Happy Reading...
Achlys POV**
Saat ini aku sudah berada di ruang makan bersama Duke. Hanya.berdua.
Bisa kalian bayangkan bagaimaa suasananya? Tentu saja kaku, canggung dan hening menyelimuti.
Akh aku hampir saja berteriak gila sangking muaknya.
Inilah jadinya kalau keluarga yang bagaikan orang asing saling duduk bersama! Mau menelan makanan saja susah!
"Apakah kau sudah selesai mempelajari berkas yang kuberikan?" suara Duke yang memecah keheningan
Hm bukankah berbicara saat makan itu dilarang dalam etika bangsawan? Tapi dia dulu yang mulai jadi bodoamat.
"Saya sudah hampir menyelesaikan nya Duke." jawabku seraya menatap wajahnya
"Bagus, lalu apa yang akan aku lakukan pada pemerintahan pasar?" tanya Duke lagi.
Sialan! Aku baru saja akan menyuapkan makanan ku lagi kemulut!
Tersenyum paksa aku menjawab,"Ah saya masih harus menyurvei nya terlebih dahulu, bagaimanapun saya harus mempelajari lebih lanjut pemasaran kita."
Apa itu? Mengapa sekilas aku melihat bahu Duke sedikit bergetar dengan kepala tertunduk?!
"Khm kerja bagus, aku menantikan hasil memuaskan darimu." kata Duke yang terdengar seperti menetralkan suaranya.
Aku hanya diam tidak bersuara dan hanya mengangguk singkat sebagai jawaban.
"Lanjutkan makan nya!" kata Duke yang menginstrupsi.
---
Akhirnya aku terbebas dari acara sarapan itu. Rasanya tidak nyaman sarapan berdua saja bersama pria tua itu apalagi aku jelas sadar bahwa dia seringkali menatapku dengan intens membuat ku tidak nyaman.
Sekarang aku sedang berada di taman kecil yang berada didekat halaman depan kediaman.
"Nona, apakah anda sudah siap untuk menuju pusat komando lagi?" kata Dante asisten pribadi Duke yang akan mendampingiku kepasar lagi
"Hm kurasa sudah. Tapi kali ini aku akan berangkat dengan kereta kuda, aku mungkin akan membeli beberapa keperluan disana." jawab ku.
"Baik nona, kalau begitu saya akan menyiapkan kereta anda terlebih dahulu." kata Dante yang langsung pamit dari hadapan ku.
---
"Ukh aku menyesal pergi dengan kereta kuda!" pekik ku tertahan
Bagaimana tidak?! Menaiki kereta kuda ternyata tidak seindah yang aku bayangkan. Badanku bisa pegal-pegal nanti karna guncangan yang sesekali terjadi dikereta kuda. Maklum saja jalan disini bukan aspal seperti tempatku dulu.
"Nona kita sudah sampai!" seruan Dante yang terdengar dari luar.
Aku langsung bergegas membuka pintu kereta. Disana Dante sudah berdiri mengulurkan tangan nya kepadaku sebagai bentuk kesopanan di era kerajaan ini. Aku balas mengulurkan tangan kepadanya lalu turun dengan anggun.
Aku nasih menggunakan baju yang tadi kupakai hanya tambahan jubah panjang berwarna abu-abu saja yang membuat tampilanku semakin elegan.
"Mari nona kita masuk kedalam." ajak Dante sopan
Kereta memang berhenti langsung dihadapan kantor pusat komando yang sedikit jauh dari kerumunan pasar, itulah sebabnya tidak ada bisik bisik ataupun pandangan semua irang yang langsung menyorot kearahku.
Kami langsung masuk kedalam bangunan yang seperti rumah minimalis didunia modern namun dengan dizain kuno.
Setelah berjalan sebentar akhirnya aku sampai diruangan yang kemarin juga dikunjungi oleh ku dan Duke. Ruangan ini memang sebenarnya punya 'ayah' ku itu. Namun dia jarang menempatinyadan lebih suka membawa pekerjaannya kerumah.
"Sir Dante, bisakah anda mengambilakan berkas milikku dikereta kuda? Aku meninggalkan nya tadi." kataku sambil menatap kearahnya. Itu adalah berkas yang sedang kupelajari kemarin sampai tidur larut malam.
"Tentu nona." lelaki berumur 20 tahunan itu langsung bergegas melaksanankan perintahku.
Aku duduk ditempat kerjaku atau juga tempat kerja Duke sambil menunggu Dante kembali.
"Ini nona." Dante menyrrahkan berkas yang tadi kuminta kearahku.
Aku menerimanya dan langsung melanjutkan membaca berkasnya. Itu adalah berkas tentang pajak yang diperoleh darib penghasilan pasar.
Aku telah mempelajarinya tadi malam dan sepertinya memang data disini bersih tanpa ada kecurangan didalam nya.
"Laporan berkas ini sudah kuteliti dan memang tidak ada kesalahan didalamnya, kau bisa memeriksanya sendiri." kataku berbicara pada asisten Duke itu.
"Baik nona." jawab nya.
Jangan kira dia akan langsung menyangkal perkataanku dan bilang bahwa dia percaya kepadaku ok?! Karna bagaimanapun aku baru mempelajari sistem ekonomi Duke beberapa hari lalu dan langsung diberi tanggung jawab mengelola pasar. Jadi tentu saja dia akan meneliti hasil kerjaku kalau kalau aku keliru walaupun aku yakin itu tidak akan terjadi. Sebab masalah perhitungan pajak seperti itu bahkan sudah kupelajari saat sekolah.
"Aku akan pergi membeli beberapa keperluan." kataku menatap Dante yang masih serius meneliti hasil kerjaku.
"Saya akan memerintahkan beberapa pengawal untuk mengawal nona." balasnya seraya menatapku.
"Tidak perlu, aku masih berada dipasar jadi itu tidak dibutuhkan." tolak ku.
"Tapi nona---"
"Aku akan kembali segera." kataku sambil bergegas pergi melarikan diri dari sebelum Dante sempat menyelesaikan perkataan nya.
"Nona!" teriak Dante dari dalam ruangan.
---
"Heh, sekarang mari kita selesaikan dulu masalah ku. Aku perlu memastikan sesuatu." aku bergumam lirih setelah mencapai kerumunan pasar.
"Semoga saja itu sesuai ekspektasiku."
Achlys POV end**
TBC
Ngga bosan-bosan aku ingetin guys, jan lupa vote and komen ok! Tekan bintang vote itu ngga nyampe dua detik loh dan gratis pula. Jadi jangan malas buat vote biar aku tambah semangat buat lanjutin ceritanya!
Ok see you next part guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Decider {Second Life}
FantasyAchlys Quena Ponoi. Seorang gadis berusia 20 tahun yang harus terjebak pada tubuh gadis yang mempunyai nama yang sama dengan nya dengan umur dan kehidupan yang jauh berbeda darinya. Bagaimana cara Achlys menghadapi kenyataan yang menimpanya. Mampuka...