20| A New Day

1.3K 196 27
                                    

Begitu Ilham mengizinkan, aku langsung menghubungi Bu Atikah lewat sambungan video dan dia sangat senang dengan keputusanku tersebut. Setelah aku meyakinkannya bahwa sudah mendapat izin dari suami, Bu Atikah mempersilakanku datang kapan saja aku mau. Karena itu pondok non formal, jadi tak ada jadwal atau kurikulum khusus. Hanya merupakan tempat belajar agama Islam, dan bagi yang ingin tinggal untuk merasakan suasana persaudaraan sesama Muslim yang lebih kuat serta saling menyemangati dalam kebaikan pun dipersilakan. Bu Atikah dan suaminya sebagai pengelola sekaligus pemilik, menyediakan sebuah tempat khusus menginap.

Saat aku mengatakan ingin menginap di sana sampai sekitar tiga mingguan demi memperbanyak hafalan serta memperbaiki bacaan Alquran-ku, Bu Atikah terlihat sedikit kecewa karena kebetulan semua kamar di penginapan pondok sedang penuh. Namun, beberapa detik kemudian dia seperti teringat sesuatu, dan menawari apabila aku bersedia, maka bisa tinggal sekamar dengan anak pertamanya yang bernama Yuki.

Selama seminggu aku mempersiapkan diri dan beberapa barang sebelum akhirnya hari ini berangkat ke rumah Bu Atikah. Perjalanan dari mansion ke sana membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit dengan menggunakan taksi. Saat sudah masuk dan duduk di dalam taksi, Ilham meraih tanganku dan menggenggamnya. Ekspresi suamiku itu terlihat sedikit sedih, dan hal tersebut membuatku sempat merasa ragu akan meninggalkannya untuk sementara waktu ini.

Namun, begitu Ilham berkata bahwa dia akan baik-baik saja di rumah, kecuali merasa kesepian tanpa kehadiranku, hatiku kembali merasa tenang. Tentu saja karena meski dia memang benar merasa kesepian tak ada diriku di mansion selama beberapa waktu ke depan, Ilham terlihat sangat tulus mengizinkanku melakukan apa yang kuinginkan.

Dulu, aku pernah berpikir bahwa komitmen yang bernama pernikahan itu hanya berisi hal-hal memuakkan. Salah satunya adalah pengekangan kebebasan sang istri. Aku yang sejak kecil selalu disuguhi drama busuk pernikahan Papi dan Mami, kemudian tumbuh menjadi sosok Sila yang tak percaya akan komitmen dan sulit jatuh cinta.

Sungguh, aku tak tahu harus bersyukur dengan cara bagaimana lagi, bahwa Allah telah menuntunku untuk berjodoh dengan lelaki luar biasa seperti Ilham ini. Itulah mengapa, meski  memang membenci Papi karena telah melakukan banyak hal menyakitkan padaku serta membunuh Hito, tetapi aku berterima kasih juga padanya. Karena Papi yang telah menjadi perantara bagaimana aku akhirnya bisa menikah dengan Ilham.

"Jangan lupa kasih kabar selama kamu di sana, ya, Sil." Ilham menatapku dengan raut wajah sedikit cemas.

Aku tersenyum geli dan mengangguk patuh. "Tentu saja. Kalau enggak kasih kabar ke kamu, emang mau kabar ke siapa lagi?" gurauku.

Ilham ikut tersenyum geli. Kemudian dia mengulurkan tangannya yang bebas untuk membenarkan pasmina instanku. "Jangan dilepas-lepas lagi, ya. Ke depannya semoga kamu istiqomah sampai meninggal."

"Aamiin," jawabku. "Makasih support-nya, dan jangan lupa doain aku terus ya, Ham. Nasihatin aku kalau tiba-tiba aja aku meleng."

Ilham tertawa. "Pasti, lah. Bakal kuomeli juga kalau kamu coba-coba membandel lagi," timpalnya. Kami berdua kemudian tertawa geli bersama, membuat sopir taksi sampai melihat ke arah kami dan memamerkan senyumnya.

Tak terasa taksi sudah masuk ke jalanan kompleks penduduk wilayah paling ujung Naka. Dan sebentar kemudian, kendaraan ini sudah berhenti di depan rumah yang berdampingan dengan pondok milik Bu Atikah. Ternyata bangunannya sederhana, seperti rumah-rumah orang Jepang kebanyakan. Sementara untuk bangunan pondoknya dibuat dengan style lebih tradisional yang disebut rumah minka, yaitu hampir sebagian besar terbuat dari kayu dan bambu. Lengkap dengan pintu geser yang biasa disebut dengan shoji.

Setelah turun, Ilham membantu menarik koper dan berjalan di sampingku. Bu Atikah dan suaminya keluar dari dalam rumah begitu aku mengabarinya lewat pesan di LINE. Wajah perempuan itu terlihat sangat bahagia, dan suaminya pun juga menampakkan ekspresi cerah. Seperti orang tua yang kedatangan anaknya dari luar kota untuk pulang kampung.

The Last Autumn [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang