★Ch18

1.2K 108 3
                                    

"Salam Yang Mulia, perkenalkan saya Achlys Quena Ponoi Rodriguez!" kataku memperkenalkan diri dengan terpaksa.

Raja langsung menyunggingkan senyum yang kelewat lebar kearahku.

'Aku mempunyai firasat buruk'

***

Melihat senyum Raja Chedrik yang bermakna itu membuat pikiran Achlys terbang kemana-mana.

"Kau sangat cantik, persis seperti yang ayah mu bicarakan!" kata Raja Chedrik dengan antusias

"Terimakasih atas pujiannya Yang Mulia." jawab Achlys seadanya

"Tapi, apa kau tau apa yang kupikirkan saat melihatmu?" tanya Raja dengan ekspresi main-main

Sementara Duke Rodriguez sudah membetikan tatapan peringatan yang tidak dihiraukan oleh Raja, Aidan dan angota istana yang lainnya juga tampak terdiam.

"Memangnya apa yang anda pikirkan Yang Mulia?" tanya Achlys basa-basi

Raja semakin melebarkan senyumnya hingga terlihat horor bagi orang yang memandangnya,

"....kau taukan kalau wajahmu sangat mirip dengan ayah mu itu?...... Aku hanya terbayang.....bagaimana kalau....ayahmu yang mirip denganmu itu berkeliaran di Istana menggunakan gaun dengan penjepit rambut?....apakah dia akan terlihat sama manisnya seperti dirimu?" Raja tertawa cekikikan sendiri

"...."

Hening melanda.

Pftt
Pftt

Suara tawa tertahan itu terdengar dari Aidan dan anggota kerajaan lainnya. Siapa lagi kalau bukan Ratu beserta pangeran dan putrinya. Dan Achlys? Dia memandang Raja dengan tatapan berbinar-binar, menghiraukan aura seram yang keluar dari Duke.

"Yang Mulia, bagaimana anda bisa mempunyai pikiran jenius seperti itu? Saya sangat terkesan! Akan lebih bagus lagi kalau kita bisa membuat khayalan itu menjadi nyata! Pasti sangat menarik bukan?!" oh sudahlah ternyata MC kita sama gesreknya

"Benarkan?! Kita memang sepemikiran!" balas Raja mengangguk setuju dengan Achlys, pun matanya semakin berbinar.

"Sudah cukup Yang Mulia! Ayo kita pergi!" aura suram dari Duke semakin menguar kental, dan langsung menarik Aidan dan Achlys turun dari tempat singgahsana.

***

Ting,ting,ting

Suara gelas yang di pukul mengalihkan atensi semua orang yang ada di ballroom Istana

"Baiklah semua nya. Pihak kuil sudah datang untuk melepas segel sihir dari para nona dan Tuan Muda sekalian!" itu suara Raja Chedrik yang memberikan pengumuman

Lalu muncul sebuah lingkaran portal sihir didekat singgahsana Raja. Dari sana muncullah seorang pria paruh baya yang berpakaian serba putih dengan jubah yang berkibar, surai putih panjangnya dan netra biru lautnya sangat indah sekaligus memberi kesan suci tak tersentuh dunia.

"SALAM HORMAT PENDETA AGUNG DEFNE!" semua orang langsung membungkuk takzim bahkan tak terkecuali Raja Chedrik yang menundukkan kepalanya memberi salam hormat pada sangan Pendeta Agung.

The Decider {Second Life}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang