Achlys tidak bisa berhenti tersenyum dalam perjalanan pulangnya. Dia terus bersenandung ringan dalam setiap langkahnya. Tidak peduli jika jalanan yang dilewatinya saat ini adalah jalanan sepi dan hanya diterangi oleh beberapa lampu sorot jalan yang sudah mulai meremang akan padam.
Itu benar, Achlys menghabiskan begitu banyak waktu hingga malam untuk pertemuan perdananya dengan 'ibunya' itu.
"Semua ini jadi semakin menyenangkan untukku." dia bergumam rendah
Saat pandangan matanya mulai mrnangkap bangunan kastil Duke yang megah dari kejauhan, matanya berkilat lebih tajam dan licik.
Dia tiba-tiba menghilang dan muncul kembali diatas atap kastil. Memandang sekitar kastil yang mendadak sunyi untuk beberapa alasan tertentu.
Dia lalu turun perlahan dengan sihirnya dan mulai berjalan pada teras utama kastil.
Kya hua tera vadaa...
Woh kasam woh iradha...Achlys tiba-tiba saja teringat dengan salah satu lagu kesukaannya. Lagu itu memiliki arti yang mendalam dan juga membuatnya merinding. Dia menyanyikannya dengan suaranya yang lembut dan mendayu dikesunyian malam.
Sedikit membuat suasana menjadi horor.
Tidak butuh waktu lama hingga terdengar derap langkah kaki yang semakin jelas mendekat. Awalnya sosoknya tidak jelas karena kurangnya pencahayaan tetapi itu menjadi jelas saat sosoknya berhasil mencapai hadapannya.
"Kau menungguku." sebuah pernyataan keluar dari bibir Achlys mendapati sosok didepannya itu.
"Aku selalu menunggumu hingga saat ini." nada suara yang pahit terdengar dari bibirnya.
Achlys tidak bisa menghentikan bibirnya untuk tersenyum miring tetapi untuk beberapa alasan senyum itu terlihat miris.
"Aku menantikanmu ratu-ku." angin berhembus kencang bersamaan dengan menghilangnya sosok itu dari hadapan Achlys.
Setelahnya terjadi beberapa kehebohan para pengawal dan juga pelayan ketika melihat nona mereka sudah kembali kerumah.
"Aku akan melapor pada tuan Duke." salah satu pengawal bergegas melaporkan kembalinya nona mereka pada tuannya.
"Anak nakal, darimana saja kamu hah?!" Duke langsung menarik hidung mungil Achlys saat tiba dihadapannya. Semua orang yang berada disekeliling mereka tampak sedikit terkejut dengan tindakan tuannya.
"Aku pergi menemui seseorang." tangan Achlys bergerak menyingkirkan jemari Duke yang masih mencubit hidungnya.
Duke membuat isyarat kepada para pelayan dan pengawal agar kembali ketempat mereka masing-masing dan mulai menggiring Achlys berjalan bersamanya
"Kau menemui seseorang sampai selarut ini? Kau bahkan mengelabui ksatria yang menjagamu. Apa hal yang begitu rahasia?" Duke tidak berhenti mengerutkan kening
"Waktu akan menjawab segalanya-"
Jeda sejenak sebelum Achlys melanjutkan perkataannya dan mengalihkan perhatian dari topik awal.
"-dimana Aidan?"
Mendengus jengkel, Duke tau betul bahwa itu sebuah pengalihan.
"Tentu saja dia pergi mencarimu."
"Astaga! Sebaiknya aku menghubunginya agar dia segera kembali." berbeda dengan nada suaranya yang tampak panik, raut wajahnya masih menunjukkan sebuah ketenagan yang abadi.
***
"Tuan muda, haruskah kita menyusuri setiap titik ibu kota hingga kewilayah terasing?" komandan pasukan yang dibawa Aidan tidak bisa menahan dirinya setelah mereka terus menelusuri tiap titik ibu kota untuk menemukan nona mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Decider {Second Life}
FantasyAchlys Quena Ponoi. Seorang gadis berusia 20 tahun yang harus terjebak pada tubuh gadis yang mempunyai nama yang sama dengan nya dengan umur dan kehidupan yang jauh berbeda darinya. Bagaimana cara Achlys menghadapi kenyataan yang menimpanya. Mampuka...