26. Kemarahan Tari

77 14 0
                                    

Happy Reading...

Sebelum baca jangan lupa vote dan coment.

🌻🌻🌻
Tari dan Reksa keluar dalam mobil secara bersamaan, hari ini mereka kembali ke sekolah, setelah sekolah selesai direnovasi akibat banyaknya kerusakan tawuran beberapa waktu yang lalu.

Reksa, Tari dan Wiliam berjalan bersamaan disepanjang koridor, banyak siswi dan siswa menatap mereka heran, ada juga yang ngegosip dan ada yang berbisik membicarakan tentang Tari yang tidak-tidak, pasalnya Reksa sangat membenci Tari, rasanya mustahil jika tiba-tiba Reksa sangat akrab dengan gadis yang sangat dia benci itu.

"REKSA" langkah ketiganya terhenti ketika mendengar teriakan seorang gadis yang ada dibelakang mereka, gadis itu berlari mendekati mereka bertiga.

Tari memutar bola matanya malas, menatap gadis yang berdiri didepannya ini, menebar senyuman kepada suaminya itu.

"Gatel" gumam Tari pelan tapi masih bisa didengar Nadira.

Nadira menggertakan rahangnya, sedangkan Wiliam dan Reksa tersenyum tipis.

"Lo kenapa sih ngak pernah angkat telpon gue?  Balas chat juga ngak pernah" tanya Nadira yang bergelayut dilengan Reksa.

"Gue sibuk" jawab Reksa dingin.

Nadira mendongak menatap Reksa, dia menatap Reksa dengan raut wajah sedih, dia tidak pernah mendapatkan perlakuan dingin seperti tadi.

"Lo kok gitu sih, katanya lo cinta sama gue, tapi kok lo jahat sama gue" ucap Nadira yang sudah berkaca-kaca.

Tari memutar bola matanya jengah dan mencabikkan bibirnya, menatap queen drama dengan sinis.

"Yuk Wil, kita kekelas aja, pusing kepala gue, lihat sepasang kekasih yang lagi kasmaran" sindir Tari kesal sembari menarik lengan kiri Wiliam.

Ketika berbalik badan, lengan Tari dicekal Reksa, "tunggu dulu yang" tahan Reksa.

Tari rasaya ingin berteriak saking senangnya, tapi dengan sekuat tenaga dia menahan tawa dan senyum.

"Urusin dulu tuh calon pacar kamu" sinis Tari lalu pergi meninggalkan Reksa dan Nadira.

Reksa menarik lengan Nadira menuju rooftof, Nadira meringis kesakitan karena Reksa menariknya sedikit kasar.

Sampai dirooftof Reksa menghempaskan lengan Nadira secara kasar, "mulai hari ini lo jauhin gue, gue udah ngak cinta lagi sama lo, apalagi cinta dengan adik pembunuh saudara gue" ucap Reksa dingin.

Nadira menatap Reksa tidak percaya, adik pembunuh apa maksudnya? Nadira rasanya tidak bisa berpikir, yang dia inginkan saat ini mengingkan Reksa dan menyingkirkan Tari.

"Apa maksud lo bilang kalau gue adik pembunuh?" Tanya Nadira.

Reksa menatap Nadira dengan penuh kebencian, "karena lo adiknya Erlan, ops salah, adiknya Bintang, lo ngak tahu kan, kalau Bintang lah yang bunuh saudara gue" ucap Reksa dengan nada tingga sampai membuat gadis didepannya ketakutan.

"Mulai sekarang lo jauhin gue, karena gue udah punya istri, ingat ISTRI" ucap Reksa menekankam kata istri.

'Awas lo Tari, gue bakal hancurin hidup lo'
.
.
.
.
🌻🌻🌻
Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu, tapi guru yang mengajar dikelasnya Tari masih saja menjelaskan mata pelajaran, tanpa memperdulikan perut siswa yang sudah keroncongan ingin kekantin.

Semua murid sudah memberikan kode, dari kelaur masuk, menguap, bahkan menyindir kata istirahat, tapi guru itu sama sekali tidak peka, tidak peka atau memang pura-pura tidak tahu, entahlah hanya dia dan Tuhan yang tahu.

MATAHARI SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang