16. Drama Pagi Hari

54 10 1
                                    

Happy Reading...

Tampak seorang gadis berdiri didepan kaca rias, dengan tubuh yang sudah dibaluti seragam sekolah SMU Dirlangga yang sedikit ketat, dia menatap kedua sudut bibirnya yang lebam dari pantulan cermin.

Tok

Tok

Suara ketukan pintu sedikit menggema dibalik pintu kamat gadis itu.

"Iya" jawab Nadira berteriak agar sang pemanggil mendengar suaranya.

"Sudah ditunggu bapak sama ibu dibawah buat sarapan" jawab bi Ana asisten rumah tangga keluarga Aditama.

"Oke" jawab Nadira kembali berteriak, "gimana ini, pasti papa nanya, itu kenapa sudut bibir anak papa lebam? Siapa yang ngelakuin itu? Aduh gimana ni, masa iya gue bilang, ini ulahnya Nad sama Marisa" gumam Nadira pelan.

"Huft" Nadira menghela nafas kasar, bukan Nadira namanya jika tidak bisa menyelesaikan masalah, Nadira dengan segala keyakinannya, dia keluar kamar dan menuruni anak tangga, sudah terdapat dua orang paru baya dan satu remaja lelaki yang tersenyum menatapnya.

Nadira berjalan kearah meja makan, dia mendudukkan bokongnya dikursi samping remaja lelaki itu, yang statusnya sebagai kakak kandung Nadira, umurnya satu tahun di atas Nadira dan bersekolah di SMU Segara.

"Itu sudut bibir lo kenapa?" Tanya Remaja lelaki itu.

Nadira meringis tanpa suara ketika kakaknya sangat peka terhadapnya, kedua orang tua mereka menatap wajah Nadira dengan seksama.

"Iya Nad, itu kenapa?" Timpal Aditama papa dari Nadira dan Bintang.

"Ini?" Nadira menunjuk lebamnya, "itu jatuh" jawab Nadira bohong.

"Kamu jatuh dari mana sayang? Udah kerumah sakit?" Pertanyaan beruntun keluar dari bibir Anggun.

"Papa sama mama boleh lo bohongi, tapi tidak dengan gue" jawab Bintang sembari menguyah sarapannnya.

"Ck" Nadira memutar bola matanya malas, kakaknya itu selalu tidak bisa diajak kompromi. "Ini memar karena ditampar, karena berantem" jawab Nadira.

"Siapa yang berani tampar anak papa? Berani sekali dia nampar kamu, papa aja ngak pernah nampar kamu" amuk Aditama emosi.

"Mampus" cicit Bintang pelan tapi masih bisa didengar Nadira.

"Abang sih" Nadira mencubit lengan Bintang sampai sang empu meringis kesakitan.

"Siapa yang lakuin itu sama kamu? Nanti sekolah papa yang antar, biar papa kasih pelajaran sama orang itu"

"Sudah pa ngak usah" Nadira mencoba menenangkan amarah papanya.

"Pokoknya, papa bakal kasih dia pelajaran sama dia" putus Aditama, "kasih tahu papa siapa namanya?"

"Namanya Tari pa, dia itu murid pindahan dari sekolahnya abang Bintang" jawab Nadira.

Uhuk, uhuk

Bintang tersedak ketika mendengar nama Tari, dengan cepat dia minum air putih.

Bintang Erlan Aditama, seorang ketua geng motor Elang, anak pertama dari bapak Aditama dan ibu Anggun, kakak kandung dari Nadira, disekolah dan dirumah dia dikenal nama Bintang, jika dikalangan geng motor dia dikenal dengan nama Erlan.

🌻🌻🌻

Tari memparkiran mobilnya diparkiran tempat biasa, sudah terdapat Reksa dan anggota inti yang masih berada di atas motor masing-masing sembari menunggu bel masuk.

Nadira gadis itu juga baru saja tiba disekolah bersama dengan papanya Aditama, sesuai yang Aditama ucapkan tadi jika dia ingin memberi Tari pelajaran.

"Tari" panggil Nadira, Tari yang namanya merasa dipanggil dia memberhentikan jalannya yang tidak jauh dari Reksa.

MATAHARI SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang