Happy Reading
Selamat malam minggu:)
.
.
.
.
"Tari ke sini mau minta maaf sama papa dan abang" ucap Tari yang sudah berkaca-kaca."Meminta maaf buat apa?" Sinis Lian, sebenarnya dia sangat senang akhirnya putrinya datang kembali menemuinya.
"Buat semuanya, aku rindu papa sama abang" jawab Tari yang sudah berlinang dengan air mata.
"Tapi saya tidak rindu sama kamu, kamu lupa kejadian beberapa bulan yang lalu, kamu bukan lagi anak saya" tekan Lian mengingatkan kejadian dimana Reksa datang membawa masalah dikeluarga mereka.
Tari terdiam rasanya dadanya sangat sesak, dia pikir ayahnya itu tidak mungkin membuangnya begitu saja, tapi dia salah, ayahnya itu tidak pernah main-main dengan ucapannya.
"Secepat itu?" Lirih Tari yang masih tidak menyangka.
"Saya tidak akan pernah menjilat sudah yang sudah saya keluarkan dari mulut saya" lanjut Lian tanpa perasaan.
"Maksud papa apa?" Tanya Tari yang masih terisak.
"Maksud saya, saya tidak akan pernah mau menarik kata-kata yang sudah saya ucapkan" Riza dari tadi memberi kode kepada Lian supaya tidak bicara kasar dengan Tari karena bagimana pun Tari adalah gadis yang sangat dia sayangi, rasanya dia ingin sekali memeluk adiknya itu dengan erat, dia sangat meridukan adiknya itu.
"Tapi, apa papa tidak ingin mendengarkan penjelasan aku sama kak Reksa?" Isak Tari.
"Mau jelasin apa lagi? Semuanya sudah jelas kamu berzina dengan lelaki berengsek ini" tunjuk Lian pada Reksa, Reksa yang dirinya ditunjuk hanya diam saja, dia sama sekali tidak marah apalagi menampakan wajah dinginnya.
"Tapi aku sama kak Reksa tidak pernah berzina pa" ucap Tari dan diangguki Reksa.
"Saya sudah tidak percaya lagi sama kamu, sejak hari itu kepercayaanku terhadapmu sudah hilang"
Tari bangkit dari tempat duduknya dengan air mata yang semakin mengalir deras, dia sujud dikaki Lian, dia sangat ingin mendapatkan maaf dari ayahnya dan juga kakaknya.
"Pa... apa tidak ada rasa sayang sedikit pun lagi sama Tari, sejak kecil Tari sudah sama papa dan abang, Tari sedih harus jauh-jauhan sama papa, Tari sudah terbiasa hidup bertiga sama papa dan abang, sejak mama pergi... Tari hanya punya papa dan abang" ucap Tari lirih dengan diiringi isakan tangis.
Lian meneteskan air matanya, dia merasakan bagaimana sedihnya putrinya saat ini, dia juga merasa sedih sama seperti Tari, dia tahu Tari sangat kurang kasih sayang ibu, dia yang sibuk kerja.
Sejak ibunya Tari Nastasya pergi meninggalkan mereka, Tari sejak umur 5 tahun sudah dibesarkan dengan Lian dan juga Riza dengan ekonomi yang sangat keterbatasan, Nastasya meninggalkan mereka karena Lian yang sedang tidak memiliki pekerjaan, Nastasya pergi dengan pria lain yang saat itu duda kaya.
Tari menatap wajah Lian, dia merindukan wajah itu, bibir yang selalu tersenyum menatapnya kini berubah menjadi biasa aja, mata yang selalu berbinar ketika menatapnya kini berubah menjadi tatapan kebencian, dia tidak pernah membayangkan jika wajah itu kini menatapnya dengan amat dingin.
"Papa sama abang bohong sama aku, kalian bilang ngak akan pernah ninggalin aku sampai kapan pun, tapi aku salah, kalian mengingkari janji kita, Tari mohon maafin Tari pa" ucap Tari yang kini sangat memohon.
'Papa sayang banget sama kamu Tar, tapi papa bingung, papa udah ngak punya harta lagi, hanya rumah ini yang tersisa, biar kamu bersama Reksa yang akan menjamin hidup kamu agar tidak susah lagi' batin Lian menangis.
"Jika kamu mau dimaafkan, saya kasih kamu dua pilihan, pilih saya dan ikut saya ke Eropa atau pilih suami berengsek kamu dan lupain saya" putus Lian yang sama sekali tidak memikirkan perasaan Tari dan Reksa.
.
.
.
.
🌻🌻🌻
Tari duduk termenung dengan tatapan kosong dengan menyederkan punggung dikepala kasur, sejak pulang dari rumah Lian, Tari hanya menangis dan diam.Reksa yang sibuk mencari alat penyadap dikamarnya menatap Tari dengan tatapan yang sangat bersalah, tapi dia masih membiarkan untuk istrinya memilih waktu sendiri, tanpa dia mengganggu, setelah menemukan alat penyadap itu, Reksa langsung membuangnya ketempat sampah yang berada diluar gerbang.
Hari ini juga Reksa kembali memperkerjakan dua pembantu, bodygard dan satpam yang sempat dia minta untuk istrirahat sejenak dirumahnya, Reksa tidak akan membiarkan Tari untuk bekerja seperti dulu.
Reksa berjalan ke dapur, dia membuatkan lemon tea panas untuk Tari, dia tahu perasaan Tari yang kini sangat hancur hatinya.
Cklek
Reksa membuka pintu kamar dengan membawa secangkir lemon tea dan meletakannya di atas nakas, lalu duduk didekat Tari.
"Tari" panggil Reksa.
Tari menoleh kearah Reksa lalu mengambil nafas panjang, "maaf kak" ucap Tari menghapus jejak air matanya.
"Harusnya yang minta maaf itu aku, bukan kamu, aku yang sudah menghacurkan kebahagianmu, aku yang udah buat kamu menderita, aku minta maaf" ucap Reksa menggengam kedua tangan Tari.
"Ngak kak, kak Reksa ngak salah, semuanya sudah takdir, kita hanya bisa menjalaninya bukannya saling menyalahkan"
"Apa kita turutin apa mau papa kamu?" Tanya Reksa menaikan satu alisnya.
"Ngak mungkin kak Reksa, aku cinta sama kakak"
"Tapi kamu sayang 'kan sama papa?"
Tari kembali lesuh, mana mungkin dia bisa memilih antara ayah dan suaminya, mereka dua orang yang sangat berharga untuknya saat ini.
"Ini pilihan yang sulit kak, aku sayang sama papa tapi juga cinta sama kakak"
"Ya sudah kita cari solusinya sama-sama, aku janji sama kamu buat bantu kamu dapat maaf papa, sebelum papa pindah ke Eropa."
"Janji" Tari menyodorkan jari kelingkingnya.
"Janji" balas Reksa menautkan jari kelingkingnya dengan Tari.
.
.
.
.
🌻🌻🌻
Kini Tari sudah tertidur dengan nyenyak dengan posisi memeluk Reksa, sedangkan Reksa pria itu belum tertidur, masalah Tari saat ini benar membuatnya kepikiran, mau bagaimana pun ini semua salahnya.Drt drt drt
Lamunan Reksa buyar ketika ponselnya berbunyi, dengan cepat dia mengangkar telpon dari Gino.
"Halo Gi" ucap Reksa pelan, dia takut jika istrinya itu terbangun.
"Lo kemana aja sih? Ngilang kayak ditelan alam, nelpon ngak pernah, apalagi datang kemarkas" ucap Gino.
"Sorry, soal anak-anak gue serahin dulu sama lo, soalnya gue lagi mau nyelesain masalah gue sama Tari dulu, mau bagaimana pun gue harus selesain ini dulu, berani berbuat berani tanggung jawab 'kan?" Jelas Reksa.
"Anak-anak aman sama gue, lo tenang aja, lo selesain dulu masalah lo sama Tari, gue ngerti perasaan lo saat ini, gue cuma mau mastiin kalau lo baik-baik aja" jawab Gino.
"Iya Gi, terus lo pantau terus Erlan, jangan sampai dia kabur, jika dia lengah nanti kita akan beraksi untuk masukin dia kepenjara"
"Oke Sa" balas Gino lalu menutup telponnya.
Reksa menatap wajah damai istrinya, dia mengelus rambut Tari dengan sangat lembut.
'Aku cinta sama kamu sayang, aku akan lakuin apa aja, buat kamu bisa sama keluarga kamu lagi'
.
.
.
🌻🌻🌻
Jangan lupa vote dan coment...
![](https://img.wattpad.com/cover/327390855-288-k77326.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MATAHARI SENJA
RomanceCerita ini tentang Matahari Veronica, gadis cantik berambut setengah bahu, dengan memiliki pipi tirus dan tubuh ramping. Dia gadis yang polos dan sangat ceria, selalu memberi senyuman walaupun dihatinya tersimpan berjuta luka. Hidupnya berubah sejak...