23| Kokoro

1.4K 212 30
                                    

Kutatap jalanan dari balik jendela kafe Kokoro, tempatku saat ini berada. Sebuah kafe yang dikelola oleh salah seorang teman sekelas Ilham, bernama Yusuke Matsuzaka. Kata Ilham, pemilik kafe ini adalah seorang Muslim keturunan Jepang-Turki, dan telah tinggal di Jepang sejak dia berusia 5 tahun. Namanya Mert Yamazaki. Lucu, nama depannya khas Turki, tetapi marganya milik orang Jepang.

Ini pertama kalinya aku mengunjungi Kokoro. Tentu saja tidak sendiri, tetapi bersama Ilham yang saat ini sedang berbincang serius dengan Yusuke-san terkait tugas berkelompok dua orang yang tengah mereka kerjakan. Saat tadi pagi Ilham mengatakan akan menemui teman sekelasnya yang kebetulan satu kelompok--berisi dua orang itu--pikiranku sudah menuju ke Sekar, dan tentu saja ada rasa cemburu yang tiba-tiba merasuk dalam hatiku. Namun, perasaan konyol itu lekas menghilang begitu Ilham mengatakan bahwa teman yang dia maksud adalah seorang lelaki bernama Yusuke Matsuzaka, dan pertemuan mereka akan dilakukan di Kokoro.

Entah Ilham menyadari bahwa aku sempat memperlihatkan ekspresi cemburu atau tidak, tetapi dia tak mengomentari apa pun dan bersikap seolah tak tahu--atau memang benar-benar tidak tahu. Tentu saja sikapnya itu membuatku merasa tenang dan nyaman.

Aku bersyukur memiliki suami yang bisa membaca situasi istrinya seperti si Ilham ini. Makin lama dia makin dewasa. Dan sepertinya sih makin lama aku juga makin jatuh hati padanya. Perasaan sayangku padanya kian membesar. Apalagi perlakuannya padaku akhir-akhir ini makin manis dan hangat, seiring bertambah buncitnya perutku kala memasuki usia kandungan 30 minggu ini.

Kokoro sendiri--karena pemiliknya adalah seorang Muslim--menyediakan minuman dan snack non alkohol. Memang tidak membawa branding kafe halal. Namun, minuman dan snack yang merupakan menu di Kokoro semuanya bisa dipastikan terbuat dari bahan-bahan yang halal. Yah, rasanya agak kecewa juga karena sudah setahun lebih tinggal di Sakae, tetapi baru tahu ada kafe nyaman di ujung sebelah selatan Naka ini.

Apalagi saat ini sudah berada di bulan terakhir musim semi. Sebentar lagi akan memasuki musim panas, yang biasanya sangat dinanti-nantikan para penduduk Jepang, karena akan ada libur musim panas yang merupakan waktu terbaik untuk berlibur dan bersantai bersama keluarga atau sahabat. Tepatnya di bulan Juli sampai Agustus.

Kuelus lembut perutku yang sekarang sudah membesar. Hasil USG tiga minggu lalu menunjukkan bahwa janin yang kukandung ini berjenis kelamin perempuan. Ilham sangat senang, aku menemukan senyum cerahnya sepanjang hari setelah mendengar kabar tersebut. Bahkan, di suatu malam dia pernah bertanya pendapatku tentang nama Nayla atau Nabilah. Mana yang paling bagus menurutku, begitu tanyanya. Namun, sayangnya aku kurang suka keduanya, dan iseng mengusulkan nama Afra, karena teringat kisah luar biasa dari Afra binti Ubaid, salah satu sahabat Rasulullah yang tujuh anaknya meninggal sebagai syuhada.

Setelah mendengar usulanku, Ilham terdiam selama beberapa saat. Aku bisa menemukan wajahnya yang berekspresi setengah kecewa, tetapi berusaha terlihat legowo. Dan lucunya, setelah bergeming, dia melemparkan komentar dengan nada sedikit menggerutu. "Ya udah enggak apa-apa. Kan kamu ibunya. Jadi lebih berhak kasih nama."

Melihat reaksinya yang menggemaskan itu, entah kenapa membuatku makin ingin terus menjahilinya. "Oh, iya dong. Yang mengandung dan bakal lahirin serta nyusuin dia. Makanya biar aku aja yang kasih nama," sahutku dengan cepat.

Meski di depannya aku memperlihatkan akting egois ingin memonopoli nama anak kami, tetapi sesungguhnya aku menginginkan biar Ilham saja yang memilih nantinya. Aku percaya bahwa dia pasti akan memilihkan nama terbaik, yang juga sekaligus bisa menjadi doa kami sebagai orang tua untuk calon malaikat kecil kami.

Aku bersyukur hanya ada hal-hal baik dan ketenangan dalam hidupku akhir-akhir ini, membuatku menjalani kehamilan dengan nyaman. Namun, memang kondisi kesehatanku bisa dikatakan kurang stabil. Selain beberapa kali mengalami sesak napas dan pusing, hasil pemeriksaan kesehatan menunjukkan bahwa kadar protein dalam urine-ku agak tinggi, tekanan darahku juga di atas normal. Dan yang membuatku sedikit khawatir adalah kadar Hemoglobin-ku yang hanya berkisar di angka 10.

The Last Autumn [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang