Happy Reading...
"Apakah kau benar-benar akan melakukan nya?" suara seorang pria bergema dikegeningan sebuah ruangan.
"Ya, hamba akan melakukannya Yang Mulia!" jawab lawan bicaranya tegas
"Oh ayolah Adler, kita tidak sedang berada disuasana formal, hilangkan sikap kaku mu itu!" pekik orang tadi yang tampak kesal dengan lawan bicaranya. Duke Adler Von Rodriguez, ayah Achlys.
Sedangkan pria yang memekik kesal adalah Raja Vanesia. Chedrik Machlavelly Of Vanesia. Dia adalah raja Vanesia ke IX, dia memang berteman baik dengan Duke Rodriguez.
"Berhentilah merengek seperti anak kecil, menjijikan." lihat Duke bahkan berani menghina seorang Raja secara terang-terangan, ekspresi wajahnya yang mengernyit jijik semakin menerangkan nya.
"Woha, kau berani menghina keluarga kerajaan apalagi aku yang seorang Raja disini. Apakah kau sudah bosan hidup?!" balas Raja heboh yang tentunya juga bermain-main dengan ucapan nya.
"Jika aku mati maka tidak akan ada orang yang mau mengurusi hampir setengah pekerjaanmu!" balas Duke sarkas.
"Oho tenang kawan, aku hanya bermain-main tadi." balas Raja gelagapan. Bisa gawat kalau dirinya harus mengurusi semua tumpukan kertas-kertas tidak berguna itu. Yang ada semua kertas itu berakhir gosong karna kekesalan nya.
"Ah dari pada itu, bagaimana kabar anak-anak mu itu, tentu saja anak perempuanmu yang utama." Raja mengalihkan pembicaraan.
"Aidan sedang mengatasi tikus kecil dan juga konflik di wilayah Yugoslavia, sementara Achlys dia kuberi tugas untuk mengatasi pasar komando diwilayahku." jelas Duke sambil menatap Raja yang duduk dihadapan nya yang terhalang oleh meja kerja Raja.
"Kau mengirim Aidan kedaerah konflik dan membuat Achlys nengambil alih pasar komando?!" pekik Raja terkejut dan tak habis pikir dengan kawan nya itu.
"Aku sudah mengirimkan rombongan ksatria terpercaya milikku untuk pergi bersama Aidan. Dan Achlys juga hanya akan mengambil alih untuk sementara, lagi pula aku yakin kalau anak itu cukup mampu, jangan meremehkan nya Chedrik!" balas Duke yakin
"Hah aku jadi penasaran dengan kedua anakmu itu. Aku mungkin pernah bertemu aiybeberapa kali itupun saat dia masih kecil, sedangkan untuk anak perempuanmu, aku bahakan belum pernah melihat seperti apa dia." monolog Chedrik.
"Aidan, dia sudah semakin dewasa dan cerdas. Rambut dan warna matanya memang menyerupaiku, rambut yang hitam legam dan mata berwarna merah, hanya saja garis wajahnya semakin mirip dengan Bettaric ibunya. Untuk Achlys rambutnya sangat cantik seperti milik ibunya berwarna abu-abu keperakan, warna matanya yang merah namun sangat pekat sampsi menyerupai warna hitam. Struktur wajahnya bahkan sama persis seperti milikku, terkadang aku akan merasa geli ketika melihat wajah yang menyerupai diriku berjalan santai memakai rok yang nyentrik dan glamor, itu sedikit menggelikan." Duke berbicara panjang lebar dengan pandangan menerawang tentang anak-anak nya dan sedikit mengernyitkan dahi saat diakhir kalimat.
"Pfftt hahahaha!"
Raja Chedrik tidak bisa menahan tawanya saat mendengar kelimat terakhir Duke Adler mengenai Achlys. Patas saja selama ini sahabatnya itu tampak sedikit sangsi jika bicara tentang Achlys.
"Ck sudahlah aku masih ada pekerjaan yang harus kuurus." Duke berdecak kesal.
"Saya pamit undur diri yang mulia!" katanya kemudian yang melakukan salam penghormatan.
Sementara Raja Chedrik masih sedikit tertawa kala kepalanya justru membayangkan sahabatnya Duke yang kaku itu berkeliaran memakai rok pendek.
"Pfftt, HEI ADLER JANGAN LUPA PERTEMUKAN AKU DENGAN WAJAH PEREMPUAN MU ITU!" Raja berseru keras kala Duke Adler sudah sampai diluar pintunya. Tentu saja yang dimaksud wajah perempuan Duke adalah Achlys, Raja hanya menggunakan kalimat itu untuk mengejek Duke saja.
Para pengawal yang ada diluar ruang kerja raja bahkan terkejut dengan teriakan menggelegar Raja nya, sementara Duke hanya bisa mengeram kesal sekaligus jengkel.
***
Kita kembali ke Achlys.
Achlys tampak sedang berada disebuah tempat yang,,, seperti sebuah bar?
Dia tampak duduk di meja pantry dan memesan minuman kepada battender.
"Beri aku wine!" itu adalah suara Achlys yang sedikit dia samarkan akgar berbeda dengan suara aslinya. Wajahnya juga sudah tertutup dengan tudung jubah yang dia kenakan.
"Tentu nona." jawab sang battender dan langsung memberikan Achlys segelas wine.
Achlys meminum wine yang diberikan kepadanya.
(Padahal umurnya masih 16 tahun tapi udah minum gituan. Mau heran tapi ini karya fantasi. Author heran)
Achlys terlihat menunduk dengan menggumamkan beberapa kata.
"Serigala hitam."
Battender itu langsung meliriknya dengan ekspresi dingin.
"Ikut aku."
Kedua orang itu langsung pergi meninggalkan kerumunan lautan manusia yang sedang melakukan aktivitas berbeda beda. Beberapa orang minum, main kartu, atau bahkan melakukan hal tidak senonoh disana tanpa malu sedikitpun.
TBC
Olla readers jangan lupa Vote and komen nya ok?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Decider {Second Life}
FantasyAchlys Quena Ponoi. Seorang gadis berusia 20 tahun yang harus terjebak pada tubuh gadis yang mempunyai nama yang sama dengan nya dengan umur dan kehidupan yang jauh berbeda darinya. Bagaimana cara Achlys menghadapi kenyataan yang menimpanya. Mampuka...