.

"Reksa ngak pa-pa" ucap Reksa lalu menoleh kearah Tari, "Tari juga ngak papa" sambung Reksa.

"Tapi tunggu, tadi pa-pa nanya adik kamu ngak pa-pa, emang adik Reksa siapa?" Tanya Reksa dan itu membuat Dirlangga tepuk jidat.

Nampak disebraang sana Dirlangga sempat terdiam, lalu menghela nafas pasrah, "itu Liam"

"Emang dia ada di sini? Bukannya dia dia Amerika, terus juga Reksa mana tahu wajahnya, ketemu juga sekali itupun waktu Reksa masih SD"

"Ck" Dirlangga berdecak, "Wiliam Sa"

Seketika Reksa menoleh kearah Wiliam yang duduk dikursi samping blankar Tari, "jadi papa ajak Wiliam ke indonesia? Sejak kapan?" Tanya Reksa mengintrogasi papanya.

Perlahan Tari membuka matanya, dan itu membuat Reksa menutup telponnya secara sepihak, Tari memegang lehernya yang terasa sakit.

"Ada yang sakit?" Tanya Reksa.

Tari menggeleng, dia merubah posisinya menjadi duduk, Reksa mengambilkan air putih lalu memberikannya pada Tari.

Tari tidak sengaja melihat lengan Reksa yang diperban, karena saat ini Reksa tidak lagi mengenakan baju seragam sekolah, karena seragamnya tadi robek dan penuh dengan darah, dia hanya mengenakan baju kaos hitam.

"Itu lengan kak Reksa kenapa?" Tanya Tari yang melihat lengan kiri Reksa yang diperban.

"Ngak pa-pa" jawab Reksa cepat.

"Pulang sekolah lo ikut gue ke markas, lo juga" ucap Reksa menunjuk Wiliam.
.
.
.
.
Semua murid sudah dipulangkan setelah tawuran tadi  bubar, sekolah juga diliburkan selama tiga hari untuk melakukan renovasi, kini mereka berenam sudah berada diparkiran sekolah.

"Biasanya lo sekolah bawa kendaraan apa diantar sama papa?" Tanya Reksa pada Wiliam.

"Kalau perginya diantar papa, kalau pulang Liam jemput sopir, soalnya Liam belum tahu jalan" jawab Wiliam.

"Liam bisa bawa motor?" Tanya Reksa lembut aduh pria itu sangat sulit ditebak, jika sudah bersama orang yang dia sayang, dia bisa menjadi orang yang sangat manis.

"Bisa" jawab Wiliam.

"Ya udah, lo bawa motor abang Reksa, ikuti abang dari belakang, soalnya abang bawa mobil" ucap Reksa memberikan kunci motornya pada Wiliam, dan interaksi kedua pria itu sontak diperhatikan Tari dan juga Gino, Gilang dan Iqbal.

'Ada apa?' Batin mereka serentak.

🌻🌻🌻

Jangan lupa vote sama coment, itu aja udah cukup.

MATAHARI SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang